Budaya-Tionghoa.Net | Mitos yang menyebutkan bahwa Tembok Besar Cina adalah salah satu bangunan buatan manusia yang terlihat dari angkasa luar tumbang sudah. Ironisnya, kenyataan itu justru diberitakan oleh astronot Cina pertama, Yang Liwei.
|
Selama beberapa dekade, Cina selalu mengklaim bahwa peninggalan sejarah yang amat terkenal itu bisa terlihat dari angkasa luar. Buku pelajaran sekolah dasar di sana masih menuliskan tembok raksasa itu bisa dilihat dengan mata telanjang oleh kosmonot yang mengorbit Bumi.
Namun mitos tersebut mulai diragukan setelah Yang Liwei pulang dari perjalanan ke angkasa luar selama 21,5 jam tahun lalu. Waktu itu Liwei menyatakan dirinya tidak bisa melihat tembok besar Cina dari wahananya, Shenzhou V. Oleh karenanya, menurut surat kabar Beijing Times, Jumat (12/3), buku-buku sekolah yang memuat kisah tersebut akan ditulis ulang.
Tembok Besar Cina mulai dibangun sekitar tahun 770 hingga 476 sebelum Masehi oleh dinasti Zhou. Beberapa tembok lain juga dibangun oleh pengasa kerajaan Qin, Yan dan Zhao. Tembok-tembok itu kemudian disatukan oleh Kaisar Pertama Qin Shi Huang setelah ia mempersatukan Cina pada tahun 214 sebelum Masehi.
Selanjutnya pada masa dinasti Han, Kaisar Han Wu Di memerintahkan perluasan tembok guna mencegah serangan dari suku-suku di utara Cina. Waktu terus berlalu, dan perkuatan dan perluasan terus dilakukan hingga jaman dinasti Ming (1368 – 1644). Ming adalah penguasa yang memperkuat tembok dengan bata dan batu granit, serta memperkokoh pondasinya. Ia mendirikan titik-titik penjagaan dan menara-menara kontrol seperti yang bisa kita lihat sekarang.
Hasil akhir dari pembangunan tembok selama beberapa generasi itu menghasilkan tembok raksasa yang membentang sekitar 6.700 kilometer, melintasi gunung dan lembah, berkelok-kelok seperti naga batu. Namun karena lebarnya hanya sekitar 5 meter dengan ketinggian rata-rata 10 meter, tembok Cina mustahil dilihat dari ruang angkasa.
Seorang pejabat Kementerian Pendidikan yang bertanggung jawab terhadap materi pengajaran di sekolah-sekolah Cina mengatakan, penerbit buku pelajaran telah diminta untuk menghentikan pencetakan bagian yang keliru itu.
Adapun dalam buku bahasa dituliskan, “Seorang kosmonot yang menanjak ke angkasa mengatakan, ¡¦Terbang menggunakan pesawat ruang angkasa, melihat Bumi dari sana, saya bisa melihat dua bangunan, satu adalah tanggul laut Belanda, dan lainnya adalah tembok besar Cina!¡¦”
“Penulisan yang keliru dalam buku sekolah dasar inilah penyebab utama munculnya kesalahan konsep yang menyebar begitu luas,” tulis Beijing Times mengutip Wang Xiang, penasehat nasional urusan pendidikan.
Dalam Konferensi Konsultatif Politik di Beijing minggu lalu, Wang mengusulkan agar pemerintah, melalui sekolah-sekolah, menghentikan penyebaran mitos yang keliru mengenai terlihatnya tembok besar dari angkasa luar. “Mitos itu bertentangan dengan kenyataan dan akan merugikan anak didik kita,” ujar Wang.
Sebagai tambahan, situs National Aeronautics and Space Administration (NASA), menyebutkan beberapa objek memang bisa dilihat dari ruang angkasa tanpa bantuan teropong atau teleskop, namun tembok besar Cina tidak termasuk objek-objek tersebut. Alasannya, tembok itu tidak terlalu lebar dan bahan pembuatnya adalah material yang berwarna seperti lingkungan sekitarnya, sehingga sangat tersamar.(AP/CNN/wsn)
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua