Kalau kecantikan wanita dapat bersatu dengan budinya
Ini adalah satu keuntungan bagai keluarganya [ Dr. Han Hwie-Song]
Manusia Hidup Bersifat Sinusoida, Ada Kesenangan Ada Kesedihan (Penutup)
Budaya-Tionghoa.Net |Kami selama ini hidup dengan ritme yang memakan banyak energi dan bagaimana kehidupan kami selanjutnya tidak bisa diprediksi sebelumnya. Di Indonesia pada hari-hari sesudah Gestok, tahun 1965, di RRT dan di Hongkong, kami hidup dengan melewati satu hari ke hari. Selanjutnya kami sudah merasa untung bahwa setiap hari dapat kami lalui dengan lumayan. Setiap malam aku memohon kepada Ibu Dewi Kuan-Yin dan pada ibuku dan melalui ibuku meminta kepada Tuhan agar dapat membantu kami, agar kelak kami bisa meraih sukses dalam penghidupan ini. Tetapi pada momen sekarang ini hanya perjuangan hidup yang ada dalam pikiranku.
|
Aku tahu dari pengalamanku di RRT dan Hongkong karena aku dahulu bekerja untuk masyarakat Tionghoa, maka aku selalu mendapatkan bantuan dari masyarakat Tionghoa di luar negeri. Aku ingat perkataan Kong Fu Zi.bahwa: “orang bijaksana selalu mendapatkan teman dan tidak diisolir oleh masyarakat.” Meskipun aku tidak tergolong dalam golongan yang dimaksud oleh Confucius tadi, tetapi aku berasa trimakasih pada teman-temanku yang secara tidak langsung ikut menentukan hari depan aku dan keluargaku. Untuk mereka aku menulis sebuah puisi yang dapat dibaca sebagai berikut:
To all my friends
As a friend in need
You have touched my heart
Some … because of distance and situation
I don’t know where you are
Some … although I don’t see you regularly
You all have a special place in my heart
Let me tell you with these lines, that
I will take off my hat for you all
Hoping that the path of life still years to pass
I will still gathering my strength and courage, and
One day we will meet again !
Han Hwie‑Song M.D.,Ph.D
Breda, 6‑2‑2004
Sesudah aku diterima untuk bekerja di Nederland, hal tsb. merubah pandangan hidup kami, pikiran minder menjadi kurang, penghidupan jiwa bertambah baik, tetapi stress tetap masih ada dalam pikiranku, karena Holland tetap masih asing bagi kami. Yang selalu aku takutkan dan senantiasa aku pikirkan sebagai imigran di negara asing ialah mendoakan agar kesehatanku tetap prima sehingga aku bisa bekerja untuk menanggung penghidupan keluarga. Istriku lulusan sekolah menengah Tionghoa dan tidak bisa bicara bahasa Belanda satu katapun, kalau sampai terjadi apa-apa pada diriku sebelum anak-anakku mandiri, akan menyulitkan penghidupan keluarga atas “kesalahan” kehidupan sosial yang aku kerjakan dahulu. Bagi orang yang sudah mempunyai keluarga dan mau beremigrasi ke negara yang asing, faktor inilah yang harus dipikirkan matang-matang!
Dalam keadaan yang mulai normal kami berdua sekarang sering membicarakan pendidikan dan hari depan anak-anak kami. Pendidikan anak umumnya ada tiga faktor yang penting, yaitu pendidikan dirumah, pendidikan disekolah dan “pendidikan” masyarakat di lingkungan. Aku sadar bahwa didalam keluarga aku dianggap sebagai suami, sebagai bapak dan sebagai orang yang bertanggung jawab terutama dalam bidang mencari uang untuk kehidupan keluarga. Aku mengerti dari pengalaman bahwa pendidikan di rumah terutama dari ibu. Ibu mendidik anak dengan kecintaan yang halus, karenanya anak selalu akan bicara bahasa ibu. Kalau anak tidak mencintai ibu itu adalah kesalahan si ibu dalam mendidik anaknya, salah untuk memberi contoh dan teladan pada anaknya. Aku dan istriku bertanggung jawab untuk perkembangan anak-anak kami. Ini membutuhkan saling kepercayaan dan keharmonian hidup dalam keluarga, tanpa faktor-faktor yang kusebutkan tadi akan merugikan kualitas penghidupan dan tidak dapat keberhasilan dalam masyarakat. Untunglah semua ini dapat kami penuhi dengan baik, meskipun di RRT dan Hongkong dengan keadaan finansial yang terbatas. Tentang ini telah kubicarakan dengan keluargaku semua agar mereka mengerti tujuan hidup, meskipun anak-anakku masih kecil. Dari pengalaman penghidupan yang jatuh bangun, kami punya sifat banyak berubah dari orang yang emosional menjadi orang yang pragmatis – positif. Hanya dengan kerja sama yang baik antara kami berdua, kami dapat mnyelesaikan segala kesulitan hidup, penghidupan jiwa yang baik sangat penting bagi kesehatan dan kesehatan adalah kekayaan yang tidak dapat dibayar.
Perlu kuterangkan disini bahwa suatu keuntungan bahwa dahulu di RRT aku bekerja di rumah sakit rakyat nomor enam di Shanghai, bagian ortopedi dibawah Dr. Chen Zhong Hui. Dr. Chen adalah dokter yang pertama kali menyambung kembali lengan yang putus menjadi dua karena terpotong oleh mesin. Kemudian diperkembangkan reimplantasi jari-jari dimana pembuluh darahnya sangat kecil, dan penyambungan pembuluh darah yang kecil-kecil ini sekarang dinamakan microsurgery. Karenanya Dr. Chen dianggap sebagai pioneer dari microsurgery dan juga sebagai “father of reconstructive surgery”, mengembalikan fungsi kerja tangan. Karena dalam masa RBKP kita kekurangan obat-obatan, maka banyak penderita- penderita penyakit tulang diobati dengan akupuntur dan disinilah aku belajar akupuntur. Aku tidak mengira bahwa akupuntur ini akan menolongku mencari nafkah di Hongkong. Ternyata akupuntur baik sekali untuk meringankan bahkan meyembuhkan penderita-penderita migraine (sakit kepala), pusing kepala, nyeri, penyakit perut, asthma, dan tidak bisa tidur dll. Disamping akupuntur, aku juga membimbing penderita-penderita cara latihan untuk meringankan stress dan memperkuat otot-otot. Untuk sakit kepala terutama karena stress, aku memberi pelajaran pada mereka tehnik memijat untuk meringankan rasa tegang dari otot di kepala dan leher. Pokoknya setiap penyakit aku mengembangkan latihan khusus. Ini semua telah kupelajari sendiri dari buku-buku selama aku berada di Shanghai dan aku kembangkan untuk mengobati penderita. Aku juga memberi keterangan pada setiap penderita tentang jiwa dan penyakit dan pengaruh jiwa seorang terhadap kesembuhan menurut falsafat taoisme. Taoisme ini dahulu dimasa RBKP tidak bisa beli bukunya, tetapi aku telah membawa dua buku yang aku pernah diberi oleh ayahku karangan Dr. Lin Yu-Tang: The importance of living dan My country and my people. Buku ini adalah buku dimana orang dapat mempelajari kultur Tionghoa. Kedua buku ini sampai sekarang kubawa dari Indonesia ke RRT lalu ke Hongkong dan sekarang berada di kamar studiku.
Breda, 16 april 2004
Budaya-Tionghoa.Net |