PERANAN GENERASI MUDA
Pencapaian usia satu abad Perkumpulan Sosial Dharma Bhakti sekarang ini tentu menjadi bahan renungan kembali. Terutama kalangan generasi penerusnya di dalam mengembangkan kiprah dan visi organisasi ini supaya lebih maju di kemudian hari. Setidaknya keberadaan organisasi sosial ini membuka banyak harapan-harapan baru bagi para generas penerus/generasi muda untuk mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri sebagai warga negara Indonesia bagi terciptanya rasa persatuan dan kesatuan bangsa yang lebih kokoh lagi.
Selama ini disadari porsi orang-orang muda di dalam wadah ini masih sedikit. Sebetulnya mereka sudah siap terjun mengikuti langkah-langkah generasi terdahulu sepanjang diberi kesempatan. Apalagi mereka-mereka itu sudah banyak yang beraktifitas di organisasi kepemudaan lainnya. Untuk itu perlu diciptakan peluang yang lebih besar bagi kalangan generasi muda sehingga mendorong mereka menumbuhkan semangat. Dimana akan muncul berbagai masukan-masukan pemikiran baru. Kaulah, dahulunya didominasi oleh wajah-wajah yang telah sepuh tentunya sekarang harus segera dibenahi secara perlahan. Mengingat kinerja para orang tua tentunya lambat laun melemah seiring dengan usianya yang semakin lanjut.
Untuk itu, para generasi muda warga negara Indonesia sebagai pengurus tongkat estafet kepengurusan perkumpulan sosial ini perlu menyiapkan diri dari sekarang guna mengambil posisi vital di dalam wadah ini. Tidak saja terbatas warga Tionghua keturunan Hok Kian yang diminta partisipasinya tetapi mereka dari suku dan golongan lainnya perlu diberikan kesempatan dalam berkiprah di perkumpulan sosial ini. Yang pada gilirannya memberi manfaat dan bisa dirasakan tidak hanya terbatas warga Tionghua, sekaligus seluruh warga negara Indonesia yang berdomisili di Propinsi Lampung.
Pembinaan Pendidikan, Kesehatan dan Perluasan Jaringan
Seperti diketahui eksistensi perkumpulan sosial masyarakat Suku Hok Kian ini telah terbuka, dimana rasa kebersamaan, persaudaran, sikap toleransi di kalangan masyarakat Lampung yang terdiri dari multi suku, budaya dan adat istiadat begitu kuat terjaga. Untuk dimasa mendatang Perkumpulan Sosial Dharma Bhakti harus lebih baik lagi kegiatannya. Terutama ikut memikirkan nasib bangsa yang sedang dilanda krisis ekonomi dan krisis moral dewasa ini.
Sebagai perkumpulan sosial, Dharma Bhakti seyongyanya bukan lagi sebagai suatu lembaga yang cukup merasa puas dengan membagi-bagi sembako, memberikan sumbangan kepada korban bencana alam dan lain sebagainya.
Wadah ini sudah saatnya mampu menempatkan diri untuk memberikan dukungan dan keperdulian yang lebih tinggi lagi. Mengapa tidak, kiprah perkumpulan sosial ini lebih menonjolkan ke segala aspek penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Terlebih gerak kehidupan saat ini dirasakan semakin kompleks. Melihat tuntutan di zaman sekarang, keberadaan organisasi semacam perkumpulan sosial diharapkan bisa memberikan/menghasilkan terobosan-terobosan yang positif.
Misalkan sebagai jembatan jaringan komunikasi dan informasi yang lebih luas lagi dengan organisasi sejenis di seluruh Indonesia bahkan mancanegara.
Seperti diketahui, perkumpulan sosial dikalangan keturunan Hok Kian juga sudah banyak tersebar di Tanah Air. Termasuk dibeberapa negara, sudah lebih dahulu mengembangkan ke dalam aspek hubungan perdagangan, tidak sebatas kegotong royongan dan hubungan kekeluargaan semata-mata.
Wadah ini tentunya juga bisa berkembang tidak lagi sebatas pada aspek pelayanan sosial saja. Harus ada upaya-upaya menuju keterbukaan dalam bidang seni, budaya maupun bisnis. Seperti di luar negri sekarang ini, wadah-wadah sejenis Perkumpulan Sosial Dharma Bhakti sudah tumbuh dan berkembang, seperti apa yang disebut Hok Kian Asociation, Kanton Asociation, Hakka Asociation.
Kiprahnya tidak terbatas pada kegiatan sosial kemasyarakatan, mereka sudah mampu membentuk suatu jaringan bisnis (link Bisnis). Yang akan datang generasi penerus Perkumpulan Sosial Dharma Bhakti di Lampung perlu menuju kesana secara terencana.
Tentunya semua ini harus mendapatkan dukungan dari pengurus lainnya. Sebab kalau tidak wadah ini akan terkukung terus di alam pemikiran yang ortodok.
Perkumpulan ini mau tidak mau tetap diperlukan dalam kerangka berfikir yang lebih maju dan tidak sebatas pada wawasan kedaerahan tetapi harus mengglobal. Begitu pula aspek kemandirian di dalam pengembangan perkumpulan sosial ini tetap dipikirkan, tanpa mengesampingkan adanya dukungan dari peran serta orang-orang yang mau perduli dari aspek finansial, pemikiran maupun tenaganya.
Dalam bagian lain, misi dan visi sosial perkumpulan sosial ini perlu harus diperluas lagi. Bisa saja mengembangkan pembinaan lewat penyediaan sarana dan prasarana pendidikan maupun kesehatan. Karena melalui sarana pendidikan, bisa memberikan wawasan dan pendidikan kepada masyarakat. Terutama dalam mencetak kualitas anak bangsa yang berpegetahuan luas serta memiliki sikap loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap masyarakat bangsa dan negera.
Begitu pula di bidang kesehatan, perkumpulan sosial Dharma Bhakti sudah saatnya menciptakan suatu lembaga kesehatan yang memadai. Sehingga dari sini bisa diberikan bantuan/subsidi bagi pelayanan kesehatan warga yang tidak mampu (tidak komersil) Pembinaan kesehatan yang memadai tentunya akan menghantarkan kepada pembentukan kepribadian jiwa dan fisik yang sehat di kalangan masyarakat.
Di masa mendatang Perkumpulan Sosial memang sudah merencanakan mendirikan suatu lembaga Perguruan Tinggi modern. Dimana pengembangan ilmu/mata pelajarannya lebih mendekatkan diri dengan aspek kemampuan (Skill). Isyarat itu sudah disampaikan beberapa pengurus seperti apa yang dikatakan Soetopo, ketua umum, Tanto Nugroho, wakil ketua dan Kencana Sukma, wakil Ketua Perkumpulan Sosial Dharma Bhakti.
Dasat pertimbangan, karena perguruan tinggi yang selama ini ada memang sudah memadai, hanya saja model pendidikannya yang akan dikembangkan Perkumpulan Sosial Dharma Bhakti nantinya ingin mengembangkan model pendidikan yang lebih spesifik lagi. Misalkan lebih menekankan pada penguasaan bahasa. Sehingga di setiap Fakultas yang dibentuk disisipi materi kuliah Bahasa Mandarin selain ada pembelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Sebagai ilustrasi, penguasaan Bahasa Mandarin sudah menjadi kebutuhan bagi pengembangan sektor bisnis dan perdagangan. Terlebih pengusaha Indonesia dewasa ini banyak yang bermitra dengan pengusaha asal Taiwan, Hongkong, Singapore dan RRC.
Selama ini penguasaan bahasa Mandarin masih kurang dipahami oleh para pelaku bisnis di tanah air. Contohnya di Lampung, untuk urusan dagang/bisnis hasil Bumi di Lampung masih didominasi pelaku dunia usaha beberapa gelintir saja.
Bagaimana pengusaha-pengusaha lainnya bisa bernegosiasi kalau penguasaan bahasa (Mandarin) saja mereka tidak menguasainya, termasuk bahasa Inggris dan sebagainya. Belum lagi, adanya penawaran kesempatan bekerja di luar negri dewasa ini cukup terbuka lebar. Seperti permintaan tenaga kerja untuk negara-negara Industri seperti Malaysia, Hongkong, Singapore, Taiwan maupun di RRC.
Kesempatan ini sering kurang disikapi oleh para tenaga kerja Indonesia untuk mempersiapkan diri pada pembekalan soal pemahaman berkomunikasi. Sehingga belakangan tidak sedikit diantara mereka banyak yang terkelabui lantaran kurangnya menguasai bahasa.
Sasaran pembinaan di dalam perguruan tinggi yang akan dikembangkan Perkumpulan Sosial tujuannya supaya semua warga negara (mahasiswa) dari berbagai ras, suku, dan golongan yang menimba ilmu pada perguruan tinggi tersebut bisa mempelajari dan akhirnya memahami bahasa Mandarin, sebagaimana layaknya mahasiswa/pelajar kita yang menguasai Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, Arab dan sebagainya.
Yang jelas keberadaan peruguruan tinggi yang akan dikembangkan perkumpulan sosial ini harus bisa menyeimbangkan antara pencapaian aspek sosial dan segi-segi komersial. Kalau perlu perguruan tinggi ini jutru mengedepankan dukungan pembiayaan pendidikan lewat pemberian bea siswa kepada mahasiswa-mahasiswi berprestasi yang tidak mampu.
Begitu juga rencana pengembangan/pemberian bantuan di sektor kesehatan. Kalau memang benar perkumpulan sosial ini merencanakan mendirikan Rumah Sakit seyogyanya juga bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat yang tidak mampu. Kangan Komersial.
Pengembangan rumah sakit di Lampung memang dirasakan masih kurang memadai. Terutama dalam hal penanganan pelayanan kesehatan seperti pengobatan-pengobatan tertentu penyakit jantung maupun kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium yang belum tersedia.
Mengapa tidak, kalaupun memang akan dibangun sebuah rumah sakit oleh perkumpulan sosial ini sekaligus menciptakan suatu pelayanan rumah sakit modern. Sehingga masyarakat Lampung sendiri tidak perlu repot-repot untuk ke Jakarta atau keluar negri kalau ingin berobat atau chek-up.
Dalam pengembangan pelayanan rumah sakit nanti juga akan diikuti oleh penyelenggaraan akademi perawatan (Akper) untuk bidang spesialisasi kesehatan seperti: jantung, mata, paru-paru. Pertimbangannya karena penyelenggaraan akper-akper yang ada selama ini sepertinya hanya dididik untuk bidang kesehatan secara umum, tidak diarahkan pada penguasaan ilmu kesehatan/ spesialisasi perawatan tertentu.
Tinggal bagaimana sekarang tugas para generasi penerus yang ada sekarang ini mampu mengimplementasikan cita-cita yang telah disusun sehingga memperkokoh pondasi-pondasi yang sudah dibangun pra generasi tua Hok Kian terdahulu.
*** 8150