Masyarakat harus waspada ketika ular bangun dari hibernasi terlalu dini, ketika tikus melarikan diri dari basement , bahkan ketika anjing menggonggong. Sun Shihong – China Daily
Budaya-Tionghoa.Net | Ketika Tsunami di Indonesia terjadi di tahun 2004 , masyarakat di kawasan bencana malah senang dengan ikan-ikan yang menggelepar ditinggalkan air yang surut pasca gempa . Padahal itu tanda bahwa sebentar lagi gelombang air yang marah akan datang.
Warga pesisir yang telah mendapat pelajaran lewat media massa tidak akan berlari ke tengah laut saat laut surut untuk menangkap ikan yang menggelepar-gelepar sehabis terjadi gempa. Andai saja masyarakat Aceh sebelumnya sudah mendapat WES atau pelajaran tentang cara-cara menyelamatkan diri dari terjangan tsunami, melalui program-program yang dilakukan pemerintah maupun partikelir (LSM), bisa jadi korban jiwa tidak sebanyak itu. (depsos.go.id)
Lain halnya dengan di Phuket dimana seorang anak kecil , teringat akan pelajaran di sekolahnya bahwa setelah gempa laut surut itu adalah pertanda akan datangnya Tsunami. Jadi pengetahuan terkecil dan remeh yang ada di benak anak kecil berpotensi menyelamatkan banyak manusia .
Demikian juga hewan dengan kepekaan terhadap alam sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi bencana , dalam hal ini gempa. seperti yang terjadi di Haicheng , 1975. Evakuasi dini menyelamatkan banyak penduduk kota tersebut.
Gempa dan banjir menjadi masalah besar bagi Tiongkok dalam perjalanan sejarahnya selama ribuan tahun. Bermasalah besar karena gempa yang relatif kecil bisa mengancam banyak orang daripada gempa besar yang menimpa wilayah yang sedikit populasinya.
Berbeda juga dengan Jepang , walaupun padat , wilayahnya yang kecil , menjadikan Jepang concern ke masalah gempa dan dampak tsunaminya sampai segala aspek dari konstruksi bangunan pun sudah dipikirkan agar tahan terhadap gempa.Tentu Tiongkok dengan wilayah yang besar dan populasi yang besar pula mengalami kendala untuk melakukan seperti Jepang.
Itu sebabnya pula gempa yang relatif “kecil, berkekuatan 7.3 SR seperti di Haicheng , Liaoning , 1975 merusakkan hampir semua bangunan di kota itu.
Yang menjadi kehebohan seluruh dunia adalah ilmuwan setempat berhasil memprediksikan gempa yang kemudian ditindaklanjuti oleh pemerintah dengan mengevakuasi penduduk tersebut di pagi harinya. Disaat gempa datang , bangunan di kota hancur , tetapi hampir seluruh penduduknya selamat. Insiden ini adalah kesuksesan pertama dalam memprediksikan gempa. Tetapi apa berupa kebetulan ?
Dalam sejarah Tiongkok , Zhang Heng , seorang figur dimasa Dinasti Han , sudah merintis usaha untuk memprediksi gempa. Dengan piranti mulut kodok dan kepala naga [lihat http://web.budaya-tionghoa.net/iptek/teknik/474-mulut-kodok-dan-kepala-naga-penemuan-seismograph-di-masa-dinasti-han] . Sebuah pencapaian teknologi yang advance dijamannya. Hanya saja gempa tetap masih menjadi rahasia alam yang sulit ditundukkan , kapan diperkirakan . Tidak mungkin pemerintah terus melakukan evakuasi hanya karena ada indikasi gempa .
Tahun berikutnya , gempa Tangshan [1976] yang juga “kecil” tapi turut mendekorasi Revolusi Kebudayaan , dan tetap memakan korban jiwa ratusan ribu orang. Ini menandakan bahwa perjuangan manusia melawan perilaku alam masih jauh dari akhir.
(Foto Ilustrasi : Kehancuran besar yang ditimbulkan gempa Tangshan 1976 yang turut “mendekorasi” Revolusi Kebudayaan , Photo source: China Earthquake Administration)
Gempa di Haicheng yang sukses diprediksikan tetap saja menjadi pembahasan dunia , tonggak bersejarah yang memberikan harapan. Jika tidak ada evakuasi dini , korban gempa Haizheng diperkirakan bisa melahap 150 ribu jiwa.
Peran sentral dalam gempa Haizheng adalah hewan. Bukan lagi kodok dan naga ala Zhang Heng , beberapa binatang berperilaku aneh sebelum gempa terjadi.Tidak semua gempa bisa menyebabkan perubahan sikap hewan . Hanya melalui riset dapat ditemukan hal tersebut secara rinci.
Tabel Perilaku Abnormal Hewan terhadap Gempa [Lee 1976 , Academia Sinica 1977]
Hewan | Perilaku Sebelum Gempa |
Kucing | Bersembunyi dan enggan untuk keluar dari tempatnya |
Ayam | Berterbangan dan bergerombol sambil mengeluarkan kebisingan |
Anjing | Menyalak dan terus mengikuti pemiliknya kemanapun |
Ikan | Meloncat-loncat melampaui level permukaan air |
Tikus | Berperilaku seperti sedang mabuk , meloncat secara vertikal |
Remis, Kepah | Pindah ke tempat yang lebih atas |
Babi | Menggigit ekor sesamanya |
Hewan secara tidak langsung sering memberikan tanda peringatan tanpa manusia sadari. Ular terbangun dari hibernasinya lebih awal, tikus berlarian dari basement , anjing menggonggong dan ikan melompat2 diatas permukaan air. Sementara manusia tetap tertidur lelap dengan nyaman.
Penjelasan lain ada dari sumber Barat . Estimasi dimulai dengan magnitude lebih besar daripada 3 SR [M > 3] yang sudah bermula dari tahun 1970. Selama periode lima tahun , jumlah getaran diantara radius 100 KM dari episentrum Haicheng tidak melampaui satu/hari sampai dengan 22 Desember 1974 , beberapa minggu sebelum kejadian puncak gempa. Gempa berukuran moderat , M 5,2 , terjadi pada 22 Desember . Setelah itu kurva dN membuat satu peralihan “melingkar” yang berujung pada puncak gempa . Semuanya terdiri dari 15 even. [GA . Sobolev]
Ruang dan waktu , jenis hewan , reaksi yang berbeda , dan jarak pengaruh yang berbeda , membuat perilaku abnormal hewan ini tetap saja sulit dimengerti. Pengamatan terhadap ular sudah ada sebelumnya sejak Desember dan Januari. Ular bangun dari hibernasi di bulan February dan ditemukan membeku di jalanan, tikus menjadi linglung . Ayam menolak untuk masuk dalam kandangnya
Bagaimana kesuksesan prediksi Haicheng ini menjadi suatu kepastian , tetap membutuhkan perjalanan waktu yang panjang. Manfaat dari prediksi Haicheng menyelamatkan sekitar 150-240 ribu penduduk dari satu juta populasi yang terancam menjadi korban jiwa.
***
Apa yang tidak dimiliki manusia dari hewan?
Dari usaha penelitian antara hewan terhadap pra-gempa . Ditelusuri satu persatu mulai sensitivitas terhadap Infrared , medan magnet , suara , dll gelombang suara ,
Misalkan tikus , lumba lumba , kelelawan dan beberapa serangga berubah perilakunya sebelum gempa, dan diketahui memiliki kepekaan terhadap gelombang suara ultrasonic.
Perangkat seismograf kontemporer memiliki kapabilitas mendeteksi 10-100 HZ . Dikatakan bahwa ikan Paus dapat berkomunikasi jarak jauh dengan frekuensi rendah. Gurita dilaporkan pindah dari tempatnya sebelum gempa Kobe. Beberapa ikan memiliki kepekaan yang tinggi dan juga berperilaku dengan melompat diatas permukaan air. Tetapi segera mereka beradaptasi dan menghentikan perilakunya.
Anjing diketahui memiliki indera penciuman yang tajam daripada manusia, sering digunakan pihak kepolisian untuk mendeteksi barang2 yang melanggar hukum atau memburu sesuatu. Perubahan sebelum gempa mungkin saja merilis gas yang dapat dideteksi oleh anjing atau hewan lain yang juga memiliki kepekaan penciuman dengan skala yang berbeda
Ular memiliki sensitivitas tinggi terhadap cahaya infrared dan efektif untuk menuntun mereka mencari mangsa. Dipercaya bahwa gempa juga menghasilkan infrared dari kedalaman epicentrum , dan menaikkan temperatur , menghangatkan ular yang hibernasi.
Pola migrasi burung sejauh ratusan kilometer juga menunjukkan sensitivitas mereka terhadap medan magnet bumi , long distance navigation dari vertebrata. Medan magnet juga mempengaruhi bakteri. tawon , dan beberapa hewan lain. Masalah magnet masih menjadi kontroversi karena perubahan medan magnet masih terlalu kecil untuk menyebabkan perubahan perilaku. Lima gurita di sebuah akuarium menunjukkan tidak perubahan perilaku selama diuji dengan medan magnet eksternal.
Masih banyak hipotesis dan detail teknis seputar hewan terhadap kepekaan tertentu dari beberapa contoh diatas yang detailnya dapat anda baca di Earth Quake and Animals , From Folk Legend to Science, M Ikeya.
***
Bagaimana kesuksesan prediksi Haicheng ini menjadi suatu kepastian , tetap membutuhkan perjalanan waktu yang panjang. Manfaat dari prediksi Haicheng menyelamatkan sekitar 150-240 ribu penduduk dari satu juta populasi yang terancam menjadi korban jiwa.Bagaimana memanfaatkan potensi setiap hewan dengan sensitivitas yang berbeda untuk mendeteksi gempa kita serahkan kembali kepada para ilmuwan.
Pengetahuan betapa sedikitpun tetap memberikan harapan lebih baik
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa | Facebook Group Tionghoa Bersatu
Referensi :
China Daily , Scientist Search For Signs of An Earthquake , 2010
Ikeya M , “Earth Quake and Animals , From Folk Legend to Science” ,
Sobolev GA , “Seismicity Dynamics And Earthquake Predictabilty” , Moscow ,
Orleans Leo , Science in Contemporary China ,