Budaya-Tionghoa.Net | Antara tanggal 21 sampai dengan 23 Desember merupakan hari terpenting untuk planet kita yang berhubungan dengan matahari. Diantara hari-hari tersebut merupakan salah satu dari dua titik balik matahari, hari dimana sinar matahari langsung menyinari salah satu dari dua garis lintang tropik. Tepatnya pada jam 8:37 pagi Standar Waktu Timur (jam 1:37 petang hari UTC) antara tanggal 21 sampai dengan 23 Desember, musim dingin mulai di belahan bumi Utara dan musim panas mulai di belahan bumi selatan.
|
TRADISI KUNO
Bahwa manusia itu menyukai yang terang, yang menghidupi, yang menyembuhkan, tidak suka apapun yang gelap, yang mati, yang sakit, dan sebagainya, merupakan gejala universal yang terdapat dan merata pada semua umat manusia di bumi ini. Oleh karena itu matahari yang memberikan penerangan sangat didambakan oleh semua umat manusia, tidak terkecuali orang Timur. Maka, terjadilah perayaan Matahari, diantaranya seperti perayaan Natal pada agama Nasrani dan Mithraik pada agama-agama di Barat, dan “Tang Cik” pada kepercayaan Timur Purba. Apabila dipandang dari sudut folklore, tradisi ini menunjukkan perayaan musim dan astronomis serta mengikuti pola umum mitologi Solar (matahari).
Hari raya Natal maupun Tang Cik kedua-duanya termasuk perayaan musim dingin. Di daerah tropik, musim dingin ditandai oleh banyak turunnya hujan. Di belahan bumi Utara, musim dingin ditandai oleh banyak turunnya salju, maka juga dikatakan musim salju yang tidak jarang membeku menjadi es. Sedangkan di kawasan tropik sering disertai banjir yang merusak segala-galanya.
Hari raya Tang Cik, yang di pulau Jawa terkenal dengan sebutan Sembahyang Rondé merupakan tradisi dunia lama yang sampai sekarang masih dirayakan oleh kebanyakan orang Timur terutama orang-orang Tionghoa, yang bertalian erat dengan peredaran alam semesta, dan mempunyai hubungan dengan tibanya musim dingin. Hari raya Tang Cik ini dirayakan pada pertengahan kedua bulan 11 Imlek, antara tanggal 22 atau 23 Desember. Arti Tang Cik tak lain adalah “musim dingin tiba”. Namun, apabila dilihat dari balik hakekatnya, tradisi yang sudah tua ini sebetulnya merupakan salah satu dasar kepercayaan agama yang penting, tidak saja bagi kepercayaan Timur, tetapi juga bagai agama Barat, teristimewa bagi dunia lama. Karena hari raya Tang Cik mempunyai pertalian erat dengan kultus Matahari yang pada zaman kuno dianut oleh hampir seluruh umat manusia. Pada kepercayaan dunia lama yang telah lama meninggalkan faham kuno, walaupun kelihatannya samar-samar saja, tetapi masih menyimpan kultus pemujaan terhadap Matahari sebagai Penyelamat atau Dewa Penyembuh.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua