Budaya-Tionghoa.Net | Laksamana Cheng Ho (鄭和, Zheng He = Mandarin, 1371~1435) adalah tokoh sejarah di abad ke-15 masa Dinasti Ming di bawah pemerintahan Kaisar Cheng Zhu Di. Dia terlahir dengan nama Be Sam-po (Ma Shan-bao = Mandarin), jadi benar ianya bermarga Ma (Be = Kuda) dan mendapatkan marga The (Zheng/Cheng = Mandarin) sewaktu ia menjadi kasim/sida-sida dalam istana kekaisaran. Itulah mengapa ia disebut sebagai Sam Po Kong yang berasal dari nama kecilnya.
Ia adalah lambang kejayaan ekspedisi maritim China, memang sebelumnya pada Dinasti Yuan, Kaisar Kubilai Khan telah mengadakan ekspedisi ke Jawa, namun ekspedisi Laksamana Zheng Ho (mulai 1405 sampai 1433) adalah ekspedisi terjauh lebih cepat 50 tahun daripada ekspedisi maritim pertama oleh bangsa Portugis. Ia telah mencapai Afrika Timur sebelum orang lain menjejakkan kaki ke sana. Tidak berlebihan bila kita katakan armada ekspedisinya merupakan raja di Lautan Hindia pada waktu itu. Jadi adalah salah bila mengatakan bahwa bangsa China hanya menjadi raja di daratan ataupun bangsa yang kontinental.
Namun sepeninggal Laksamana Cheng Ho, kemudian terjadi kemerosotan kekuatan maritim China secara besar2an karena pertentangan antara kaum pejabat sipil yang mewakili kaum Konfusianis dengan pejabat militer plus golongan kasim di istana. Pada waktu itu, kaum Konfusianis menentang ekspedisi dan penguatan maritim karena menganggap mengadakan pemusatan perhatian pada pembangunan di dalam negeri adalah lebih penting daripada meluaskan pengaruh ke luar yang belum tentu ada manfaatnya.
Namun, ada motif di balik ketidaksetujuan tersebut yang sangat mungkin dikarenakan kaum Konfusianis merasa terpinggirkan oleh euforia kejayaan maritim waktu itu. Konfusianis yang lebih mementingkan pertanian daripada ekspedisi maritim akhirnya memenangkan pertentangan politik ini. Para pelaut kemudian dikirim ke pedalaman untuk mendukung usaha perbaikan Kanal Besar yang merupakan urat nadi pertanian. Juga karena adanya ancaman dari bangsa Manchuria yang bersatu dan mulai menguat di utara, sehingga Kaisar Cheng Zhu Di kemudian memutuskan untuk memusatkan perhatian di daratan (angkatan darat).
Yang disesalkan, kaum Neo-Konfusianis kemudian malah memusatkan perhatian pada pengembangan ilmu filsafat dan meninggalkan usaha memajukan teknologi dan sains yang telah ada pada masa itu, dan masuklah China ke zaman politik menutup diri dari luar China dan segala kemajuannya.
Usaha ekspedisi maritim China tak banyak yang tahu sebab mereka tidak bertujuan untuk menanamkan pengaruh dan kekuasaan di tanah yang mereka kunjungi, karena tujuan utama mereka hanya mengadakan ekspedisi perdagangan dan bukan mencari daerah koloni.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua
REFERENSI