Budaya-Tionghoa.Net | Aku melanglang buana dibanyak negara, Eropa, Asia, Amerika dan Afrika, bahkan aku lama tinggal di empat negara yaitu Indonesia, Daratan Tiongkok, Hongkong dan Nederland. Di negara-negara yang aku tinggal dan kukunjungi, aku bertemu dan menyelidiki kehidupan (dalam arti yang luas) penduduk Tionghoa di negara yang kukunjungi dan juga menemui banyak budaya dari berbagai negara. Dan aku menulis banyak artikel-artikel tentang ini. Aku melihat bahwa masyarakat mencari identitasnya yang selalu berubah. Ini aku lihat tidak saja bagi penduduk aslinya , namun lebih-lebih bagi golongan imigran yang tinggal dinegara yang baru. Mereka lebih sibuk mencari identitasnya.
|
Kaum intelektuil biasanya ingin mengetahui dan ingin menemukan sesuatu yang baru. Kita ambil suatu contoh yang sangat digemari oleh kebanyakan orang ialah musik, karena aku berpendapat tidak ada satu budaya tanpa musik. Dunia musik senantiasa mencari identitasnya yang juga senantiasa berubah. Dahulu orang mengatakan bahwa musik klasik hanya tradisi dari orang-orang kulit putih yang sekarang sudah senior. Ini sudah tidak demikian lagi, banyak pengemar-pengemar dan musikan-musikan tenar musik klasik adalah orang Asia dari Jepang, Tiongkok dan Korea. Seperti halnya dengan musik jazz dan blues yang dahulu baru dikatakan jazz dan blues kalau musik-musik ini dimainkan oleh muzikan-muzikan Afro-American. Bagi orang yang gemar dengan musik tradisi yang dahulu itu pandangan sekarang sudah tidak cocok lagi.
Orang mencari identitasnya biasanya dimulai dari tradisinya, semua yang dikerjakan, musik kesenangan yang didengarkan, sehari-hari yang dimakan, bahasa yang dibicarakan, pekerjaannya untuk mempertahankan penghidupan, namanya yang dipakai, pakaiannya yang dipakai etc , adalah identitasnya orang yang bersangkutan. Identitas seorang tidak begitu mudah dirobah, apalagi kalau seorang yang mempunyai pandangan apa yang dikerjakan itu betul, jujur, transparan dan tidak menganggu umum.
Musikan-musikan Asia ini melanglang buana dalam dunia musik dan mengkoördinasikan musik Barat dengan musik dari tradisinya. Siapa yang melihat film “The Crouching Tiger” dapat mendengar begitu indahnya Yo-Yo Ma mengombinasikan musik klasik Tionghoa dengan Barat. Meskipun ada beberapa orang Barat yang mengatakan dengan ketawa yang agak sinis bahwa yang dimainkan Yo-Yo Ma itu bukan original klasik Barat. Tetapi oleh kebanyakan pengemar-pengemar musik didunia beliau dianggap sebagai seorang musikan yang perfek dan bahkan ahli-ahli musik Barat mengatakan bahwa beliau mempunyai kwalitas technik dan kwalitas musik jarang ada yang dapat menandingin beliau. Yo-Yo Ma dapat mempersatukan musik dari Barok sampai klasik modern dan musik klasik Tionghoa, dari musik musik Amerika Latin sampai musik populer Asia, etc. Kritikan mengenai kepandaian Yo-Yo Ma memang normal yaitu Ying-yang dari penghidupan, atau romantik dari masyarakat. Banyak orang memang banyak pendapat.
Kenapa aku memakai musik sebagi contoh, simpel karena aku berpendapat bahwa
a. Musik dapat dikatakan dinikmati hampir oleh semua orang didunia dan melalui pendengaran,
b. Orang bisa lebih saling mengerti, respek, berkomunikasi dan bekerja sama kalau antar mereka saling mau mendengar.
c. Aku sebagi seorang pemuja dari Kong Fu Zi, membaca bahwa beliau sangat gemar dengan musik,
“alangkah baiknya jika manusia dari seluruh dunia mau saling berkomunikasi dan saling dengar agar dapat mengerti masing-masing, sehingga dapat hidup rukun seperti yang dituju oleh kebanyakan musikan-musikan untuk saling cinta kasih. Maka baik jika kita melihat disekitar kita, bagaimana didalam masyarakat baik didalam, maupun diluar negeri segalanya bekerja dan dikerjakan, melihat tujuan dan isinya apa yang dikerjakan itu, dan lalu bersama-sama saling belajar, agar “precious time”yang digunakan untuk “mendidik” orang lain agar dapat menyampai tujuannya.
Dr. Han Hwie Song
Breda, 27 april 2004
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua