Budaya-Tionghoa.Net | Sudah sejak dahulu sebagian besar marga Thung melakukan upacara penghormatan leluhur pada saat Chun Cie (Setelah Ceng Beng) dan Chiu Cie (bulan purnama / Ci Ye Se U) sebagai tradisi yang telah ada sejak jaman leluhurnya. Sebagai ugkapan rasa hormat dan rasa bakti pada orang tua dan leluhur.
|
Tradisi ini selalu dibawa oleh para marga Thung yang merantau keluar antara lain yang ke Indonesia, khususnya bagi perantau marga Thung yang di Lampung yang sebagian besar berasal dari kampung Sak Mun Liang (Kecamatan Celiong, Kabupaten Taipu, Propinsi Kwang Tung) di dataran Tiongkok. Sekitar tahun 1975 – 1976 mereka berkumpul melakukan upacara tradisi tersebut di gedung perkumpulan Hakka Tionghua Lampung (Pak She Ce/Khen Ching Sha) Yayasan Meta Sarana si Suteng Teluk Betung, karena disana ada papan abu leluhur marga Thung yang dipasang oleh para tetua saat itu.
Pada saat berkumpul tersebut, tercetuslah gagasan dari para tetua untuk mempunyai tempat sendiri supaya dapat melakukan upacara rutin setiap tahun. Ternyata gagasan tersebut mendapat sambutan secara luas dari warga Thung lainnya di Lampung yang sebetulnya mempunyai kerinduan yang sama. Tetapi mereka sadar saat itu jumlah mereka belum cukup mampu untuk membangun sendiri, karena itu perlu mengajak warga Thung lainnya yang ada di Indonesia.
Gagasan tersebut tidak langsung terwujud, tetapi dilakukan pembicaraan secara berkala untuk membahas rencana yang masih di awang-awang itu. Dengan niat baik serta tekad yang bulat mulailah dibicarakan dan ditindaklanjuti rencana tersebut lebih serius lagi. Pertemuan itu dikoordinir oleh Bapak Thung Khong Nyen (Alm.)
Mulailah bapak Thung Khong Nyen mengajak para senior dan pemuda mengadakan rapat pertemuan secara rutin, rapat tersebut diadakan dirumah Thung Kwok Kwi. Yang hadir dalam pertemuan itu :
1. Thung Khong Nyen (Alm)
2. Thing Kim Siong (Alm)
3. Thung Piang Yun (Alm)
4. Thung Ce Yin (Alm)
5. Thung Pun Jin (Alm)
6. Thung Kwok Kwi
7. Thung Cen Cung
8. Thung Kwang Tat
9. Thung Kiang Min
10. Thung Thai Hoa
11. Thung Tat Chan
12. Thung Sak Sen
13. Thung Can Yung
14. Thung Cin Siong
15. Ny. Thung Piang Yun
16. Thung Pun Cau
17. Thung Ce Yung
Dari hasil rapat mulailah dicari sebidang tanah yang sesuai sebagai lokasi letak gedung, setelah rombongan bersama Bp. Thung On Tjhiu (Alm.) meninjau beberapa lokasi, dipilihlah tanah bekas sawah di daerah Kunyit Dalam Teluk Betung dengan perkarangan seluas 3030 meter persegi, dana untuk keperluan pembelian tanah tersebut ditawarkan kepada warga yang mampu untuk menjadi donatur. Akhirnya keluarga besar Thung Ngie Fong dan keluarga besar Thung Kie Ciu bersedia menjadi donatur tanah, (Tanah itu dibeli dengan sertifikat hak milik no. 301 tanggal 8 November 1977 atas nama Sukanta Teguh dan Harry Atmaja dan pada tanggal 17 April 2001, selanjutnya dibuatlah akta pelepasan tanah dari keluarga Thung Kwang Tat (Sukanta Teguh) dan Keluarga Thung Sauki (Herry Wijaya) kepada saudara Achmat Kawi, Selaku bertindak untuk dan atas nama ketua Yayasan Rumah Abu Thung dihadapan notaris/BPAT Lianawati Tjendra, SH. Di Bandar Lampung dengan akta Hibah No. 8 Tanggal 17 April 2001).
Selanjutnya team pencari dana mulai menghubungi warga Thung Lampung untuk berpartisipasi membangun gedung Rumah Abu Thung.
Dengan dana tersebut mulailah gedung dibangun secara bertahap sesuai dengan dana yang terkumpul. Tetapi untuk melengkapi keseluruhan bangunan dibutuhkan dana yang cukup banyak maka dibentuk tim pencari dana keluar kota Lampung.
Team yang diberi tugas adalah sebagai berikut :
1. Thung Khim Siong (Alm.)
2. Thung Piang Yun (Alm.)
3. Thung Kwok Kwi
4. Thung Tat Chan
5. Thung Chen Hoa
Denga rute perjalanan sebagai berikut:
Pertama-tama berangkat dari Lampung menuju Jakarta, dari Jakarta menggunakan kendaraan milik Thung Kwang Tat dan turut serta Thung Cen Hoa bersama-sama menuju ke kota Surabaya menemui Bapak Thung Nyuk Siong, selanjutnya mengantar Team ke Malang (Dampit) untuk menemui dan menjemput Bapak Thung Yu Phin. Setelah menyampaikan maksud dan tujuan Team kembali lagi ke Surabaya menemui bapak Thung Ngie Ngo (Pabrik obat Pin). Perjalanan dialanjutkan ke Jember menemui keluarga ibu A Khuai Ku dan dalam perjalanan pulang mampir ke Pangkul menemui Bapak Thung Ngie Ciu dan A Kiet Ku, setelah itu kembali ke Surabaya.
Keesokan harinya di Surabaya, team menemui lagi keluarga besar Bapak Thung Ngie Ngo (Alm) orang tua dari Thung She Siong. Untuk membicarakan keperluan dana pembangunan gedung Rumah Abu Thung. Ternyata mereka menyambut dengan baik dan setuju menajadi donatur. Pada saat meninggalnya Bapak Thung Ngie Ngo keluarga besarnya menyumbangkan uang duka kepada Yayasan Rumah Abu Thung.)
Selama di Surabaya, Team rombongan diberi fasilitas akomodasi dan menginap di Villa Bapak Thung She Siong di Tretes untuk bermalam selama rombongan berada di sana kurang lebih 3 hari.
Dalam perjalanan pulang menuju Jakarta, rombongan mampir ke Bandung mememui bapak Lie Can Tong (Alm) suami dari ibu Thung Tji Ing (Toko Purnama) dan Thung Sauw Huai, sedangkan Thung Tat Chan langsung pulang ke Lampung.
Setelah dana terkumpul, maka pelaksanaan pembangunan dimulai. Pembangunan gedung tersebut ditugaskan kepada saudara Thung Kiang Min (yang saat itu kebetulan berprofesi sebagai kontraktor bangunan) untu mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan sampai selesai tanpa jasa pengawasan.
Untuk membantu pelaksanaan gedung diangkatlah seorang petugas sebagai pengawas lapangan yaitu Thung Pun Jin, untuk hal-hal tertentu yang sifatnya khusus (interior) dibantu juga oleh Thung Ce Yung, Thung Ce Yin (Alm), Thung Tat Chan, dll. Pembangunan Rumah Abu Thung itu dilaksanakan dengan surat ijin mendirikan bangunan (IMB) dari walikotamadya Tanjung Karang/ Teluk Betung No 432/1978. Sedangkan keperluan tanah untuk menguruk lokasi bangunan, diambil dari buangan tanah galian pembangunan gedung yayasan Budi Luhur.
Sedangkan kekurangan dana selanjutnya maka ditawarkanlah pada warga untuk menjadi donatur bangunan sisi kiri dan kanan. Ternyata Bapak Thung Kwang Tat dari keluarga besar Thung Kie Ciu (Alm.) Lampung setuju menjadi donatur pembangunan ruang sisi kanan dan Bapak Thung She Siong dari keluarga besar Thung Ngie Ngo (alm.) Surabaya setuju menjadi donatur pembangunan ruang sisi kiri.
Selanjutnya pelaksanaan pembangunan gedung kurang lebih satu tahun, maka selesailah pembangunan gedung tersebut, dengan pembagian ruangan sebagai berikut :
1. Ruang Utama, ruang tempat papan nama abu leluhur marga Thung.
2. Ruang Kehormatan (Wang Wuk) keluarga besar (Alm.) Thung Kie Ciu sebelah kanan.
3. Ruang Kehormatan keluarga besar (Wang Wuk) (Alm) Thung Ngie Ngo (Surabaya) sebelah kiri.
Sedangkan untuk ruang bagian depan sebelah kanan menjadi ruang kehormatan keluarga besar bapak Thung Ngi Fong (Alm) dan bagian depan sebelah kiri menjadi ruang kehormatan bapak Thung Kie Ciu (Alm) sebagai penyandang dana pembelian tanah lokasi gedung.
Pada dinding tembok tengah dipasang gambar foto para aktivis pendiri Rumah Abu Thung.
Untuk keperluan administrasi, pada tanggal 14 Mei 1978 dibuatkah akte pendirian Yayasan Rumah Abu Thung dihadapan notaris Halim Kurniawan dengan No Akta : 84 / 1998 dengan susunan pengurus sbb :
Ketua : Tn. Achmad Kawi (Thung Kwok Kwi)
Sekertaris : Tn. Hendarmin (Thung Kiang Min)
Bendahara : Tn. Buyung Chandra (Thung Can Yung)
Bangunan tersebut dilengkapi juga sarana sbb:
1. Lapangan Basket : Didanai oleh keluarga Thung Khiun Yin (Jakarta) dan kerangka besi tiang jaring basket disumbangkan oleh Thung Kwang Tat.
2. Pemasangan paving blok seluruh halaman gedung didanai oleh bapak Thung Yu Chiung (Cing Cau Balsem, Jakarta)
Kemudian diadakan upacara pemberkatan (Khoi Kwong) dan penghormatan leluhur oleh para tetua marga Thung yang terpilih dari gedung Pak She Ce (Khen Ching Sa) ke rumah abu Thung yang baru.
Untuk kebutuhan biaya rutin, antara lain perawatan gedung, upacara penghormatan dan lain-lain dikumpulkan dari :
1. Uang iuran seluruh warga Thung dengan nilai yang bervariasi sesuai dengan keiklasannya.
2. Biaya (tarif) pemasangan papan nama Abu bagi warga Thung yang menaruh di altar ruangan utama tempat upacara, kecuali bagi warga yang tidak mampu dibebaskan dari segala biaya.
3. Sumbangan sukarela pada saat peringatan upacara penghormatan.
Untuk keperluan kepengurusan organisasi, dibentuklah dewan pengurus harian, dengan susunan sebagai berikut :
Ketua Pengurus Harian
1. Thung Kwok Kwie : Periode I
2. Thung Piang Yun : Periode II
3. Thung Cen Cung : Periode III
4. Thung Kwang Tat : Periode IV
5. Thung Kwang Tat : Periode 2002 – 2005
Sekertaris
1. Thung Kiang Min : Periode I
2. Thung Kiang Min : Periode II
3. Thung Kiang Min : Periode III
4. Thung Kiang Min : Periode IV
5. Thung Kiang Min : Periode 2002 – 2005
Bendahara
1. Thung Khim Siong : Periode I
2. Thung Thai Hoa : Periode II
3. Thung Can Yung : Periode III
4. Thung Can Yung : Periode IV
5. Thung Cen Ou : Periode 2002 – 2005
Tahun demi tahun berlalu, setelah gedung terpakai kurang lebih 20 tahun mulailah timbul kerusakan dibeberapa bagian gedung, untuk perbaikan gedung, diperlukan cukup banyak dana, berhubung saldo kas yayasan yang ada tidak mencukupi untuk perbaikan tersebut. Sehingga para pengurus mulai prihatin memikirkannya.
Selang beberapa waktu kemudian, secara kebetulan ada ajakan saudara (Alm) Thung Li Kuet (Nick Thung) (Jakarta) menawarkan untuk menanggung sendiri biaya renovasi. Tetapi setelah pengurus berunding akhirnya saudara Thung Li Kuet disarankan menyumbangkan saja sebagian besar biaya keperluan renovasi. Sedangkan kekurangannya, dikumpulkan secara bergotong-royong dengan sumber dana dari anggota marga Thung seluruh Indonesia, sehingga renovasi bangunan tersebut selesai dengan baik pada tahun 1996.
Demikianlah tulisan singkat sejarah Rumah Abu Thung yang kami usahakan secara optimal walau demikian kami mohon maaf sebesar-besarnya atas kesalahan dan kekeliruan diluar kemampuan kami.
Selanjutnya kami ucapkan banyak terima kasih kepada nara sumber yang antara lain sebagai berikut:
- Thung Tet Yung
- Thung Cin Song
- Thung Cen Cung
- Ny. Jd. Thung Piang Yun
- Thung Tat Chan
- Thung Kwok Kwi
- Thung Kiang Min
- Thung Thai Hwa
- Thung Sak Sen
Yang telah banyak memberikan masukan, pandangan dan lain-lain dalam mengisi tulisan ini.
Bandar Lampung, 24 Agustus 2003
Ditulis oleh Thung Ting Sun, dkk
Anggota Panitia Peringatan Ulang Tahun ke-25
Rumah Abu Thung
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing List Budaya Tionghua
Tautan Internal :
Bagaimana menelusuri pohon keluarga dari Kung saya bernama Thung Tien Poan,menetap di daerah flores hingga meninggal.