Episode 48. Nabi Bercakap-cakap Dengan Empat Murid
Suatu hari Nabi duduk bersama Cu Lo, Cing Sik (ayah Cingcu), Jiam Yu dan Kongsee-Hwa. Kepada mereka Nabi bertanya, “Meskipun Aku lebih tua satu dua hari daripadamu, janganlah itu kau jadikan halangan.
Bukankah pada waktu senggang kamu sering bicara ‘Tiada orang yang mau mengenal diriku.’ Sekarang kalau ada orang yang mau mengenal dirimu, apakah yang akan dapat kamu lakukan?”
Cu Lo berkata bahwa ia sanggup menyelamatkan dan membangun kembali sebuah negeri yang sekalipun negeri itu terjepit di antara dua negara besar. Mendengar itu Nabi hanya tersenyum.
Jiam Kiu berkata bahwa ia sanggu p membangun dan mengatur sebuah negeri kecil saja dan dalam tiga tahun akan dapat dicapai kesejahteraannya.
Kongsee Hwa berkata bahwa ia masih ingin belajar dan hanya sanggup sebagai pembantu dalam mengatur upacara di bio atau istana.
Cing Sik setelah mendapat giliran lalu mengakhiri permainan celempungnya dengan sebuah petikan keras dan mohon maaf karena keinginannya berbeda. Ia berkata, “Saat ini sudah dekat musim semi, semua pakaian musim semi telah siap. Tiam ingin bersama lima, enam kawan yang dewasa dan enam, tujuh anak-anak bermandi-mandi di tepi Sungai Ki, mencari hawa sejuk di sekitar tempat untuk upacara memohon hujan; kemudian sambil bernyanyi-nyanyi pulang ke rumah.”
Nabi bersabda, “Aku setuju denganmu, Tiam!” Dalam percakapan ini, kita lihat betapa penat Nabi memperhatikan kemelut jaman itu.