Budaya-Tionghoa.Net | Orang yang telah menikah dalam budaya Tionghoa dapat dianggap bahwa mereka telah mapan dan secara ekonomi, lebih baik daripada mereka yang belum menikah. Juga perkembangan psikologis bagi mereka yang menikah rata-rata lebih baik daripada mereka yang belum menikah.
|
Mereka yang telah menikah dianggap telah berhasil membentuk suatu keluarga yang baru. Dan walaupun berstatus adik , tapi jika telah menikah , kedudukannya lebih tinggi dari kakaknya yang belum menikah. Untuk itu biasanya sang adik memberi angpao kepada kakaknya. Tidak perduli berapa umur kakaknya dan tidak perduli berapa kekayaan kakaknya.
Tapi hal ini tidak berlaku bagi mereka yang memiliki karyawan. Mereka yang belum menikah tapi memiliki karyawan diwajibkan memberi angpao sebesar satu bulan gaji kepada karyawannya. Biasanya angpao untuk karyawan itu diberikan pada tanggal 23 atau 24 bulan 12. Ini diutamakan sebab mereka para karyawan juga memerlukan uang untuk mempersiapkan diri menyambut Imlek.
Mengapa pada hari Sin Cia atau tanggal 1 itu tidak boleh menyapu ? Hal ini berkaitan dengan legenda Ru Yen. Bahkan dapat dikatakan bahwa Ru Yen inilah dewa rejeki sesungguhnya.
Pada catatan Lu Yi Ji menceritakan bahwa jaman dahulu ada pedagang bernama Qi Ming yang berkenalan dengan QingHong Jun. Qi Ming amat menghormati Qing sehingga suatu saat Qing mengatakan akan mengabulkan 1 permintaan dari Qi. Ada org yang membisiki Qi agar Qi meminta Ru Yen (keinginan atau harapan semoga terkabul).
Qing terkejut mendengar permintaan Qi ini dan Ru Yen itu sesungguhnya adalah pelayan wanita Qing. Tapi karena sudah terlanjur berjanji , maka Qing memberi Ru Yen kepada Qi.Ketika Ru Yen tinggal dirumah Qi , ternyata semua keinginan Qi terkabulkan dan akhirnya ia menjadi orang kaya yang sukses.
Hingga pada saat hari sincia itu Ru Yen terlambat bangun, Qing amat marah dan hendak memukuli Ru Yen. Ru Yen amat ketakutan dan mengubah dirinya menjadi kecil kemudian bersembunyi diantara tumpukan sampah dipengki. Qi Ming memukuli pengki itu dan berteriak memanggil2 Ru Yen. Tapi Ru Yen tidak muncul2 lagi. Sejak itu Qi berangsur2 menjadi miskin.
Kebiasaan orang-orang didaerah Jiang Nan ( Su Hang ) itu adalah mengikat/merangkai uang dan menaruh dipengki kemudian berteriak2 memanggil Ru Yen.
Walau sekarang kebiasaan memanggil-memanggil nama Ru Yen tidak ada di kalangan orang Selatan ( Fu Jian , Guang Dong dan sekitarnya) tapi kebiasaan tidak membuang sampah keluar rumah dan tidak menyapu pada hari sincia itu masih ada. Harapannya adalah semoga Ru Yen tidak diturut terbuang bersama dengan sampah2 itu.
Makna atau pesan moral dari cerita itu adalah jangan berlaku kejam kepada bawahan sendiri. Seorang pedagang atau pengusaha tetap memerlukan pelayan/pembantu dalam hal usaha mencapai keinginan. Termasuk siapapun , jangan kejam terhadap karyawan atau pembantu. Karena tanpa mereka juga kita tidak bisa apa-apa.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua
[ Bcody80 , “Red packets for sale in a market in Taipei, Taiwan, before the Year of the Rat “, Public Domain]