Budaya-Tionghoa.Net | Orang asli Taiwan jumlahnya hanya sekitar 2% dari penduduk Taiwan, mereka tinggal di gunung-gunung, karena itu disebut juga Gaoshan Zu. Sebetulnya Gaoshan Zu ini terdiri dari berbagai grup yang berbeda, ada orang Bunun, ada orang Paiwan dll.
|
Penyanyi kenamaan Zhang Huimei atau Amei adalah penduduk asli, ada dua orang penyanyi pria sne Ong, namanya saya tak ingat, juga orang asli.
Yang paling terkenal adalah Gao Jin Su Mei, anggota parlemen yang memimpin rombongan suku asli ke Jepang untuk mendemontrasi penghormatan penjahat perang di Kuil Yashukuni.
Sekitar 72% orang Taiwan adalah orang Hokkian yang menyeberang dari Tiongkok ke Taiwan, terutama setelah Zheng Chenggong (Coxinga) memimpin ekspedisi yang merebut Taiwan dari tangan Belanda.
Tiga persen lagi orang Taiwan adalah pelarian dari Tiongkok pada saat Chiang Kai-shek kalah perang melawan tentara komunis, kebanyakan orang ini adalah pejabat tinggi sipil maupun militer. Sisanya sekitar 20% lebih adalah orang Hakka yang ikut menyeberang dari Tiongkok ke Taiwan.
Oleh pemerintah Chen Shuibian, masyarakat dipecah jadi dua golongan, orang Taiwan dan orang Luar Provinsi. Yang disebut orang Taiwan orang yang ayahnya sudah lahir di Taiwan. Sedang yang ayahnya lahir di Tiongkok, masih dianggap orang Luar Propinsi.
Politik divide et impera yang biasa dipakai kaum kolonial agar rakyat tidak bersatu melawan pemerintah jajahan, dipergunakan oleh Chen untuk kepentingan partainya. Akibatnya sekarang terasa, Taiwan yang maju dan makmur mulai pecah dan kacau, memang sangat disayangkan.
Bahkan pernah ada para ahli yang mencoba memutar balik fakta, mengatakan bahwa orang Hakka bukan orang Tiongkok, tapi imigran dari Indonesia yang pindah ke Taiwan. Ada lagi yang bilang, pengaruh Taiwan luar biasa, sampai orang Tiongkok di propinsi Fujianpun berbicara bahasa Taiwan!
Saya pernah bertanya dengan mengirim surat ke seorang ahli di sana. Orang Hakka terkenal paling ketat akan bahasa dan nama. Biar sudah tinggal di luar negeri anaknya diajari dialek Hakka terus, dan nama Hakka dipertahankan (di Indonesia ganti terpaksa).
Tapi kalau mereka imigran dari Indonesia, tentu mereka bertahan menggunakan bahasa daerah Indonesia, mengapa pakai dialek Hakka yang jelas berpusat di Mei Xian (sekarang kota Meizhou di propinsi Guangdong Tiongkok?) Sang ahli bungkam! Silahkan pikir sendiri.
Salam
Liang U
Sumber Foto : mandarinradio.com
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing List Budaya Tionghua