Budaya-Tionghoa.Net | Bangsa Tiongkok telah memanfaatkan ilmu prediksi semenjak zaman dahulu. Semasa dinasti Xia dan Shang, prediksi dilakukan dengan menelaah bentuk retakan tulang-tulang hewan yang dibakar. Tentu saja menafsirkan bentuk-bentuk retakan itu guna menjawab pertanyaan- pertanyaan tertentu sungguh sulit.
|
Itulah sebabnya, semasa dinasti Zhou dikembangkan suatu bentuk ilmu prediksi yang kini kita kenal dengan nama Yijing. Metoda prediksinya lebih mudah karena menggunakan suatu sistematika tertentu.
Kitab Cunqiu memperlihatkan bahwa bangsa Tiongkok semenjak zaman dinasti Zhou telah mengenal pula suatu bentuk astrologi yang didasari oleh gerakan planet dan lima unsur. Mereka mengamati letak planet pada 28 rasi bintang kedudukan bulan (Inggris: lunar mansion, Mandarin: xiu).
Selanjutnya mereka mengasosiasikan masing-masing xiu, planet, dan unsur dengan berbagai negara bagian yang menbentuk dinasti Zhou, seperti Lu, Qi, Han, Wei, Chu, dan lain sebagainya. Setelah itu, dilakukan prediksi mengenai jatuh bangunnya suatu negara atau penguasa.
Astrologi yang mereka kembangkan ini merupakan sesuatu yang menarik, karena kita boleh mengajukan berbagai pertanyaan. Apakah sistim astrologi yang mereka kembangkan tersebut hanya berlaku bagi Tiongkok saat itu saja? Mengingat bahwa di masa sekarang sudah tidak ada lagi negara bagian. Apakah masing- masing xiu, planet, dan unsur itu boleh diasosiasikan dengan propinsi-propinsi masa kini yang dulunya merupakan letak berbagai negara bagian tersebut? Bagaimana dengan propinsi-propinsi yang baru, seperti Xinjiang, Tibet, Mongolia Dalam, Heilongjiang, Ningxia, Yunnan, dll?
Semuanya ini merupakan kajian yang menarik Terlepas dari semua itu, kita dapat menyimpulkan bahwa astrologi yang mereka kembangkan termasuk mundane astrology atau astrologi yang dipergunakan memprediksi nasib suatu negara.
Pada zaman itu, belum ada perhitungan astrologi pribadi seperti saat ini. Sayangnya, ilmu astrologi juga hanya berkembang di kalangan istana. Ahli astrologi yang berani membocorkannnya diancam hukuman mati. Itulah sebabnya dikembangkan suatu bentuk astrologi yang yang tidak berkaitan secara langsung dengan gerakan benda langit (astrologiyang langsung didasari gerakan benda langit disebut “tianwen” – tian = langit; wen = bahasa), seperti Bazi.
Ilmu astrologi di Tiongkok juga mendorong perkembangan ilmu astronomi, karena kaisar-kaisar banyak memerintahkan pembangunan observatorium (pusat pengamatan bintang) dan penciptaan peralatan astronomi canggih (seperti yang diciptakan oleh Yijing beserta ilmuwan2 lainnya) guna menghitung posisi benda langit secara lebih akurat. Para astronom Tiongkok pada akhirnya dapat memprediksi peristiwa gerhana matahari secara cukup akurat.
Semasa dinasti Tang mulai dikenal apa yang disebut ilmu astrologi Ziweidoushu. Ini merupakan cabang astrologi yang menarik karena didasari oleh bintang kutub (Ziwei mengenal dua kelompok bintang utara dan selatan. Tujuh bintang utara merupakan bagian rasi bintangUrsa Mayor, sedangkan tujuh bintang selatan merupakan bagian rasi bintang Sagitarius). Menariknya 12 rumah dalam bagan Ziwei sangat mirip dengan 12 rumah dalam astrologi Barat. Ilmu prediksi ini merupakan sesuatu yang sangat menarik dan membutuhkan kajian lebih lanjut. Sudah menjadi tugas untuk melestarikannya dan juga sekaligus membebaskannya dari tahayul dan pandangan salah.
Ivan Taniputera , 41204
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua