Budaya-Tionghoa.Net| Beijing, Senin – Terpilihnya Presiden China Hu Jintao sebagai pejabat puncak di bidang militer dinilai sebagai peralihan sempurna generasi kepemimpinan. Kalangan internasional menyambut peralihan kepemimpinan itu, yang pertama kali tanpa pertumpahan darah sejak komunis berkuasa di China tahun 1949. Figur Hu dianggap lebih moderat terhadap Hongkong dan Taiwan. Namun, Hu dinilai sangat berbahaya bagi pejabat Pemerintahan China yang korup dan tidak penurut.
|
Pemerintah China menghadapi berbagai agenda persoalan domestik. Di antaranya adalah wabah korupsi yang sudah mulai meruntuhkan wibawa rezim komunis. Selain itu, juga ada persoalan akibat penolakan pejabat lokal untuk mengurangi pengeluaran proyek, yang saat ini justru diperlukan untuk mengurangi perekonomian China yang memanas.
Agenda internasional adalah relasi China dengan Hongkong dan Taiwan. Semasa kekuasaan Jiang Zemin, sikap Pemerintah China kurang akomodatif terhadap tuntutan demokrasi di Hongkong serta terus mengeluarkan ancaman pada Taiwan jika ingin memerdekakan diri.
Kini Hu Jintao telah melengkapi alat kekuasaannya. Pada tahun 2002 dia berhasil menjadi Sekjen Partai Komunis, menjadi presiden pada tahun 2003 dan hari Minggu lalu menjadi Ketua Komisi Militer Pusat.
Semua posisi itu sebelumnya dijabat oleh Jiang Zemin, figur pemimpin yang selama dua tahun terakhir ini dinilai sebagai penghambat bagi tugas-tugas Hu dan Perdana Menteri Wen Jiabao.
Menurut Lyman Miller dari Hoover Institute of Stanford University, Hu adalah seorang pemimpin yang menginginkan kemajuan China disertai dengan kedamaian. Sikap China yang garang di arena internasional tidak akan menjadi faktor kondusif bagi kesinambungan perkembangan ekonomi China. Setidaknya AS akan menghadang jika China ingin menyerang Taiwan.
“Memang tidak akan ada perubahan besar soal hubungan AS-China menyangkut ketegangan di Selatan Taiwan,” kata Joseph Fewsmith, seorang ahli China dari Boston University. Meski demikian, Hu setidaknya dianggap akan lebih ramah soal Taiwan. Dengan demikian, Hu bisa lebih fokus pada penanganan isu-isu domestik, “Ketimbang berkonfrontasi soal Taiwan,” kata Fewsmith lebih lanjut.
Basmi korupsi
Isu korupsi adalah satu agenda yang ingin dibabat oleh Hu. Hal itu sudah mulai terlihat. Hari Minggu lalu, mantan Menteri Pertanahan dan Sumber Daya Alam Tian Fengshan dipecat dari komite pusat partai.
Tian dituduh menerima suap 5 juta yuan (603.000 dollar AS). Hu telah membuat pemberantasan korupsi sebagai prioritas pemerintahan dan sudah memperingatkan para pelaku.
Tian adalah menteri kedua yang dipecat sejak Hu dan PM Wen Jiabao menjabat Maret 2003. Sebelumnya Menteri Kesehatan Zhang Wenkang dipecat karena menutup-nutupi wabah sindrom pernapasan akut parah (SARS).
Hari Minggu lalu, Sekretaris Partai di Provinsi Guizhou Liu Fangren dan Sekretaris Partai di Provinsi Hebei Cheng Weigao juga dipecat dari partai karena terlibat korupsi.
Hu akan semakin berwibawa di mata para pejabat lokal karena Jiang Zemin telah enyah. “Pergantian itu merupakan hal yang sangat penting,” kata Kenneth Lieberthal, spesialis China dari Brookings Institution di Washington. “Hu sungguh memiliki masa depan di tangannya saat ini,” katanya.
Posisi baru itu sangat membantu pelaksanaan kampanye pemerintahan dalam rangka pendinginan perekonomian yang memanas yang ditandai dengan inflasi tinggi dan keberadaan industri perbankan yang rapuh. Untuk itu, diperlukan peredaman anggaran pengeluaran pemerintah untuk berbagai proyek besar di tingkat lokal.
Namun, tidak banyak pejabat lokal di China yang bersedia menuruti perintah pusat karena Hu dinilai sebagai bayang-bayang Jiang Zemin. Hu dianggap tidak berwibawa. Meski ada perintah berulang kali dari pusat untuk menunda semua proyek mega, para pejabat lokal justru mendorong penolakan atas pelaksanaan perintah itu. Hu dan Wen dilaporkan terpaksa mengunjungi Shanghai dan provinsi lain untuk memaksa tokoh-tokoh lokal yang bandel untuk turut perintah.
“Pejabat lokal akan melihat figur Hu sebagai figur yang sudah lain. Hal itu akan turut membantu penegakan disiplin di pemerintahan,” papar Lieberthal. Hu juga akan lebih mudah melakukan reformasi partai dan pemerintahan dengan mengangkat pejabat bermoral dan lebih berpendidikan. (AFP/AP/REUTERS/MON)
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa 6963
Pihak yang ingin mempublikasi ulang tulisan dalam web ini diharapkan untuk menyertakan link aktif : www.budaya-tionghoa.net , NAMA PENULIS dan LINK aktif yang berada didalam tulisan atau membaca lebih jauh tentang syarat dan kondisi . Mempublikasi ulang tanpa menyertakan tautan internal didalamnya termasuk tautan luar , tautan dalam , catatan kaki , referensi , video , picture , sama dengan mengurangi konten dalam tulisan ini.