Budaya-Tionghoa.Net | Orang Tionghua tidak pernah tersinggung di sebut China atau Chinese, sebab ini adalah kata yang dalam bahasa Mandarin disebut Zhongguo dan Zhonghua, atau kalau menggunakan dialek Hokkian, dialek yang paling banyak pengaruhnya untuk orang Tionghua Indonesia, disebut Tiongkok dan Tionghoa.
Lain lagi kalau disebut Cina, dalam bahasa Mandarin , Cina adalah Zhina, dalam dialek Hokkian dibaca Cina, huruf Tionghoanya lain sama sekali.Dalam bahasa Inggeris Cina adalah Chink atau Cheenah dan semua orang tahu itu adalah ejekan. Untuk mencegah pengertian yang bisa dibolak balik ini, dengan mengatakan Cina adalah China, maka rekan-rekan Tionghoa Indonesia di California, bertekad menggunakan istilah Tionghoa dalam bahasa Inggeris sekalipun.
Disana ada Tionghoa Cultural Center. Istilah yang diakui secara internasional sekarang adalah Zhongguoren untuk orang Tionghoa dari Tiongkok, Huaqiao untuk warga negara Tiongkok di luar negeri, dan Huaren adalah untuk orang Tionghoa di mana saja. Tionghua adalah dialek Hokkian yang di Tiongkok sendiri merupakan minoritas, tapi majoritas bagi orang Tionghoa di Asia Tenggara dan Taiwan.
Kalau kata Cina berasal dari dinasti Cin, panggilan Cina menjadi lebih tak tepat lagi. Dimana ada dinasti Cin sekarang? Saya sebagai orang Indonesia akan tersinggung, kalau di tempat saya tinggal di luar negeri ini saya disebut orang Mojopahit atau orang Kutai. Orang Hitam di Amerika Serikat tersinggung bila disebut Negro, tapi mereka mengaku the Black Americans.
Dalam dialek Hokkian Huan atau Huan’a (a adalah akhiran untuk kata benda) berarti asing atau luar, huanna lao adalah gedung bertingkat gaya barat, huana hue adalah barang impor (barang dari luar), huanna he adalah kapur asing, yang dimaksud adalah semen. Huana berarti orang luar yang dalam Mandarin disebut Yangren, “yang” berati lautan. Orang Tiongkok membagi dunia menjadi 4 penjuru atau 4 lautan. Di timur ada Dongyang (lautan Timur atau Jepang), di barat ada Xiyang (lautan barat atau orang Eropah/Amerika), di selatan anda Nanyang (lautan selatan yaitu Asia Tenggara) dan di Utara (Tiongkok bagian utara) disebut Beiyang (Lautan utara, ingat istilah Beiyang Junfa, atau penguasa militer di Utara Tiongkok pada zaman permulaan berdirinya Republik Tiongkok).
Di Singapore istilah Nanyang sangat populer, pertama kali saya ke Singapore, menanyakan Nanyang, maksud saya Nanyang University, orang balik bertanya, Nanyang yang mana? Di sana ada Nanyang Techonological University, Nanyang Academy of Arts, Nanyang Politechnic, Nanyang Institute of Management, Nanyang Girls dll.
Meskipun demikian, seperti saya anjurkan, bila yang bersangkutan tersinggung, hentikanlah istilah itu. Orang Tionghoa tersinggung dengan istilah Cina, hentikanlah, orang “pribumi” tersinggung disebut huan’a, hentikanlah. Yang saya tahu sekarang orang lebih banyak menyebut Yinniren yang berarti orang Indonesia, dan jangan lupa, Yinniren atau orang Indonesia ini termasuk orang Tionghoa Indonesia. Ada orang menyebut yuanzhumin yang berarti pribumi. Tapi saya sendiri tak pernah menggunakan itu, sebab seharusnya tidak ada pribumi atau non pribumi, yang ada adalah warganegara Indonesia atau orang asing.
Di luar negeri orang asing dibagi dua, orang asing yang sudah jadi penduduk (pemegang kartu hijau yang di Indonesia disebut KIM, kartu izin menetap) dan orang asing yang masih belum jadi penduduk. Di luar negeri yang sudah memegang KIM sudah dianggap seperti warga negara hanya hak politik yang masih dibatasi. Di Swedia bahkan punya hak memilih dalam pemilu tapi tidak punya hak dipilih. Hak ini diberikan dengan alasan, mereka tinggal di negeri ini, mereka punya hak memilih pemimpin yang membela kepentingannya. Di Amerika Serikat seorang asing yang belum punya KIM boleh menjadi pegawai pemerintah, boleh membeli rumah, boleh sekolah, boleh cari kerja dan berusaha dll. Beda dengan di Indonesia, orang pemegang KIM kelahiran Indonesia, tidak boleh bekerja, tidak boleh sekolah, tidak boleh berdagang dll. Di mana sila kemanusiaanyang dicantumkan dalam UUD negara?
Perlunya pengertian negara hukum dan hak azasi manusia sangat urgen, bila kita ingin mengubah negara kitamenjadi sejajar dengan negara lain di dunia ini, dan mendapat tempat terhormat di dunia internasional. Kita pernah mendapat tempat itu, ketika Konperensi AsiaAfrika berhasil diadakan di Bandung tahun 1955 dan semangat Bandung menggelora di seluruh dunia.
(Liang U , 3299 )
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua
Catatan Admin :
- Diskusi ini mengandung pro dan kontra maka dipersilahkan mengikuti ARTIKEL TERKAIT dalam website ini , sekitar masalah istilah Tionghoa , Cina , Tenglang dan sebagainya.
- Judul adalah atas inisiatif admin dan mungkin berbeda dengan judul thread dalam mailing list (format aslinya)