[Photo Ilustrasi : Aktor Tonny Leung dalam salah satu adegan soja dalam “Red Cliff” ]
Budaya-Tionghoa.Net | Posisi tangan yang benar untuk soja/pai dalam konteks sikap umum dan bukan dalam konteks keagamaan atau Buddhisme, adalah:
|
- Kedua telapak tangan disatukan dan menempelkan kedua jempolnya pada tengah-tengah dada.
- Mengait-ngaitkan jari2 tangan kanan dan kiri, keduanya dikepalkan dan diangkat sampai batas leher.
- Tangan kanan dan kiri membentuk kepalan terpisah dan keduanya ditangkupkan didepan dada/sebatas leher.
- Tangan kiri dibungkus tangan kanan dan diangkat didepan dada/sebatas leher.
- Tangan kanan dibungkus tangan kiri dan diangkat didepan dada/sebatas leher.
- Bisa salah satu diantara diatas. Sama saja.
[Photo : Xinhua]
Saya pernah diinformasikan oleh orang tua, bahwa yang benar itu adalah sikap ke lima. Alasannya, ada makna kultural dibalik sikap tersebut, dimana tangan kanan adalah tangan yang sering berbuat kesalahan, sehingga perlu ditutupi (oleh tangan kiri) sewaktu bersoja/pai, untuk memberi penekanan kepada rasa hormat sekaligus meminta maaf atas kesalahan selama ini.
Sikap kelima yang dimaksud adalah Yang Bao Yin 陽 包 陰 atau kalau memakai bahasa keseharian adalah kita semua harus memupuk sifat yang baik.Ada dua teknik soja / pai yang berbasis Konghucu dan Tao. Kalau Tao sikap soja nya ke sistem perhitungan waktu dan jalan darah. Sedangkan yang berbasis KHC diartikan sebagai Yin dan Yang , Ibu dan Ayah , lantas delapan jari tangan itu mengingatkan delapan sifat luhur atau Ba De. Jadi sikap soja / pai dikalangan Tionghoa tidak sesederhana jabat tangan dalam tradisi lain , mengandung pengertian yang luas secara tidak langsung mengajarkan banyak hal terhadap kita.
Aturan posisi tangan juga menunjukkan tingkat derajat kekebarabatan dan umur. Posisi tangan dibawah ulu hati untuk ditujukan kepada derajat yang lebih rendah misalkan ponakan , cucu. Sedangkan posisi tangan sejajar untuk yang satu level , seperti sepupu. Posisi tangan sejajar mulut untuk ibu dan ayah, atau posisi kekerabatan yang lebih tinggi seperti paman , kakek dan seterusnya. Posisi tangan sejajar dahi adalah pai untuk dewa atau “Tuhan”.
Ardian & Zhao Yun , 15555
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing List Budaya Tionghua