YOGYAKARTA- Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan merayakan Imlek di Masjid Syuhada, Kotabaru, Yogyakarta.
Perayaan Imlek di masjid tersebut dimaksudkan sebagai upaya meluruskan persepsi masyarakat Indonesia tentang makna Imlek sebagai budaya, bukan sebagai agama.
Ketua PITI DIY Lie Sioe Fen yang ditemui di Yogyakarta Jumat (16/1) mengungkapkan, tahun sebelumnya, perayaan Imlek di masjid yang sama
ini sudah dilaksakan, dan terobosan baru diharapkan akan mengubah konstruksi sosial yang timpang dan telah melahirkan persepsi yang salah akan makna perayaan Imlek.
Sesungguhnya, kata dia, Imlek bukan ritual keagamaan, tetapi tradisi nenek moyang yang diungkapkan sebagai kesenangan menyambut datangnya musim semi.
Tradisi ini sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi, bahkan jauh hari sebelum agama-agama masuk ke dataran Cina. Sebagai muslim, tidak ada salahnya kami melakukan tirakatan dan syukuran menyambut Imlek di Masjid.
Senada dengan itu, mantan Ketua PITI DIY periode 1983-2002 Budi Satyagraha mengatakan, pada awalnya ide tersebut menimbulkan perdebatan.
Budi mengatakan, tahun ini perayaan Imlek secara muslim akan diselenggarakan pada 30 Januari. Perayaan akan diawali dengan shalat Isya bersama. Berbagai acara seperti sarasehan, pembagian kue keranjang layaknya ketupat di hari lebaran serta pembagian angpao pada yang lebih muda akan dilakukan.
Suara Pembaruan. 17 Jan 2004
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/571 [Rinto Jiang]