Episode 50. Semangat Mencintai Tanah Air
Tatkala Nabi melihat perlombaan memanah di kampung beliau menarik nafas dan bersabda, “Perlombaan memanah sungguh menepati esusilaan dan Musik. Di situ dilakukan acara memanah, diiringi suara musik yang merdu, dipenuhi semangat membina diri; yang memanahnya dapat menepati bulan-bulannya baharulah dinamai cakap. Hal memanah itu seperti sikap seorang susilawan. Bila memanahnya meleset dari bulan-bulannya, si pemanah berbalik mencari sebab-sebab kegagalannya di dalam diri sendiri.”
Setelah seluruh panitia dan peserta berkumpul, Cu Lo yang diangkat sebagai penyelenggara perlombaan segera masuk ke arena, sambil membawa busur dan anak panah berseru kepada para peserta, “Para panglima yang pernah lari meninggalkan medan, pembesar yang telah kehilangan negaranya beserta pengikutnya tidak boleh masuk.” Maka sebagian dari peserta mengundurkan diri. “Para muda yang berbakti dan rendah hati, orang tua yang mencintai Kesusilaan, tidak mengumbar nafsu dan terus berusaha membina diri sampai akhir hayat, boleh tinggal di tempat.” Maka sebagian mengundurkan diri lagi. “Yang cinta belajar tanpa mengenal lelah, mencintai Kesusilaan tanpa luntur, sampai tua berteguh menempuh Jalan Suci dan tidak mengacau, boleh tinggal di tempat.” Maka sekali lagi sebagian mengundurkan diri. Demikianlah siap perlombaan dimulai.
Cu Lo melapor kepada Nabi dan mohon pendapatNya. Nabi bersabda, “Sudah menetapi ketentuan.”