Budaya-Tionghoa.Net | Ada dua nama yang tercatat secara gemilang dalam sejarah kebangkitan kembali genre cerita silat di Indonesia setelah tahun 2000.Yang pertama adalah Zhou Fuyuan (Skalaras), karena dialah orang pertama yang di era kebangkitan kembali cerita silat di Indonesia telah menerjemahkan cerita silat yang belum pernah diterjemahkan sebelumnya. Yaitu satu-satunya karya Chin Yung yang sampai saat itu belum diterjemahkan, “Pedang Gadis Wat (Yueh Nu Jian)”, diterjemahkannya di tahun 2003.
|
Yang kedua adalah Adhi Hidayat, karena dialah orang pertama yang sejak yang di era kebangkitan kembali cerita silat di Indonesia telah menerbitkan buku cerita silat yang belum pernah diterbitkan sebelumnya. Yaitu karya Khu Lung “Cit Seng Liong Ong (Raja Naga Tujuh Bintang)”, diterbitkannya di tahun 2004. Sampai sekarang sudah tidak terhitung buku cersil baru yang diterbitkan oleh Adhi Hidayat, dengan ‘brand’ See Yan Tjin-djin.
Kemarin ini muncul berita baru lagi yang menggembirakan mengenai Zhou Fuyuan. Yaitu telah terbitnya buku karyanya “Purnama Di Bukit Langit”. Walaupun bukan merupakan buku cersil, melainkan suatu antologi puisi Tiongkok klasik, tetapi di kalangan beberapa teman-teman MTjersil draft buku ini sudah lama beredar. Dan justru karena membaca draft itu, kami-kami ini saat itu menjadi yakin akan kemampuan Zhou-heng, dan ‘memaksa’-nya menerjemahkan “Pedang Gadis Wat”, yang kemudian dilakukannya dengan sukses. Sebaliknya sukses dalam menerjemahkan “Pedang Gadis Wat” itu, juga menjadi salah satu hal yang turut memotivasi Zhou-heng untuk lebih tekun menyelesaikan dan menyempurnakan draft antologi tersebut, sampai akhirnya diterbitkan, tidak kurang oleh Gramedia!
Berikut ini data-data tentang buku tersebut:
Judul buku ( dalam dua bahasa ): “PURNAMA DI BUKIT LANGIT – Antologi Puisi Tiongkok Klasik”
Penulis : Zhou Fuyuan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Ukuran : 21,5 x 21,5 cm
Tebal : 415 halaman
KETERANGAN
– Buku ini berisi 560 puisi Tiongkok klasik dalam 2 bahasa (bahasa. Indonesia dan bahasa. Mandarin), dimulai dari periode Negeri Berperang 戰國, ratusan tahun sebelum Masehi, hingga dinasti terakhir sebelum republik, yakni dinasti Qing 清.
– Puisi yang dipilih mencakup jenis Sanjak è©©, Syair è©ž dan Lirik 曲.
– Puisi-puisi ini dikelompokkan menjadi dua bagian, jenis Sanjak pada bagian pertama, jenis Syair dan Lirik pada bagian kedua. Tiap-tiap bagian dibagi lagi berdasarkan tema. 7 tema di masing-masing bagian.
– Buku ini dilengkapi sebuah pendahuluan yang menghantar pembaca untuk mengenal apa itu puisi Tiongkok klasik serta sejarah perkembangannya.
– Buku ini juga dilampiri dengan ulasan khusus 17 tokoh penyair penting.
– Buku ini diberi ulasan pengantar oleh Leo Suryadinata dan ulasan penutup oleh Sapardi Djoko Damono.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing List Budaya Tionghua