Budaya-Tionghoa.Net | Saya membaca beberapa komentar rekan-rekan tentang Tibet penuh dengan mis-informasi. Saya akan mencoba memberikan penerangan dan setelah itu cobalah berpikir sendiri. Agama Lamaisme tidak dapat disamakan dengan agama Buddha maupun agama Tridharma yang dikenal Tionghoa dan dianut dari Tiongkok sampai ke Indonesia. Agama Lamaisme memang banyak aspek Buddhisme didalamnya tetapi juga menyerap agama-agama setempat dari suku bangsa Tibet didalamnya dan dalam hal ini bisa disamakan dengan agama Tridharma dalam bangsa Han.
Agama Lamaism – kaum Lama , termasuk Dalai Lama , Panchen Lama, Kermapa Lama dan para Rinpochenya semua hidup dengan tidak vegetarian. Mereka semua memakan binatang yang berjiwa. Waktu ditanya kepada Dalai Lama – jawabannya – harimau tidak bisa hidup dari rumput seperti kerbau – jadi setiap makluk harus mempergunakan makanan yang mereka perlukan. Mereka yang beragama Lamaisme jikalau meninggal maka mayatnya tidak dikubur tetapi diumpankan kepada binatang liar untuk dikonsumsi sampai habis. Hanya mayat dari para Lama suci dan kaum aristokrat dikubur.
Para Buddha dan arahat yang mereka puja tidak sama dengan yang kita kenal tetapi merupakan deity dari bangsa Tibet sejak ribuan tahun. Cara mereka bersembayang juga tidak sama dan hanya disesuaikan sedikit dengan agama Buddha international. Dalai Lama adalah dari sekte yang menggunakan baju merah, Panchen Lama dengan baju kuning, Kermapa Lama dengan memakai baju hitam etc. Dan semua menurut kepercayaan adalah titisan dari yang sebelumnya. Dalai Lama malah dianggap adalah titisan dari Avalokiteshwara yang menurut kepercayaan Tridharma adalah Kwan Yin . Ini secara kasarnya perbedaan dengan anggapan yang mungkin ada didalam imaginasi kalian.
Tibet Sebelum Pembebasan PLA
Dalai Lama, Pancen Lama dan Kermapa lama semuanya adalah pangkat yang sewaktu jaman Qing diberikan kepada mereka dimasa pemerintahan Kangxi dan Yongzheng kepada sekte Lama yang besar di Tibet dan dengan ini meloncatkan kaum aristokrat keturunan Kaisar Tibet. Dengan sistem ini Tibet dapat diperintah oleh Qing tanpa kesulitan dari kaum aristokrat Tibet.
Yg berkuasa di Tibet selain Tiongkok adalah Nepal yang terkadang sempat menduduki kota Lhasa. , Bhutan yang menurut peraturan adalah tempat kedudukan Kermapa Lama [ Lama terkaya didunia – billions in Swiss] juga sering intervensi didalam Tibet dan last but not least adalah Inggris yang menempatkan high commissionar mereka di Lhasa.
Masyarakat Tibet diperintah secara Theokrasi seperti halnya Iran sekarang atau Afghanistan jaman Taliban. Yang berkuasa adalah Lama yang merupakan titisan dari Lama suci. Para Lama lain hanya merupakan serf yang harus melayani yang suci. Diluar daerah kuil mereka ada tuan tanah yang biasanya keturunan kerajaan jaman dulu yang menguasai semua daerah pertanian kehutanan etc dan juga pegunungan Tibet.
Tuan tanah atau kaum Aristokrat bersama Lama2 suci menurut estimate mungkin antara 3-5% dari penduduk tetapi semua kekayaan ada didalam tangan mereka. Sisanya adalah serf yang dapat dianggap sebagai “budak” . Sebagian dari serfs ini harus bekerja untuk kuil dan sebagian harus bekerja untuk tuan tanah.
Mereka berpuluh generasi hidup didalam satu tempat dan tidak boleh meninggalkan tempat kerja mereka. Kalau “kabur” mereka bisa dihukum mati. Sebagian dari mereka dapat menjadi tentara untuk tuan tanah tetapi kebanyakan adalah kuli biasa yang dapat dihukum menurut keinginan tuan tanah.
Pendidikan tidak tersedia bagi kaum serf kecuali kalau ada yang mau menjadi Lama dimana mereka dididik menurut tradisi buku suci mereka. Mereka yang dianggap menentang maka hukumannya dilempar dari istana Potala atau dari gunung-gunung tinggi dan mayatnya diberikan kepada binatang liar. Juga orang asing yang masuk nasibnya sama.
Silahkan kalian bayangkan masyarakat ini yang hidup seperti jaman dalam abad kekaisaran Roma di Europa. Inilah masyarakat yang oleh PRC hendak dihilangkan karena tidak sesuai dengan ajaran Mao. Memang sewaktu PRC mulai masuk ke Tibet , Dalai Lama, Panchen Lama bergembira . Mereka dibawa keliling Tiongkok , sampai di ibu kota dan sekembalinya mereka malah membangun istana-istana baru untuk mereka sendiri.
Tetapi begitu landreform dilaksanakan dan kaum tuan tanah disamakan dengan kaum Serf, dan kelentang-kelenteng harus mencari nafkah sendiri dengan mempergunakan Lama mereka untuk bertani etc. Begitu kaum Serf yang pro PRC diberikan pangkat dan menjadi pihak yang berkuasa di Tibet [daerah autonom]
Mereka yang dulu berkuasa kemudian memberontak dengan mempergunakan tentara mereka yang akibatnya kalian tahu sendiri. Mana golok dapat melawan senjata api. Dalai Lama dengan pengikutnya kabur dan begitu juga orang-orang yang banyak hartanya juga turut kabur [jikalau menetap pasti dibunuh]. Dalai Lama mengharapkan dapat menetap di Taiwan tetapi Presiden Chiang menolaknya dan dengan bantuan Amerika Serikat dan India maka dia dapat menetap di India
Batasannya adalah dia tidak boleh melakukan politik maupun pemberontakan , karena itu sistem Jain Hinduisme – Ahimsa yang digunakan oleh Dalai Lama.
Pada saat Beijing bersiap menyelenggarakan Olimpiade Beijing 2008 dan suku Han diseluruh dunia menjadi bangga . Sementara itu Tibet di pengasingan dengan bantuan finansial dari Friedrich Naumann Stichtung membuka pertemuan mereka di Jerman dan mereka sewaktu pertemuan ini pada bulan Mei 2007 memutuskan untuk merusak image Tiongkok dimata dunia dengan serangkaian aksi protest mereka .
Dalai Lamaisecara resmi tidak turut campur tetapi secara tidak resmi mengko-ordinasi gerakan di seluruh dunia termasuk didalam Tibet. Jaman sekarang para Lama dengan mudah dapat mengambil paspor PRC dan pergi ke India dan kembali dengan instruksi dari Dalai Lama.
Terjadi perusakan kawasan bisnis di kota-kota besar Tibet yang kebanyakan milik orang Han . Sedangkan berita bahwa orang Tibet dibunuh oleh tentara PRC sulit diperiksa kebenarannya karena hanya keluar dari kaum Tibet pengasingan. Yang diketahui hanya pasukan PRC tidak bersenjata api waktu mengontrol kerusuhan . Berita-berita yang keluar seolah mereka dipukuli oleh bambu – bukan dari Tibet tetapi dari Nepal yang dilakukan oleh pasukan Gurkha. Pemerintah sudah memberikan warning kepada Dalai Lama agar jangan melanggar peraturan “tidak boleh melakukan tindakan subversif di Tibet”
Ini berita dapat kalian periksa sendiri diinternet atau melalui publikasi yang ada dan silahkan kalian menarik kesimpulan kalian sendiri. Silahkan baca buku Alexandra David Neel, Sven Hedin, Heinrich Harrer etc.
Andreas