Budaya-Tionghoa.Net | Tiongkok adalah salah satu kawasan dunia yang sering mengalami katastrofi gempa bumi. Salah satu gempa paling mematikan adalah gempa bumi di Shaanxi [1556] , di masa pemerintahan Kaisar Jia Jing , Dinasti Ming. Saat itu korban diperkirakan 880 ribu jiwa. Gempa paling mematikan di abad 20 adalah Gempa Thangshan [1976] , Hebei dengan perkiraan korban 250 ribu -750 ribu jiwa . Gempa Tangshan ini turut memeriahkan Revolusi Kebudayaan. Gempa ini seakan menandai tatanan baru , karena di tahun yang sama juga tiga tokoh besar Tiongkok meninggal dunia , Zhou En Lai , Mao Ze Dong dan Zhu de. Dan yang baru saja terjadi adalah Gempa Sichuan [2008] .
|
Gempa bumi ini memiliki dampak yang berlipat ganda karena terjadi di negara dengan jumlah penduduk terbesar didunia. Dan setiap bencana besar akan disusul oleh krisis makanan , kerusuhan dan ketidakstabilan sosial-politik. Karena itu pihak kekaisaran juga memiliki kepentingan untuk sistem peringatan dini. Dengan informasi yang didapat dapat diperkirakan kebutuhan bantuan militer dan kebutuhan bantuan makanan.
Di masa Dinasti Han, astronom kekaisaran , Zhang Heng [78-139M] menulis buku berjudul “Spiritual Constitution of The Universe” . Disini Zhang Heng sudah mempertimbangkan bumi yang berbentuk bulat dalam ruang yang tak terbatas, dengan sembilan benua . Zhang Heng juga adalah orang pertama yang memperkenalkan grid latitudinal dan garis longitudinal dalam geografi ibarat ” melempar sebuah jaring ke seluruh permukaan bumi.
Tetapi yang paling membuat kekaguman adalah inovasi Zhang Heng tentang detektor gempa bumi (earthquake detector) atau seismograph atau Houfeng didong yi 候风地动仪 . Seorang sejarahwan di tahun 132 sudah mencatat bahwa tidak ada penemuan seperti ini sebelumnya.
Pejabat yang terkait pada masa itu menyaksikan demo dari “seismograph” Zhang Heng seraya tak percaya. Sinyal dari sebuah gempa bumi datang dan sebuah bola perunggu jatuh dari mulut naga perunggu ke mulut kodok dibawahnya. Pejabat yang menyaksikan tetap tidak percaya dengan penemuan Zhang Heng ini , dan menyikapinya dengan skeptis karena mereka tidak merasakan gempa pada saat itu.
Tetapi beberapa hari kemudian datang pesan membawa berita bahwa sebuah gempa bumi terjadi di Lung Hsi , Kansu. Dan semua keraguan lantas hilang . Kemudian tugas mencatat sumber gempa menjadi tanggung jawab dari Biro Astronomi dan Kalender.
Instrumen yang dibuat Zhang Heng ini berbentuk seperti guci , permukaan luarnya didekorasi oleh motif pegunungan , kura-kura , burung dan berbagai hewan lainnya serta tulisan kuno. Guci itu dikelilingi oleh delapan kodok di delapan arah mata angin sedang menatap ke atas dan mulut terbuka , dan diatasnya kodok ada delapan kepala naga yang dimulutnya berisi bola perunggu.
Bagaimana instrumen tersebut hanya melepaskan satu bola saja merupakan konstruksi yang menakjubkan. Didalam instrumen tersebut ada kolom ditengah-tengah dan memungkinkan perubahan posisi ke delapan arah. Kolom Tengah ini berkerja seperti pendulum dan akan bergerak ketika ada sebuah getaran dan kemudian melepaskan bola perunggu dari salah satu mulut naga ke mulut kodok. Segera sesudah itu , mekanisme lain mencegah getaran susulan untuk melepaskan bola yang lain.
Pengembangan dari instrumen Zhang Heng dilanjutkan oleh Lin Xiaogong di masa Dinasti Sui. Di masa Dinasti Yuan , prinsip dari seismograph ini hilang dari peredaran . Malah bangsa Barat dan Jepang yang kemudian mengembangkannya , melalui riset De La Hautefeuille [1647-1724] di tahun 1703 dan Imamura Akitsune [1870-1948] di Universitas Tokyo di tahun 1930-an.
Referensi :
- ” The Genius of China , 3000 Years of Science Discovery and Invention”, 2007
Photo Credits :
- Shizhao , “A replica of Zhang Heng’s seismometer, the Houfeng didong yi, featured in the Chabot Space & Science Center in Oakland, California” , 2005