Tambahan:
Zhang DaoLing juga memasukkan HuangDi sebagai pendiri Taoism. Dan konon TaiShang LaoJun menjelma menjadi Guang ChengZi dan mengajarkan Taoism kepada HuangDi. Yang mana ketika konsep San Qing lahir , maka YuanSe TianZun itu menjelma menjadi Pan Gu.
Zhang Daoling dan keturunannya kemudian menjadi pemimpin gerakan keagamaan tersebut. Gerakan keagamaan ini disebut dengan “Jalan Lima Gantang Beras,” karena orang yang ingin bergabung diharuskan membayar sumbangan sejumlah lima gantang beras. Oleh karena Zhang Daolinglah Taoisme menjadi suatu agama. Pujaan utamanya adalah Laozi yang dipandang sebagai pendiri Taoisme dan disebut TaiShang LaoJun. Zhang Daoling dan keturunannya menyebut diri mereka sebagai “Guru- guru kedewaan” (dianshi) dan menjadi perantara antara para dewa dan umat awam. Namun, hal terpenting di atas semua itu adalah agama baru ini dapat memenuhi kebutuhan spiritual masyarakat. Zhang Daoling dan pengikutnya menciptakan suatu sistim keagamaan lengkap dengan kaum pendeta, kitab suci, upacara ritual, dan ilmu gaibnya. Mereka memerintah bagaikan paus atas sistim keagamaan baru tersebut. Kitab yang muncul pada masa itu adalah Taipingjing (Kitab Perdamaian dan Keseimbangan), yang membahas berbagai hal, seperti penciptaan dunia, pentingnya upacara ritual, aturan moralitas, pahala- pahala, hukuman, serta ilmu menambah kesehatan dan umur panjang. Dinasti Han runtuh pada tahun 220 dan terpecah menjadi tiga negara, yakni Wei, Wu, dan Shu. Organisasi keagamaan yang kini dipimpin Zhang Lu, cucu dari Zhang Daoling menerima pengakuan dari Kerajaan Wei sebagai Zhengyi Mengwei (Aliran Ortodoks Utama) dari Taoisme. Pada masa selanjutnya aliran tersebut juga disebut dengan Tianshi Dao (Aliran Para Guru Kedewaan).
Pada masa Kerajaan Wei inilah timbul kitab yang berjudul Taishanglingbaowufujing (Kitab Pewahyuan Tertinggi Lima Jimat dari Roh Suci). Ini merupakan kitab pertama dari kumpulan kitab- kitab “Lingbao” (Roh Suci). Di dalam kitab ini dapat dijumpai mengenai jimat untuk melindungi serta memanggil roh-roh suci, penggambaran kosmologi alam kedewaan, teknik meditasi, serta resep- resep untuk meramu obat menuju keabadian.
Berikut ini kita akan membahas tokoh-tokoh yang terkenal dari Aliran Dianshi Dao. Sima Yan mempersatukan Tiongkok kembali dan mendirikan Dinasti Jin. Namun pada tahun 317 M, mereka terpaksa melarikan diri ke selatan oleh karena serangan suku bangsa barbar dari utara. Dengan didukung oleh orang-orang yang masih setia pada Dinasti Jin, mereka mendirikan Dinasti Jin Timur. Di antara para pengikut setia Dinasti Jin, terdapatlah Sun Yin dan Lu Dun. Mereka berdua adalah pengikut Aliran Dianshi Dao yang didirikan oleh Zhang Daoling dan dipandang sangat berjasa di dalam menegakkan kembali Dinasti Jin. Kerajaan kemudian memberikan perlindungan bagi aliran tersebut, sehingga menjadikannya makin berkembang.
Tokoh lainnya adalah Kou Qianzhi, yang merupakan seorang sarjana serta pendeta Taois yang hidup pada masa Kerajaan Wei Utara. Ia merupakan penasehat spiritual bagi para raja Kerajaan Wei Utara. Kou Qianzhi lalu mendirikan cabang utara dari Aliran Tianshi Dao. Aliran yang didirikannya ini lebih mementingkan pada upacara dan liturgi keagamaan dan berbeda dengan Aliran Dianshi Dao asli yang mementingkan ilmu pembuatan jimat. Dengan diilhami oleh sila-sila dan vinaya Buddhisme, Kou Qianzhi menciptakan aturan mengenai apa yang dilarang dan harus dilakukan oleh seorang praktisi Tao. Para penguasa Kerajaan Wei Utara sangat terkesan dengan Kou Qianzhi dan menjadikan bentuk Aliran Dianshi Dao yang diperkenalkannya sebagai agama negara. Lu Xiujing, merupakan tokoh Aliran Tianshi Dao di Tiongkok Selatan. Jasa pentingnya adalah pengumpulan menjadi satu kitab-kitab Taois, yang menjadi inti bagi kanon kitab suci Taoisme pada masa sekarang. Pada masanya jumlah kitab suci Taois telah semakin banyak jumlahnya. Disamping Tao Te Cing, Zhuangzi, dan Liezi yang telah dibahas di atas, timbul pula kitab-kitab mengenai ramuan-ramuan serta teknik untuk mencapai keabadian yang diwariskan oleh para fangshi. Selain itu masih terdapat pula kitab-kitab Lingbao, yang pada jaman Lu telah berjumlah 50 jilid. Sebagai tambahan timbul pula jenis kitab-kitab baru yang disebut Kitab-kitab Shangqing. Kitab-kitab inimerupakan dasar bagi timbulnya Taoisme mistis.
Dengan diilhami oleh kanon Tripitaka Buddhis, maka Lu menyusun kanon Kitab Suci Taois (Daozang) yang dipublikasikan pada
tahun 471. Susunannya terbagi menjadi dua bagian besar, yakni “bagian besar” dan “bagian kecil.” Bagian besar terbagi menjadi tiga bagianm yang disebut “Gua Realisasi” (Dongzhen), “Gua Rahasia-rahasia” (Dongxuan), dan “Gua Roh-roh suci” (Dongshen). Empat bagian kecil terbagi lagi menjadi empat, yakni “Misteri Agung” (Taixuan), “Keseimbangan Agung” (Taibing), “Kemurnian Agung” (Taiqing), dan “Kitab-kitab Klasik Ortodoks” (Zhengyi). Kanon ini telah mencakup semua naskah dari tiga bentuk utama Taoisme masa itu, yakni aliran yang mengembangkan ilmu memperpanjang usia, ilmu gaib dan upacara-upacara dari Aliran Dianshi Dao, dan Taoisme Mistik yang kemudian dikenal sebagai Aliran Shangqing. Pada saat kematian Lu Xiujing pada tahun 477, Taoisme telah memiliki pengaruh penting di Tiongkok Selatan, atas jasanya tersebut Taoisme menjadi agama yang dapat diterima oleh semua kelompok masyarakat.