Budaya-Tionghoa.Net |Tak kurang meriahnya dengan perayaan Cap Go Meh di Singkawang, adalah perayaan Cap Go Meh di Manado. Perayaan Cap Go Meh di Manado ini adalah perayaan yang terbesar di Sulawesi atau Indonesia bagian timur.
|
Perayaan Cap Go Meh di Manado ini dirayakan oleh segenap lapisan masyarakat di Manado dan kabupaten Minahasa, perayaan ini telah menjadi pesta rakyat populer yang juga dihadiri oleh penduduk yang berdatangan dari berbagai desa dan kabupaten yang berkejauhan, seperti dari Bolmo (Bolaang Mongondow) hingga kepulauan Sangihe (Tahuna, Siau, Tagulandang).
Grup-grup Barongsai dan Liong banyak yang didatangkan dari luar daerah, selain dari Manado sendiri, seperti dari Makassar, Surabaya dan Malang. Dan banyak warga Tionghoa juga berdatangan dari daerah tersebut untuk ikut merayakannya.
Perayaan Cap Go Meh ini atau disebutkan juga sebagai perayaan suci Goan Siau di Manado, diramaikan dan dimeriahkan dengan grup- grup musik tradisionil Minahasa, seperti musik bambu (bambu melulu, bambu seng atau klarinet) dan tarian Kabasaran, atau disebut juga sebagai tarian Cakalele Minahasa (tradisi tarian perang Alifuru).
Grup-grup musik bambu ini sudah mempersiapkan diri jauh hari sebelumnya untuk menyambut perayaan Cap Go Meh ini, seperti layaknya grup penari Samba yang mempersiapkan timnya untuk menyambut perayaan karnaval Rio de Janeiro di Brasilia. Grup-grup musik bambu ini berdatangan dari berbagai desa di kabupaten Minahasa dan sekelilingnya.
Perayaan Cap Go Meh ini diramaikan dengan sedikitnya delapan orang Teng Sin, yang berasal dari 5 kelenteng di Manado. Perayaan ini biasanya dibuka oleh Gubernur Sulut berserta Walikota Manado, dan prosesinya dimulai dengan ritual sembahyang dahulu dari kelenteng Ban Hin Kiong (kelenteng yang tertua dan terbesar di Manado) yang terletak di jalan Panjaitan, Pecinan Manado.
Puluhan ribu orang menghadiri perayaan dan atraksi budaya ini sepanjang jalan kota Manado yang dilintasi oleh iringan prosesi. Masing-masing grup Barongsai dan Liong mendemontrasikan kebolehannya, demikian juga dengan grup-grup musik bambu yang saling berlomba mempertontonkan kemahirannya nemainkan alat musiknya dengan lagu-lagu populer, seperti Mars Minahasa, Sajojo dll. Tak jarang, seorang Tante yang gagah memimpin (konduktor) grup musik bambu itu, dengan wajah yang bersemangat dan serius. Mereka mendapatkan sambutan dan aplaus yang meriah daripada para penonton sepanjang jalan, termasuk para turis dari mancanegara.
Perayaan Cap Go Meh ini bukan hanya milik masyarakat Tionghoa saja, melainkan sudah menjadi perayaan rakyat di Manado dan bagian dari kalender parawisata kota Manado. Orang Minahasa dikenal sebagai pecinta musik dan tarian serta penggemar pesta, sehingga ada yang mengatakan bahwa Minahasa adalah Latinnya Indonesia. [Adm : Lihat juga tulisan sebelumnya http://web.budaya-tionghoa.net/budaya-tionghoa/festival-dan-perayaan/421-tradisi-perayaan-capgome-di-manado]
Golden Horde , 22093
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua