Mitologi penciptaan
Bangsa Tionghoa mungkin satu-satunya bangsa yang tidak terlalu memperdulikan kisah mitos penciptaan seperti mitos-mitos penciptaan yang ada pada bangsa-bangsa lain. Kalaupun ada lebih bersifat filosofis seperti yang termaktub dalam kitab Yi Jing atau perubahan. Hal ini akan mempengaruhi filsuf-filsuf selanjutnya dan para filsuf mencoba membuat suatu pemikiran yang lebih bersifat filosofis dibandingkan dengan mitos-mitos. Misalnya Lao Zi, Lie Zi, Huai NanZi, Xun Zi dan lain-lain. Rata-rata menuliskan mengenai Hun Tun (Chaos) atau suatu konsep yang tidak terkatakan (abstract) dan Yin Yang. Hal ini terlepas dari pemikiran purba bahwa Huang Di sebagai pusat dari segalanya atau juga merupakan penguasa seluruh alam dan para DI (kaisar purba) lainnya.
Disini akan dituliskan 2 kisah penciptaan yaitu Pan Gu dan NvWa.
Pan Gu
[Foto Ilustrasi : Pangu , author Wang Qi (1529-1612) , Public Domain]
Alam semesta ini diciptakan oleh Pan Gu. Ia dikatakan terlahir dari sebuah telur dengan memiliki sepasang tanduk, dua gading, serta tubuh yang berbulu. Diceritakan bahwa Pan Gu telah menciptakan alam semesta ini dari batu karang yang melambangkan kekacauan selama 18.000 tahun. Kisah penciptaan Tiongkok lainnya mengatakan bahwa alam semesta ini berasal dari mayat Pan Gu. Matanya menjadi masing-masing matahari dan bulan, darahnya menjadi sungai-sungai, rambutnya berubah menjadi tumbuh-tumbuhan, dan dagingnya menjadi bumi ini. Manusia berasal dari parasit-parasit yang merayapi tubuhnya.
NvWa
Seorang dewi bernama NvWa dipercaya oleh masyarakat Tiongkok kuno sebagi pencipta para mahluk dibumi. Dalam kitab Taiping Yilan 太平御览 disebut bahwa NvWa pada bulan pertama hari pertama menciptakan ayam, hari ke 2 menciptakan anjing, hari ke 3 menciptakan kambing, hari ke 4 menciptakan babi, hari ke 5 menciptakan kerbau, hari ke 6 menciptakan kuda dan pada hari ke 7 menciptakan manusia dengan menggunakan tanah kuning dengan air, cara ini dianggap lamban. NvWa kemudian menggunakan ranting tanaman merambat dan mencelupkan ke dalam rawa-rawa kemudian menggoyangkannya. Lumpur yang menetes dan jatuh ke tanah itu menjadi manusia. Ia pula yang merancang tata cara perkawinan dan menjadi mak comblang semua manusia untuk melanjutkan keturunan.
Diriwayatkan pula bahwa ia telah memperbaiki langit dari kebocorannya. Kebocoran langit tersebut, disebabkan oleh pertempuran antara dewa air (Zhu Rong) dan dewa api (Gong Gong). Dewa api yang kalah kemudian membenturkan kepalanya ke dinding langit sehingga berlubang besar danm air dengan derasnya mengguyur ke bumi. Hal ini merupakan penyebab bencana air bah yang melanda umat manusia pada masa itu.