Budaya-Tionghoa.Net | Teman-teman semilis, tentu saja aku sudah menonton film Cin(T)a tersebut. Jika belum aku takkan berani berkomentar apalagi menulisnya.
|
Nah, bagi yang belum menonton, film ini masih ditayangkan di Blitz. Di Jakarta ada empat bioskop Blitz, yakni di Grand Indonesia, Pacific Place, Mall of Indonesia (Kelapa Gading), dan di BSD. Hanya PP yang tidak menayangkannya.Mengenai akhir film ini, maaf, bisa menjadi spoiler bagi yang belum menonton, tapi kalau memang tak berminat menontonnya, boleh baca alinea di bawah ini.
Memang Anisa dan Cina akhirnya memutuskan untuk menjadi sahabat sejati seperti semula. Apalagi memang Anisa mempunyai tunangan yang sangat dicintainya, kebetulan pula seorang pemuda keturunan Cina, hanya bedanya dengan si Cina (tokoh utama), sang Cina tunangan adalah seorang Muslim.
Kenapa kau mencintai seorang Cina juga??? tanya Cina.
Karena orang Cina itu menarik, unik, tau nggak sih???jawab Anisa.
Anisa menjalani upacara pernikahan secara adat Jawa termasuk mandi kembang tujuh rupa. Mungkin hatinya terbelah, antara Cina dengan tunangannya yang juga Cina, terpulang pada interprestasi masing-masing.
Tapi sepanjang film dipertontonkan banyak sekali cuplikan dokumenter pasangan beda agama yang telah menikah dan bisa hidup rukun-damai selama puluhan tahun, bahkan sampai beranak banyak. Begitu pun selesai wawancara dengan Cina-Anisa, sutradara menyerukan giliran berikutnya mewawancarai Frans dan Amara, suami-istri penyanyi terkenal yang juga beda agama hingga terpaksa menikah di Hong Kong.
Selain mereka, masih bisa ditambahkan ratusan nama lagi, dari yang gaek seperti Bob Tutupoli, Ruhut Sitompul, Roy Marten, sampai ke pasutri (pasangan suami-istri) masakini, untuk menyebut beberapa nama saja; Jamal Mirdad-Lydia Kandou, Katon Bagaskoro-Ira Wibowo, Mayong Suryo Laksono-Nurul Arifin, Deddy Corbuzier-Karlina, dan masih banyak lagi lainnya?
Begitu??
Photo Credit :