Episode 49. Percakapan di Gunung Longsan
Suatu hari, dengan diikuti Cu Lo, Cu Khong dan Gan Yan, Nabi bertamasya ke Gunung Longsan. Setelah melepaskan pandangan ke empat penjuru, Nabi bersabda, “Oh, di sini segala angan-angan dapat menerawang jauh. Murid-muridKu, ungkapkan angan-anganmu; Aku akan memilihnya.”
Cu Lo segera maju dan berkata, “Murid ingin mendapatkan bendera putih bagai bulan, bendera merah bagai matahari; dengan diiringi lonceng dan tambur menghadang serbuan barisan lawan; murid akan sanggup merebut 1.000 li dan mengibarkan bendera di sana. Maka suruhlah dua kawan ini mengikuti saya.” Nabi bersabda, “Sungguh
gagah berani engkau!”
Cu Khong berkata, “Murid bila ditugaskan mengenakan topi putih panjang melerai bala tentara Negeri Cee dan Cho yang telah siap tempur di lapangan; murid akan mampu dengan kata-kata menghindarkan pertumpahan darah itu.” Nabi bersabda, “Sungguh fasih bicara engkau, Su!”
Gan Hwee mundur dan tidak mau berkata. Nabi bersabda, “Kemari Hwee, ungkapkan angan-anganmu.” “Kemampuan militer maupun sipil telah diungkapkan. Apa yang harus Hwee ungkapkan lagi.” “Apa sajalah!” “Hwee ingin dapat mengabdi kepada raja yang bijaksana dan bersifat nabi, membantunya mengembangkan lima kewajiban hubungan bermasyarakat, membimbing rakyat dengan Kesusilaan dan musik, dapat diciptakan kerukunan, perdamaian abadi dan kehidupan sejahtera bebas dari peperangan.” Nabi bersabda, “Sungguh Indah,
penuh Kebajikan.”
Cu Lo bertanya, “Siapa yang Guru pilih?” Nabi bersabda, “Yang tidak merusak lingkungan, yang tidak membahayakan nyawa rakyat, dan tidak melantur.” (Ke Gi).