Budaya-Tionghoa.Net | Baru-baru ini terjadi perdebatan hangat di Tiongkok, gara-gara pernyataan Professor Wu You-fu dari Shanghai (the Communist Party secretary of the Shanghai International Studies University and vice chairman of the Shanghai Public Relations Association) yang melemparkan sebuah ide mengenai simbol, mascot atau icon Tiongkok, yaitu naga atau liong. .
|
Menurut Prof. Wu, simbol, mascot atau icon naga sebagai binatang mitologi banyak diintrepretasikan atau dipersepsikan oleh masyarakat internasional, terutama orang Barat, sebagai simbol aggresivitas, maka diusulkan untuk dicarikan penggantinya dengan simbol atau maskot binatang yang dianggap lebih jinak, ramah dan tidak menakutkan, seperti panda misalnya.
Bagi masyarakat Barat, terutama dinegara yang bertradisi Kristen, naga atau dragon, adalah sebuah binatang mitologi bersayap, bertanduk, menyemburkan api, menyeramkan, penuh intimidasi, monster, dapat terbang dengan cakar-cakarnya yang mengerikan serta badannya berbentuk seperti ular.
Kisah-kisah naga atau dragon (atau serpentine) yang menyeramkan ini suka ditampilkan dalam cerita- cerita dongeng dan folklor-folklor-nya. Singkatnya bahwa naga (dragon) berkonotasi atau diasiosasikan negatif dan agresif dalam tradisi kebudayaan Barat.
Maka itu, dikabarkan bahwa sebagai salah satu bahan pertimbangan dari pihak penyelenggara Olympic Games 2008, dipilih mascot- mascot binatang yang dianggap lebih ramah penampilannya dan tidak seram, disebut five friendlies, seperti panda, antelope Tibet, ikan, burung gereja dan api Olympia sebagai gantinya naga
Ketika diadakan jejak pendapat dalam sebuah website mengenai perdebatan simbol naga ini, 90 % responden di website itu menyatakan ketidak setujuannya untuk menggantikan simbol naga ini dengan yang lainnya serta menginginkan untuk tetap mempertahankan simbol naga ini sebagai bagian dari tradisi nasionalnya.
Mereka yang ingin mempertahankan simbol binatang mitologi naga ini mengatakan bahwa konsep naga di Tiongkok dan di barat adalah berbeda. Bagi orang Tionghoa, naga atau liong itu adalah simbol supernatural tanpa sifat-sifat agresif seperti dalam konsep Barat.
Naga juga melambangkan kekuatan spiritual dan simbol kebudayaan Tiongkok seperti keberuntungan (hoki), kesejahteraan , kehidupan dan keharmonisan. Selain itu naga Tiongkok biasanya juga tidak bersayap seperti naga-naga dalam legenda barat dan pada film barat seperti dalam film Harry Potter, naga (dragon) disitu digambarkan sebagai mahluk jahat.
Dalam kebudayaan Tiongkok, gambar naga sering ditampilkan sebagai motif atau ragam hias dalam benda seni rupa seperti dalam lukisan tradisionil, keramik, seni bangunan, busana dan benda seni lainnya. Dalam busana-busana tradisionil kebesaran Tiongkok dan keramik (seperti lukisan naga pada piring keramik celadon yang berwarna hijau), dapat dibedakan hirarki dan kedudukan pemilik atau penggunanya dengan melihat cakar (claw) naga dikakinya. Cakar lima untuk kaisar atau raja, cakar empat untuk pangeran dan cakar tiga untuk orang kebanyakan.
Penggunaan simbol-simbol naga adalah sangat populer , hampir hadir dalam setiap aspek kehidupan orang Tionghoa, seperti dalam penamaan seorang anak dengan nama Lung, Long atau Liong, menjadi tema tarian “Liong” (yang sering dipadukan dengan tarian Barongsai) serta penamaan salah satu tahun kalendernya seperti tahun naga, dimana tahun naga adalah tahun yang dianggap sebagai tahun keberuntungan dan apalagi ada anak yang dilahirkan dalam tahun naga emas ini. Orang Tionghoa sendiri juga suka menyebutkan dirinya sebagai anak keturunan naga (sons of the dragon).
Tidak semua orang menentang ide Prof. Wu untuk mencari pengganti simbol naga ini dan beberapa orang kaum terpelajar ada yang sependapat dengan idenya itu. Diberitakan bahwa sekarang sedang diadakan penelitian mencari simbol nasional baru. Tetapi masalahnya apakah simbol nasional naga yang telah menjadi tradisi lama ini dapat diterima oleh publik luas, wacana ini telah menjadi tema perdebatan pro dan kontra yang hangat dibeberapa media akhir-akhir ini, termasuk perdebatan di internet.
Beberaapa media internasional ada yang menyebutkan kebangkitan Tiongkok sekarang ini dengan sebutan “The Rising Dragon” (naga bangkit) atau kadang-kadang menyebutkannya “The Rise of the Red Dragon” (kebangkitan naga merah). Terminologi atau sebutan ini terkesan memberikan citra (image) negatif yang mengandung nada ancaman (threat) dan memang ada yang menilai kebangkitan Tiongkok sekarang ini sebagai suatu ancaman (ancaman ekonomi).
Pemerintah Tiongkok sendiri menyebutkan kebangkitan negaranya dengan sebutan kebangkitan damai (peaceful rise) dan bukan naga bangkit serta tidak mengancam siapapun.
Apakah dimasa depannya simbol naga ini masih digunakan sebagai simbol nasionalnya atau akan digantikan dengan binatang nasional lain (seperti panda misalnya) sebagai identitas barunya, hal ini masih dalam tahap wacana dan perdebatan akademis . Yang pasti nantinya bahwa mascot Olympic Games 2008 di Beijing bukan naga.
Salam
GH , 12 Desember 2006
REFERENSI :
——-,” As Gen China Dragon Debate” , International Herald Tribune , 12 Desember 2006
——-,” Fiery debate over China’s dragon ” , BBC , 12 Desember 2006
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua