Budaya-Tionghoa.Net | Dear BTers,gathering tahun ini ternyata dihadiri sekitar 70 orang, dan kita kedatangan tamu yang tak terduga, yang jauh dari Belanda datang. Siapakah dia ? Tidak lain tidak bukan adalah Mang Ucup yang berkelana di dunia kangauw permilisan ini. Selain itu ada yang dari Thailand turut menghadiri gathering ini. Selain tamu dari jauh, acara ini dimeriahkan oleh kawan-kawan kita dari luar kota.
Hari yang dipilih ini bukan sembarang hari, tapi tepat tanggal 7 bulan 1 penanggalan Tionghoa. Hari ini adalah hari manusia atau ren ri.
Acara pembukaan agak terlambat karena Ardian tersesat, selain itu juga bang King Hian terlambat karena mau tidak mau harus mencari saudara kita dari Malaysia yaitu Hendry yang tersesat ketika mencari galangan kapal VOC, satu rombongan pemain barong juga tersesat.
Acara terpaksa dimulai pada pukul 17:00 dan sudah tidak menanti bang King Hian dan bung Hendry lagi.
Sebelum acara dimulai, dipajang beberapa senjata seperti yang digunakan oleh Lu Bu. Mungkin banyak yang memainkan game PS2 Sangoku Musou dan melihat senjata Lu Bu, tapi berapa banyak yang tahu namanya ?
Ternyata nama senjatanya adalah Ji atau juga disebut Hua Ji. Selain itu ada senjata yang digunakan oleh Xie RenGui yaitu Fang Tian Ji. Terpajang senjata dan dao atau golok tunggal, liu ye dao golok daun liu, pedang, tombak, golok kembar dan tu dao atau golok panjang pembunuh bertangkai, da dao golok besar bertangkai. Yang mengagumkan ternyata ada orang dari Tiongkok melihat acara itu, dia mengetahui senjata mana yang buatan tangan dan hasil penempaan dari tangan empu, yang mana adalah buatan pabrik dengan hanya menjentikkan tangannya saja. Sayangnya kita tidak sempat bercengkrama dengan orang dari Tiongkok tersebut bahkan tidak mengetahui namanya, walau orang tersebut sempat memperlihatkan bagaimana menggunakan senjata panjang tersebut. Sungguh disayangkan pula acara wushu dibatalkan karena para pemain wushu yang akan memperagakan itu harus tampil di acara lain.
Dari Komunitas Bambu yang turut memeriahkan acara ini juga menggelar buku-buku yang berkaitan dengan Tionghoa, mulai dari kasus Mei 98, Mengapa adanya anti Cina karangan Ong Hok Ham dan buku-buku lainnya. Selain itu juga Sinergi menggelar buku-buku mereka.
Acara dimulai dengan atraksi barongsai dan permainan barongsai di atas meja yang mengagumkan dan lincahnya mereka beratraksi di atas meja, melompat dari satu meja ke meja lainnya. Tentunya tidak luput juga kesempatan para hadirin memberikan angpao kepada barongsai itu.
MC kita, Elvina membuka acara ini.
Kemudian dilanjutkan dengan pengenalan tradisi Imlek dan makanan Imlek yang dibawakan oleh bung Sutomo. Mengapa harus melunasi hutang, makna simbol pengharapan dari makanan seperti ikan yang
artinya bertambah, memasang mercon dan sebagainya. Materi yang dibawakan memberi nuansa dan pemahaman bagi para peserta sayangnya keterbatasan waktu sehingga materi tidak bisa dijabarkan lebih mendetail. Apalagi pasti sudah banyak para hadirin perutnya keroncongan.
Break sebentar dengan memperkenalkan para moderator dan juga team BudTion yang hadir disana. Mulai dari Ardian, King Hian, Giri, Ryan, Pink Lotus, Agung, Red Phoenix, Jee Wolf, Uly, Nana, Soetomo Kho, Joao Kho, Poernama memperkenalkan diri walau agak dipaksa. Amat disayangkan moderator dan tokoh pendiri milis ini yaitu Brianz Liu dan Rinto Jiang yang tidak bisa hadir di acara ini. Semoga di gathering yang mendatang mereka berdua bisa turut hadir dan berkenalan dengan semuanya. Selain itu kita kekurangan 2 orang yang seharusnya hadir tapi tidak bisa hadir.
Hendri Irawan pada awal acara hadir tapi terpaksa pulang karena anaknya sakit juga Lim Wiss yang tidak bisa hadir karena anaknya sakit tipes. Semoga anak mereka cepat sembuh. Setelah memperkenalkan para pendiri, moderator juga team BudTion, acara dilanjutkan dengan memperkenalkan diri para peserta.
Acara dilanjutkan dengan makan malam dan disertai suguhan musik dari Harmony pimpinan bung Andry Harmony dari Bandung. Iringan musik yang mempesona dan ternyata dipadukan dengan alat musik barat yaitu gitar. Tentunya mempesona dan tepuk tangan meriah bagi para pemain musik.
Selesai makan malam, dilanjutkan pada sesi ke 2 yang dibawakan oleh bang Ardian yaitu apa itu dewa rejeki, mengapa harus ada mengantar dewa dapur. Ternyata isi materi mencengangkan para hadirin, dimulai dari tri makna kemudian tri pilar langsung menghujam kepada kesalahan mayoritas masyarakat terhadap dewa rejeki, dewa dapur bahkan juga pembagian angpao. Sekali lagi keterbatasan waktu, sehingga semua materi tidak dijabarkan secara mendetail.
Acara ini kemudian dilanjutkan oleh bung Hendry yang menjabarkan apa itu barongsai serta latar belakangnya. Ternyata versi yang diberikan bung Hendry berbeda, Nian bukan binatang pembawa malapetaka tapi pembawa rejeki, barongsay binatang import dari India. Apa perbedaan barongsai aliran selatan ? Terutama yang berasal dari Guangdong ?
Ternyata dari mulutnya. Diajarkan pula bagaimana cara menguji para pemain barongsai, apakah benar-benar belajar barongsai dari guru barongsai sejati atau hanya pengamen belaka. Selain itu diberitahu bagaimana cara mengambil barongsai dan juga memainkannya. Sayangnya karena keterbatasan waktu, irama musik aliran barongsai juga tidak sempat diperagakan.
Bung Erik Ersen memberikan kita pemahaman apa itu kaligrafi Tionghoa yang merupakan salah satu dari bagian kaligrafi Asia Timur dan di dunia ini ada tiga kaligrafi yaitu kaligrafi Eropa, Arab dan Asia Timur. Kaligrafi Tionghoa mengandung ekspresi dan jiwa si penulis yang tertuang dalam tulisannya. Selain itu juga diterangkan bagaimana menulis kaligrafi secara benar dan penggunaan maobi atau kuas China.
Yang mengharukan adalah yang dibawakan oleh bung Andry dari yang memberikan pengertian bahwa betapa pentingnya kita ini menjaga warisan nenek moyang terutama yang sekarang ini sedang heboh, yaitu penghancuran rumah Oey Dji Shan di Tangerang.
Selesai pemaparan itu, ada acara quiz yang isinya berkisar materi yang dibawakan. Ternyata ada yang bernama Yuli memborong 3 hadiah dari panitia dan hadiah terakhir yang didapatnya adalah tulisan kaligrafi syair Li Bai.
Barulah panitia membagikan DVD rekaman workshop moderator milist ini di Semarang kepada para peserta. Semoga pembagian DVD workshop yang isinya mengenai tata cara penamaan, kitab tiga aksara dan apa itu tolak bala bisa memberikan wawasan baru kepada para hadirin. Dan workshop tersebut dibawakan oleh Liao King Hian, Hendri Irawan, Ardian dan bapak Budi Tamtomo. Dimoderatori oleh bapak R.Soenarto yang juga member milist ini. Semoga dilain kesempatan, kita bisa mengcopy lagi DVD workshop lainnya.
Yang menyentuh dan membuka wawasan sehingga para hadirin memberikan soja kepada semua peserta adalah penjelasan arti gongshou atau soja yang diberikan oleh bang King Hian. Isinya menjelaskan bagaimana menjaga budi pekerti, membalas budi orangtua, selalu berbuat baik dan menghindari perbuatan jahat. Di awal sebagian peserta ada bersalaman tangan, setelah mendengar makna soja, mengubah caranya dengan memberikan soja.
Acara ditutup dengan foto bersama dan juga difoto oleh bung Vandy dari majalah Chinatown dan ibu Maya dari majalah Sinergi.
Terimakasih kami ucapkan kepada grup barongsai GASI Bogor yang bersedia mengisi acara ini secara cuma-cuma, juga kepada grup musik Harmony Bandung yang mengisi acara ini juga secara cuma-cuma, ibu Susi selaku pemilik Galangan Kapal VOC, bapak Cahyadi yang mengelola Galangan Kapal VOC, Komunitas Bambu, majalah Sinergi, majalah Chinatown, bapak Erik dan semua yang telah ikut memeriahkan gathering ini.
Semoga kita bisa mengadakan gathering lagi dalam waktu dekat dan tentunya seperti biasa, gathering yang dilakukan oleh milist ini selain mempererat persahabatan juga mencoba memberikan pemahaman tentang budaya kepada para hadirin.
Hal lain yang akan dicoba dilaksanakan adalah seminar pada tanggal 28 febuari 2009 di kota Semarang. Semoga bisa terlaksana dan tidak mendapat hambatan.
PS: tentunya kita wajib meminta para pembicara menuliskan apa yang dibawakan pada acara gathering ini untuk membuka suatu diskusi yang sehat dan membangun.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua