Seperti koloninya yang lain, Jepang menanamkan segala berbau Jepang di Taiwan, xueyuan (akademi) Konfusius dihilangkan dan digantikan dengan sekolah2 Jepang. Anak-anak Taiwan usia sekolah di zaman tersebut yang sekarang telah berusia lanjut dipaksa belajar dengan pengantar bahasa Jepang.
Lain dengan Tiongkok daratan yang kacau, Taiwan sejak tahun 1895~1945 relatif aman dan pesat perkembangan ekonominya, walau sumber daya alam Taiwan diangkut pulang ke Jepang untuk membiayai militer Jepang menjelang PD-II.
Berbicara dialek Hokkian dikarenakan leluhur orang Taiwan mayoritas datang dari provinsi Fujian yang juga membahasakan dialek Hokkian walau dengan logat berbeda. Di Taiwan juga ada komunitas Hakka yang juga berasal dari Tiongkok daratan. Dialek lainnya (dialek Shanghai dan lain lain) juga ditemui pada orang Taiwan “baru” yang datang setelah tahun 1949, mundur bersama Chiang Kai-shek dari daratan ke Taiwan.
Karakter yang disederhanakan oleh Beijing sebenarnya tidak banyak bila dibandingkan dengan jumlah karakter Han. Tidak lebih dari 3%, 2200 karakter dari total 85000 karakter, walau karakter yang lazim digunakan sehari2 jumlahnya tidak lebih 10000.
Tulisan sebelumnya bisa dibaca di:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/18477
Rinto Jiang