Budaya-Tionghoa.Net | Lama-lama dari yang tadinya sangat sengsara – seakan-akan sulit mungkin, maka kini jadi terbiasa. Apa gerangan? Saya sudah terbiasa naik angkot – bis umum dan jalan kaki sendirian. Ke Bandung sendirian dan dengan usaha-kerja sendiri – maksudnya tidak ada harus ditolong orang lain atau mengandalkan pada orang lain. Dan, dan ini saya merasa “boleh juga nih…”
|
Saya sudah mulai “belajar” naik ojek! Naik ojek! Saya merasa terbantu dan ada PD ( Percaya Diri ) yang tinggi – karena teman saya itu “memperbolehkan” saya naik ojek – dan sudah tentu dibawah pengawasan dia. Ini di Bandung – Bandung kan tanahnya dataran tinggi dan brenjolan – banyak polisi tidurnya, dan saya di belakang tukang-ojeknya terkadang melambung tinggi lalu terhempas ke sadel motornya dan rasanya pantat sakit……dan goyang-goyang sagenya benar-benar menggoncangbadan yang sungguh tak sedap dipandang ini. Begitu turun dari ojek – saya berhenti dan berdiri beberapa menit buat menormalkan jalannya darah.
Rasanya lengkaplah sudah – pernah naik angkot – bis umum – ojek dan kereta-api dan becak! Saya ini orang awam dan biasa-biasa sajalah,- jadi juga harus segala bisa – segala tak asing. Tapi ketika saya pulang kembali ke Jakarta – tuanrumah saya rupanya sangat gelisah – karena saya hanya mengabarkan mungkin saya dua hari di Bandung – ternyata hampir lima hari. Lalu ke mana sesudah dua hari itu? Mereka gelisah sungguh – ke mana Oom saya ini – kemana kakek ini. Ini di Jakarta. Sebaliknya ketika saya berangkat dari Bandung ke Jakarta – saya dipesan wanti-wanti dari teman-teman saya yang “mengawal” saya yang semuanya brigade-wanita-muda yang dokter
semua……Opa, jangan lupa ya, begitu sampai di rumah nanti di Cibubur, segera menilpun Sh – agar Sh jangan sampai jadi pikiran tentang keselamatan Opa….
Dan ketika kami sedang makan dengan lahapnya – makan apa saja – termasuk sate-padang-dengan ketupat – kue-jajan – masakan padang lainnya…tiba-tiba saja “pengawal” saya dengan tegas mengatakan……stop abang, sudah jangan makan lagi – berhenti – sudah cukupbanyak! Dan saya terdiam dan berhenti – ada polisi dan ada dokter! Dan saya menurut……Betapa baik hatinya dua
pengawal saya ini – yang baru saja berusia kepala dua! Selalu mengingatkan saya. Baru saja kami mau berangkat – bepergian – dia sudah mengingatkan….nggak lupa bawa obat? Dan yang satu ini pabila kami berjalan menyusuri jalan-jalan Bandung yang sempit dan naik-tanjakan ini – dia selalu
bilang….abang di dalam…Dh yang di luar….. Dia sebelah kanan saya – artinya dia pasang-badan buat ditubruk kendaraan kalau perlu.Gila! Saya jadi malu! Terkilas pada saya…..siapa anak-anak muda yang cerdas – cekatan – dan begitu baik hati ini? Dewikah gerangan? Penyelemat sayakah gerangan? Sudahlah – biarlah Tuhan saja yang MahaTahu dan Maha Mengatur ini kehidupan,-
Saya melihat jalanan di Jakarta – semakin macet bila dibandingkan dari dulu. Sangat macet. Kendaraan setiapminggu bertambah – baik yang roda dua maupun yang roda empat. Tetapi jalanan tetap dari dulu – sudah bertahun-tahun. Jadinya tentu saja terdapat kemacetan di mana-mana. Dan saya melihat ada beberapa pompa bensin yang baru didirikan.Demi berdirinya pompa bensin itu –
ada beberapa banguna yang harusmengalah – digusur! Katanya – katanya semua pompa bensin yang saya lihat itu adalah hak-milik Taufik Kiemas – ini katanya – jadi bukan dari saya. Saya sih nggak tahu apa-apa – hanya dengar sana-sini saja – tapi memang saya lihat ada bendanya.
Susah BBM? Naik harganya dan sangat sulit di dapat? Ya. Dulu warnet siang malam 24 jam. Kini nggak ada lagi yang begituan.Siarantele – tivi dan apa saja yang bersifat elektronik – dianjurkan agar hemat listrik! Hemat bensin – hemat bahan bakar! Pernah Kota Jakarta gelap padam listrik dan juga katanya hampir seluruh Jawa Barat, walaupun tidak lama. Ini semua dalam rangka hemat BBM. Tapi katanya pula – dan ini nggak tahu apa desas-desus atau kenyataan. Beberapa kapal – tongkong – kapal-laut membawa bensin dan BBM lainnya – ke tengah laut. Di sana sudah siap yang menampung buat dipindahkan ke tempat yang lebih besar…Dan lalu “dipergikan” entah ke mana…..di juallah – dijual gelap – dan sekali lagi ini katanya – karena saya tidak menyelidikinya dan lagi pula perkara begini bukan bagian saya!
Beberapahari lagi saya harus pulang ke sarang. Semoga lancar – hari Minggu kami mau ketemu kangenan di rumah Mas Pram. Sayang sekali – teman “pengawal” saya yang pengagum berat Pram tak bisa hadir karena harus dinas malam di rumah sakit tertentu di Bandung. Salam ya Dh ya Sh – kalian berdua adalah anak-anak Malaikat barangkali!
—————————————————–
Kelapa Dua – Cibubur – Jakarta,- 20 Agustus 05,-
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua