Bapak Liang U yang saya hormati, dari uraian bapak tentang asal usul beberapa marga, bapak selalu akhiri dengan kota atau daerah yang menjadi pusat leluhurnya. Mohon penjelasannya lebih rinci ada apa sebenarnya dipusat leluhur suatu marga? Apa ada kuil marga? Pusat pemujaan leluhur?Kalau tidak salah pusat leluhur marga saya Zeng (Tjan) berada di kota Wucheng, Provinsi Shandong.Apa benar? Saya baca juga ada cukup banyak? marga pusat leluhurnya di Shandong. Mengapa bisa demikian? Apa latar historis dengan provinsi Shandong hingga banyak pusat leluhur disana? Terima kasih untuk pencerahannya, …Salam, Can Kheng Hong
Budaya-Tionghoa.Net | Zaman purba orang Hua, yaitu yang disebut sekarang orang Tionghoa, atau di Tiongkok disebut orang Han, tidak mempunyai sne, mereka hanya punya nama. Leluhur kita terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok Yandi dan kelompok Huangdi (yang sering diterjemahkan menjadi the Yellow Emperor). Karena itu orang Tionghoa senang disebut keturunan Yan-Huang atau Yan-Huang zi sun (炎黄子孙).
|
Ini masih zaman prasejarah, pengetahuan tentang ini masih di dapat dari catatan orang-orang zaman dulu setelah bisa menulis. Tempat yang diyakini sebagai makam Huangdi dan Yandi ada di beberapa tempat, jadi jelas ada yang salah, tapi yang dipercayai orang adalah di propinsi Shaanxi. Yandi di propinsi Shaanxi sebelah barat di kota Baoji, sedang Huangdi di utara propinsi Shanxi dekat Yan’an. Makan Huangdi kabarnya sudah dipugar, karena tiap tahun orang Tionghoa dari seluruh dunia tumplek ke sana terutama pada hari yang diyakini adalah hari lahir beliau.
Konon sne dimulai zaman Fuxi, sne ini untuk menunjukkan hubungan ras. Sne yang ada zaman itu kebanyakan menggunakan huruf yang menggunakan unsur nv 女,seperti Ji dan Jiang dari Yandi dan Huangdi. Dari sini jelas sne diturunankan menurut garis ibu, jadi sistem matriakat. Jumlah sne belum banyak, kebanyakan masih tak punya sne. Konon sne-sne tertua itu adalah hadiah dari Huangdi.
Dalam bahasa Tionghoa sne atau marga ini disebut xingshi 姓氏 yang terdiri dari dua huruf xing dan shi. Pada zaman dahulu xing dan shi ini berbeda artnya. Xing adalah sne seperti zaman sekarang, sedang shi menunjukkan kelompok atau clan, yang biasanya disebut dengan nama tempatnya. Huangdi sne Ji 姬 (Hokkian Ki), dan hao 号 atau gelarnya disebut Xuanyuan Shi (轩辕)juga Xiong Shi 熊.
Sedang Yandi sne Jiang 姜 (Hokkian Khiang, dalam buku-buku lama diterjemahkan Kiang), gelarnya Lieshan Shi atau Shennong Shi. Sedikit-sedikit masyarakat berubah dari matriakat ke patriakat, penguasa-penguasa kelompok agar jelas disebut nama kelompoknya atau clannya di depan namanya. Contoh yang paling jelas adalah Gongsun Yang, reformis besar zaman Chunqiu yang membantu Qin Xiaogong raja muda dari negara Qin mengadalah reformasi berdasarkan hukum dan berhasil mengubah Qin yang lemah menjadi negara Qin yang perkasa yang kemudian berhasil menyatukan Tiongkok.
Karena Gongsun Yang ini berasal dari negara Wei orang menyebutnya Wei Yang, setelah ia berhasil, Qin Xiaogong mengangkat ia jadi penguasa di daerah Shang, maka ia disebut Shang Yang. Gelar Qin Xiaogong berakhiran dengan gong, menunjukkan ia belum menjadi raja, tapi seorang hou atau salah satu dari zhuhou yang berkuasa di satu daerah di bawah satu pemerintah pusat.Para peterjemah cerita Tiongkok sebelum perang dunia II menterjemahkannya hou ini sebagai rajamuda,yaitu semacam gubernur yang berkuasa penuh hanya harus membayar pajak ke pemerintah pusat.
Waktu itu pemerintah pusat dari dinasti Zhou sudah sangat lemah, tiap daerah/negara mulai saling berebut wilayah satu sama lain, sedang pemerintah pusat sudah tak dapat berbuat apa-apa.
Dari contoh di atas jelas bahwa tiap orang punya xing (sne) dan shi (clan). Sne mengikuti ibu, clan mengikuti ayah, tapi ini semua belum stabil dan bisa berubah ubah, lihat contoh Shang Yang di atas, dari Wei berubah ke Shang.
Dari asal mula adanya shi ini jelas, bahwa kebanyakan shi adalah nama tempat. Mulai dari dinasti Qinlah xing dan shi menjadi sederajat dan disebut xingshi. Keturunan mengikuti ayah. Sejak itu xingshi menjadi lebih stabil, artinya tidak diganti-ganti seenaknya menurut tempat tinggalnya. Meskipun demikian shi tidak selalu berasal dari nama tempat ada juga nama sungai, jabatan dll. Sne Qian (uang) asalnya dari turunan pejabat yang mengurus keuangan negara. Snenya Huangdi Ji dan snenya Yandi Jiang berasal dari nama sungai.
Tentang Jun Wang
Junwang atau Pusat Leluhur (menurut terjemahan saya), bukan tempat lahir sne, tapi tempat sne itu berkembang menjadi besar. Sering seseorang menjadi kaya atau berpengaruh di satu tempat. Orang itu biasanya mendirikan kelenteng leluhur, sebagai tempat memuja leluhur dan menyimpan arsip silsilah keluarga. Orang yang satu sne selalu bersembahyang ke sana dan mencatat semua kelahiran anak laki-lakinya di sana.
Kelenteng leluhur ini disebut tanghao 堂号. Tentu saja dalam satu tempat orang yang berhasil kaya raya atau berpengaruh (karena kaya atau karena jabatan) bisa lebih dari seorang, oleh sebab itu banyak tempat yang menjadi junwang beberapa sne.
Junwang(pusat leluhur)sne Zeng (Hokkian Can, dulu ditulis Tjan) berasal dari daerah Cangshan di propinsi Shandong. Tanghaonya disebut Luguotang 鲁国堂,karena dulu zaman Chunqiu di situ adalah wilayah negara Lu. Kemudian karena turunan banyak dan bisa berpencar di seluruh negara, maka bisa terjadi cabang di beberapa tempat. Rekan-rekan dari sne besar, yaitu sne yang banyak jumlah orangnya, bisa saja mendapatkan tanghao cabang, di propinsi Fujian (Hokkian) di Guangdong dll.
Bukan itu saja, sne yang besar bisa menemukan tanghao pusat atau tanghao junwang di beberapa tempat yang satu dengan lainnya tak punya hubungan. Ini bisa disebabkan karena leluhurnya banyak yang berhasil dan tidak kenal satu sama lainnya maka keduanya mendirikan junwang tanghao di dua tempat yang berbeda, tapi bisa juga karena memang berasal dari dua turunan yang
berbeda.
Ingat ada sne yang berasal dari beberapa sumber. Pernah saya tulis untuk menjawab rekan-rekan terdahulu. Kaum minoritas yang mengubah sne menjadi sne Tionghoa, bisa menggabungkan diri dengan rekan-rekan yang sudah ada, bisa mempunyai junwang tersendiri. Oleh karena itu ada kebiasaan, menuliskan junwang di atas meja leluhur.
Meja leluhur biasanya mempunyai latar belakang dinding yang kiri kanan ditempel duilian (sajak berpasangan) di tengah gambar dan di atas menyebut dimana junwang tanghaonya, yaitu kelenteng leluhur mereka,misalnya Taiyuan Wang 太原王。Artinya mereka keturunan orang sne Wang (Ong) dari Taiyuan di propinsi Jiangxi. Pada waktu dulu tiap rumah Tionghoa selalu mempunyai meja sembahyang, semua tamu keluarga kalau datang selalu menghormati dulu leluhur.
Yang sudah berganti agama ada yang tetap memelihara meja sembahyang itu dengan potret orang tuanya/leluhurnya yang sudah meninggal, hanya saja tidak dipasangi hio lagi, tapi tetap dijaga rapi dan bersih atau ada vas bunga, jadi dari sana masih bisa dibaca tanghaonya di mana. Alasan mereka, kita beralih kepercayaan, bukan mengganti ayah dan ibu atau leluhur kita, mereka tetap ayah dan ibu dan leluhur, apapun agama saya, apapun jabatan saya dan berapa banyakpun harta saya.
Kebiasaan ini mulai hilang tahun 1966, di Indonesia karena ketakutan disebut “Cina”, di Tiongkok karena revolusi kebudayaan.
Contoh tempat yang mempunyai banyak junwang tanghao (yang menjadi pusat leluhur sne)
1. Runan , sne Cai (Chua, Tjoa), Yuan (Wan), Wu (Go/Gouw), Lan (Na) dll.
2. Longxi, sne Li (Li/Lie), Wan (Ban), Guan (Kuan/Kwan), Dong (Tang) dll.
3. Tianshui, sne Jiang (Khiang/Kang), Yan 严(Giam), Zhuang (Cng/Tjhung), Shangguan (Siangkuan) dll.
Apa Yang Ada Di Jun Wang ?
Pertama jelas ada kelenteng leluhur yang disebut junwang tanghao itu. Kelenteng ini bisa besar bisa kecil tergantung kemampuan mereka yang mendirikan, bisa saja sudah dipugar, tapi arsip selalu disimpan rapi dan ada penunggu khusus yang digaji. Selain kelenteng bisa saja ada bangunan tambahan, misalnya patung leluhur, atau bahkan pemakaman.
Kendala Dalam Mencari Jun Wang
Mencari junwang tidak mudah, meskipun di buku ditulis jelas. Ada nama tempat yang sudah berubah namanya sehingga susah dicari. Ada nama tempat yang dulu ramai belakang merosot dan hilang dari peta. Kelenteng sudah hancur karena tak terurus atau kena benjana alam, perang dll. Kena gusur karena didirikan bangunan baru, jalan raya, jalan kereta api atau proyek lainnya.
Saya sebetulnya punya data tentang apa yang masih tertinggal sekarang untuk 100 sne terbesar, tapi fotocopyan itu terselip entah di mana. Jadi saat ini maaf untuk ini.
Sekarang banyak sekali orang kaya dari luar negeri mendirikan tempat ibadah di Tiongkok yang sangat megah, jadi kemungkinan besar ada junwang tanghao juga yang sudah diperbaiki.
Liang U
Budaya-Tionghoa.Net | 31428