Budaya-Tionghoa.Net | Secara organisasi , sepakbola di Tiongkok didirikan pada tahun 1924 , bernama Chinese Football Association atau CFA (fa.org.cn) yang mengadministrasi liga domestik dan tim nasional Tiongkok.
|
Tujuh tahun kemudian di tahun 1931 , CFA berafiliasi ke Asian Football Confederation (AFC) (the-afc.com).
CFA saat ini bertanggungjawab untuk implementasi aturan baru , regulasi dan status di AFC dan FIFA. (asian-football.com)
Liga profesional di Tiongkok atau Chinese Professional Soccer League (CPSL) didirikan pada tahun 1994. Dibawah supervisi langsung CFA’s Professional League Committee , liga nasional bergulir dan dibagi kedalam Divisi 1 dan Divisi 2 .
Divisi 1 dibagi lagi kedalam Divisi 1A dan 1B , Jia A dan Jia B. Divisi 2 terbagi lagi kedalam divisi regional.
CSL atau Liga Super Tiongkok bergulir sejak bulan Mei 2004. Dua belas tim berlaga dalam sistem home and away dimana dua tim terbawah terdegradasi ke divisi yang lebih bawah. Di tahun 2005 , jumlah tim bertambah menjadi 14 dan di tahun 2006 bertambah menjadi 16. Dua tim teratas mendapat hak untuk tampil di Liga Champion Asia atau AFC Champions League dan East Asian Champions Cup.
Tujuan CSL adalah untuk mempromosikan kompetisi yang berkualitas ; memperkenalkan konsep manajemen tahap lanjut kepada pasar dan menerapkan standar minimum profesionalisme , mendorong gelombang pelatih dan pemain asing yang berkualitas dan secara bertahap menerapkan sistem Eropa untuk registrasi dan transfer pemain.
Dibandingkan dengan pendahulunya (Jia A) , CSL menuntut lebih banyak kepada tim . CFA telah memberlakukan berbagai kriteria minimum untuk menjamin manajemen dan administrasi yang profesional , transparansi finansial dan pengembangan pemain junior di setiap klub.
Selain kompetisi tingkat atas liga ada juga kompetisi kedua , China FA Cup yang terbuka terhadap semua klub CLS dan klub Divisi 1 , dan piala CSL yang terbuka untuk klub anggota CSL saja.
Sejak CPSL beroperasi , standar permainan sepakbola di Tiongkok meningkat tajam baik dari segi kualitas permainan maupun fasilitas. Selama musim tahun 2000 , ada lebih dari 50 pemain dan pelatih asing.
CFA memperkenalkan batas atas transfer pemain sebesar 600 ribu USD . Gaji tahunan berkisar antara 80 ribu – 250 ribu USD untuk pemain domestik dan 250 ribu -500 ribu untuk pemain asing.
Referensi terawal tentang sepakbola di Tiongkok bermula dari figur Huangdi. Bukti lain menunjukkan sepakbola sudah eksis di Tiongkok antara 400-300 SM dan referensinya berasal dari buku militer , tsu chu. Tsu berarti menendang dengan kaki dan chu berarti bola yang terbuat dari kulit.
Sepakbola modern masuk ke Tiongkok melalui para pelaut Inggris di akhir abad 19.
Kronologis Sepakbola Modern Tiongkok
1879 – Dokumentasi awal pertandingan di Shanghai.
1887 – Shanghai FC terbentuk
1907 – Liga pertama dibentuk di Shanghai , disponsori oleh Thomas Dewar. Liga awal ini didominasi ekspatriat Inggris , disusul kemudian oleh bangsa-bangsa lain seperti Portugis.
1910 – Shanghai menjadi pusat perkembangan sepakbola di Tiongkok dan mulai menyebar ke Tianjin , Singapura dan Canton. Liga Tianjin bersaing ketat dengan Liga Shanghai selama beberapa tahun.
1923 – Klub South China (Hong Kong) mewakili “Tiongkok” untuk tur ke Australia.
1924 – The China National Amateur Athletic Federation , termasuk Chinese FA
1930 – Tianjin bergabung dengan Shanghai dan Hong Kong dalam kompetisi antar pelabuhan tahunan.
1936 – Tiongkok mengikuti Turnamen Sepakbola di Olimpiade Berlin 1936.
1946 – Pasca perang , sepakbola di Tiongkok tumbuh kembali terutama di Shanghai . Di bulan Januari , liga baru terdiri dari Union , Korean SC , Tung , Hwa , Tsong Peh dan tim yang diperkuat pemain Eropa . Suasana ini tidak lama terganggu oleh perang saudara di Tiongkok.
1949 – Berdirinya Republik Rakyat Tiongkok disusul eksodus besar-besaran ke Hong Kong , Taiwan , Eropa dan Amerika Serikat , termasuk pemain-pemain utama Tiongkok. Dibawah pemerintahan baru , aktivitas olahraga menjadi terbatas.
1951 – Federasi Sepakbola di bentuk kembali , League Championship dimainkan . Mayoritas klub diperkuat oleh pemain berlatar belakang militer di kota besar dan kecil. Dalam beberapa kasus , team lebih mewakili kawasan daripada kota mereka sendiri. Juara pertama adalah Bei Tung (North East)
1954 -1957 Tiongkok memainkan 166 pertandingan , menang 49 kali dan kalah 91 kali. Lawan tanding banyak berasal dari negara-negara “komunis” dan Afrika. Perlahan kemampuan timnas membaik. Tetapi datang Revolusi Kebudayaan yang menghambat aktivitas olahraga.
1974 – Dengan dukungan dari eksekutif FIFA , Henry Fok , Tiongkok diijinkan mengikuti Asian Games.
1976 – Tiongkok ikut serta Asian Football Conference
1977 – Sejumlah tim tamu internasional datang ke Tiongkok termasuk New York Cosmos yang diperkuat Pele dan West Bromwich Albion. Sampai akhir dekade 70an , tim dari 29 negara mengunjungi Tiongkok.
1980 – Tiongkok diterima penuh oleh FIFA dan terlibat dalam berbagai kualifikasi seperti Olimpiade , Piala Asia dan Piala Dunia. Selama periode ini , tim nasional dianggap lebih penting daripada klub domestik. Di tahun ini , Tiongkok mengikuti kualifikasi untuk Piala Dunia 1982 , tetapi kalah di babak play-off dari Selandia Baru.
2000 – Tiongkok mengalahkan negara lemah Guam dalam kualifikasi Piala Asia dengan skor 19-0 dan menjadi rekor kemenangan terbesar dalam pertandingan internasional . Rekor ini dipatahkan oleh Kuwait 19 hari kemudian.
2001 – Dibawah kepemimpinan pelatih Bora Milutinovic , Tiongkok lolos ke Piala Dunia untuk pertama kalinya.
2005 – Tiongkok memenangkan East Asian Football Championship dan menjadi gelar internasional pertama kali.
(terjemahan) http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/26269
Budaya-Tionghoa.Net |Facebook Group Tionghoa Bersatu