Budaya-Tionghoa.Net | Kebiasaan dalam masyarakat Belanda : Orang-orang yang ada kegiatan dalam salah satu perkumpulan, perhimpunan, yayasan atau organisasi non-pemrintah lainnya, biasanya, menggunakan hari-hari weekend untuk mengadakan rapat-rapat pengurus atau rapat anggota mereka. Bila masalahnya mendesak, tidak jarang rapat-rapat itu diadakan pada malam hari. Seusai jam kerja
|
Ambillah sebagai contoh, perkumpupan rumah tangga di tempat tinggal kami: Haag en Veld, Bijlmer, Amsterdam Zuidoost. Penduduk flat Haag en Veld, yang berkapasitas 300 apartemen, punya organisasinya sendiri: ‘Het Buurthuis Haag en Veld’ namanya. Rapat-rapat kami selalu diadakan pada malam hari. Organisasi rumah tangga kami ini, hampir selalu menggunakan hari-hari weekend untuk rapat-rapat atau kegiaatan lainnya. Sebabnya, pada hari-hari weekend itulah ada waktu senggang untuk kegiatan di luar kerja sehari-hari.
* * *
Demikian halnya dengan ‘Multatuli Genootschap ‘, bahasa Indonesianya, ‘Perserikatan Multatuli’. Suatu perkumpulan yang berkepedulian dengan segala sesuatu yang bersangkutan dengan Multatuli alias Douwes Dekker. Di kalangan budaya Belanda, Multatuli dinilai sebagai novelis terbesar yang setara dengan penulis-penulis kaliber dunia.
Untuk keperluan rapat-rapatnya, perhimpunan memilih hari-hari weekend. Maka Sabtu kemarin, selaku anggota, aku memerlukan hadir pada rapat umum anggota ‘Mutatuli Genootschap’ . Rapat berlangsung di di Doelenzaal Bibliotheek Universiteit van Amsterdam, di Singel no 425 Amsterdam Centraal.
Ada sesuatu yang aku anggap ‘lain dari yang lainnya’ rapat kali ini. Sesuatu yang istimewa. Ini lainnya: Pengurus juga menyambut hadir siapa saja yang menaruh perhatian, yang peduli Multatuli dan karya-karyanya. Aku lupa tanya kepada Sekretaris Perhimpunan, Tom Phijffer, seorang pengacara dari sebuah kantor advokat yang besar di Amsterdam, apakah untuk kali ini saja yang non-anggota diundang hadir, ataukah selalu begitu.
Cerita singkatku hari ini, ialah mengenai kesanku tentang rapat tahunan anggota Perkumpulan Multatuli tsb. Isi pokok rapat anggota hari itu ialah, memilih ketua baru, menggantikan ketua selama ini, Prof. Dr. Fraser, seorang historikus Belanda, yang merasa sudah cukup lama sebagai ketua, dan akan melakukan kegiatan lainnya di bidangya sebagai cendekiawan. Selain itu mendengarkan laporan pengurus selama setahun, dan laporan keuangan.
Yang menjadi tema utama pertemuan selain masalah-masalah organisasi, ialah:
Diskusi forum, dengan tema: — MULTATULI In CANON. Maksudnya Multatuli dalam Kumpulan Karya Sastra Nederland. Pada tahun 2006 di Belanda diumumkan ‘CANON van NEDERLAND’, maksudnya Kumpulan Karya Sastra Nederland. Dimulai dengan jauh pada tahun 3000 SM dan berakhir dengan Eropa.
Bagi orang Belanda CANON itu punya berbagai arti. Umumnya dimaksudkan sebagai keseluruhan orang-orang penting, teks, karyaseni, benda-benda, gejala dan proses yang ksesemuanya menunjukkan bagaimana Belanda berkembang menjadi suatu negeri seperti yang sekarang ini.
Di situ pula dijelaskan bahwa tak diragukan lagi, bahwa MULTATULI (Artinya ‘Saya Yang Banyak Menderita’) adalah sastrawan Belanda yang terbesar di abad ke-XIX. Bahkan mungkin, demikian dikatakan, Multatuli adalah penulis Belanda terbesar di sepanjang masa. Siapa saja yang membaca roman Multatuli ‘Max Havelaar’, akan berhadapan dengan jiwa
kritis Multatuli. Justru ini pulalah yang membuatnya masyhur di seluruh dunia. Di salah satu bagian karya Multatuli itu, terdapat drama tentang ‘SAIJAH Dan ADINDA’ yang sangat menyentuh. Di negeri kita bagian ini sering dikutip dan dipentaskan di panggung.
* * *
Multatuli juga memperoleh tempat terhormat dalam CANON dalam sejarah Belanda. ‘Max Havelaar’ oleh banyak orang dinilai sebagai karya-maestro dalam literatur Belanda.
Sedangkan maksud penyusunan CANON, pertama-tama ialah untuk kepentingan PENDIDIKAN. Dimaksudkan sebagai suatu (pegangan) pengarahan dalam memberikan pelajaran di sekolah-sekolah dasar dan bagian pertama dari sekolah-sekolah lanjutan (menengah – menenngah atas).Caranya? Yaitu dengan penyusunan suatu PETA dengan limapuluh jendela. di situ dijelaskan apa arti yang patut diberikan pada bagian yang dimaksudkan dalam canon tsb. Peta itu juga merupakan daftar dari peristiwa-peristiwa dan orang-orang penting dalam sejarah Belanda.
Dalam hal ini bisa ditarik pelajaran dari metode pendidikan di Belanda, yang memberikan arti penting pada pengenalan dan pemahaman generasi muda, terhadap leteratur bangsa dari zaman ke zaman. Betapa mereka a.l. memberikan arti penting bagi seorang sastrawan Belanda dan karyanya yang terkenal ‘MAX HAVELAAR’. Dalam sekolah-sekolah Belanda, buku roman ‘Max Havelaar’ dijadikan bacaan wajib.
Mengapa hal ini penting dan menarik? Karena menggugah menggugah kita orang-orang Indonesia. Karena yang dianggap penting oleh * Belanda * itu, berkenaan dengan suatu karya seni yang menyangkut NASIB RAKYAT KITA pada zaman Hindia Belanda dulu. Yaitu Multatuli dan karyanya ‘Max Havelaar’.
* * *
Maka mengenai soal-soal kongkrit yang sesungghynya merupakan masalah intern-organisasi, namun, orang-orang non anggota disambut juga jika mau hadir. Memang lain dari yang lain!
Mutatuli menjadi amat terkenal di negerinya sampai ke mancanegara dengan bukunya ‘Max Havelaar’, nama lengkap buku Multatuli adalah ‘Max Havelaar, Of De Koffieveilingen der Nederlandse Handelmaatschppij’. Siapa Multatuli, yaitu nama-pena Eduard Douwes Dekker, kiranya pembaca Indonesia cukup mengenalnya. Buku Multauli ‘Max Havelaar’ sudah pernah diterbitkan edisi bahasa Indonesia, dan telah dua, tiga kali dicetak ulang.
Untuk menyegarkan kembali ingatan kita mengenai siapa Multatuli baik juga dikemukakan kaitan Multatuli dengan bukunya yang paling terkenal, yaitu ‘ Max Havelaar’, sbb:
Buku Multatuli, ‘Max Havelaar’, terbit 1860, ditulisnya dalam jangka waktu sebulan (1859), di kamar sebuah hotel kecil di Brussel. Oleh kalangan luas budaya di Belanda, karya Multatuli dinilai sebagai literatur Belanda yang terpenting. Multatuli telah memelopori suatu gaya penulisan yang merupakan gaya penulisan baru. Ia juga dikatakan sebagi romantikus terbesar dalam literatur Belanda.
Di negeri kita, Multatuli dinilai sebagai seorang sastrawan Belanda yang progresif. Beliau dihargai dan dikagumi, karena sebagai orang Belanda , bahkan pejabat kolonial Hindia Belanda, ia punya hati nurani. Dengan jernih Multatuli mengisahkan nasib buruk rakyat Indonesia di bawah kekuasaan kolonial/feodal, dalam hal ini kaum tani di Lebak, dimana
Multatuli pernah menjadi asisten residen.
Pada periode Orba penguasa melarang dipertunjukkannya film ‘Max Havelaar’ produksi Belanda. Alasannya ? Sungguh memalukan. Betul-betul mengungkap kepicikan jiwa penguasa Orba ketika itu. Sebagai alasan penolakan atas film tsb, dikatakan bahwa film tsb menunjukkan bahwa orang-orang Indonesia (tuan-tuan feodal yang berkuasa ketika itu) diceriterakan sebagai ‘lebih kejam’ dari penguasa kolonial Hindia Belanda.
* * *
Menarik untuk diketahui bahwa sebagai penerus ketua ‘Multatuli Genootschap’ telah dipilih Ny. Winnie Zorgdrager, mantan Menteri Kehakiman Belanda pada Kabinet PM Wim Kok, yang sudah meninggalkan kegiatan aktif politik. Kini W Sorgdrager, mencurahkan perhatiannya pada kegiatan masyarakat, a.l. dengan menerima pilihan rapat umum anggota untuk menjadi ketua ‘Multatuli Genootschap’.
Dalam kesempatan menyatakan selamat kepada Ny Winnie Sorgdrager sebagai ketua baru ‘Multatuli Genootschap’, tidak lupa aku manfaatkan kesempatan ini, untuk minta perhatian beliau terhadap kegiatan STICHTING WERTHEIM.
Menurut rencana pada tanggal 04 Juni s/d 06 Juni 2008, Stichting Wertheim akan mengadakan kegiatan sekitar PERINGATAN 100 Th WERTHEIM. Diisi dengan suatu seminar dan pameran di gedung IISG (International Instituut voor Sociale Geschiedenis) dan PENYERAHAN WERTHEIM AWARD 2008 kepada BENNY G SETIONO. Yang akan dilakukan ada tanggal 06 Juni 2008 di ruangan Fakultas Psikologi Universiteit van Amsterdam. Untuk keperluan tsb Stichting Wertheim telah mengundang Benny Setiono datang ke Amsterdam. Ini telah kusampaikan juga kepada sekretaris ‘Multatuli Genootschap’, Tom Phijffer.
* * *
Diharapkan perkumpulan Multatuli ini, dengan perhatian masyarakat , dan subsidi dari Kotapraja Amsterdam, akan lebih nyata dan lebih banyak lagi kegiatannya. Bagi Indonesia ada arti khusus, karena, Multatuli dan karyanya ‘Max Havelaar’ adalah salah satu tali penghubung dan pengikat bagi saling mengenal dan saling merespek berkenaan dengan usaha untuk memperbaiki lebih lanjut hubungan dua negeri dan bangsa, Indonesia dan Nederland.
NB
—-
Untuk peminat besangkutan dengan Musium Multatuli, ada artikel yang pernah kutulis berjudul: Sudahkan Anda Berkunjung ke Musium Multatuli?
Untuk itu, silakan klik :
— http://ibrahimisa.blogspot.com/2007_04_01_archive.html
—RumahDunia.Net – Diary (http://www.rumahdunia.net).
IBRAHIM ISA , 31420
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa