Budaya-Tionghoa.Net | Di Jawa ada istilah “Maco” dan “Kongco” sebagai sebutan penghormatan untuk entitas yang dihormati, misalnya di kelenteng. Nah sepertinya ada kerancuan dalam kasus Lin Moniang aka Tian Shang Sheng Mu atau Mazu Niangniang. Ada yang bisa lebih menjelaskan tentang kerancuan ini ? Untuk pertama kali musti dipahami dulu bahwa sebutan untuk para “dewi” itu ada beberapa macam, antara lain : Yuanjun 元君 ,Niang-niang 娘娘, Xiannv 仙女, Xiangu 仙姑 , Ma 媽, Mazu 媽,Mazupo 媽祖婆, Pozu 婆祖. Ini semua memiliki arti, tingkatan dan kepercayaan yang berbeda pula.
|
Yuanjun
Sebutan Yuanjun itu jarang digunakan sebagai penyebutan, malah beberapa tokoh wanita yang menggunakan sebutan itu jarang dikenal dibanyak kalangan, sebagai contoh Bixia Yuanjun 碧霞元君, Jinmu Yuanjun 金母元君, Doumu Yuanjun &母元君 dll. Ini adalah dewi dalam Taoism, misalnya Bixia Yuanjun, adalah pendiri aliran Shangqing 上清 Maoshan 茅山, nama aslinya Wei Huacun 魏華存. Ini sebutan untuk mereka para wanita yang berlatih Tao hingga mencapai yg tertinggi dan kontribusinya tinggi, selain itu juga untuk para dewi Tao yang sudah eksis sejak alam semesta terbentuk, misalnya Jinmu Yuanjun 金母元君 atau Xi Wangmu 西王母.
Niang Niang
Sementara itu , Niang-niang adalah sebutan terhormat untuk ibu kepala negara alias ratu pada masa jaman dulu, sebutan itu berlaku untuk ratu dan selir. Niang2 berarti pula ibu yg terhormat. Status atau gelar niang2 banyak diberi pada para dewi jaman dulu, contoh Wangmu Niangniang 王母娘娘 yang dianggap berpasangan dengan Dong Wang Gong 東王公. Tapi selain itu arti kata niang-niang bisa berarti nenek.
Banyak “dewi” yang menggunakan istilah niang2 terutama dinasti Song dan sampai dinasti Yuan akhir, Ming awal, yang juga masih tersisa sampai saat ini. Contoh Guanyin niang2 觀音娘娘, Mazu niang2 媽祖娘娘 ( ada penjelasan lain soal nama Ma Zu ini yg menunjukkan Lin Moniang ), Nvwa niang2 女媧娘娘 dsbnya.
Xiannv
Xiannv adalah dewi di kahyangan seperti dalam cerita Jinghua Yan 鏡花緣, Tianxian pei 天仙配, juga dalam berbagai legenda Tiongkok kuno, anak para kaisar purba adalah xian nv. Dan para xiannv ini adalah dewi-dewi remaja.
Xiangu 仙姑
Xiangu artinya adalah bibi dewi, biasanya untuk para taoist wanita, dan salah satunya adalah He Xiangu 何仙姑, sayangnya foto2 kelenteng He Xiangu di kota Zeng Cheng tidak sempat selamat waktu harddisk rusak.
Ma 媽
Ma artinya ibu, salah satu yang sering disebut dengan sebutan ma inia dalah Guan Yin 觀音, arti kata ma mengandung makna yg luas, selain ibu juga yang merawat. Jadi ingat di jaman sekarang banyak yang jadi ibu tapi tidak merawat anaknya, si anak dirawat oleh babysitter. Suatu sebutan yang benar2 mengarah kepada sikap ibu yang menyayangi anaknya sendiri.
Mazu 媽祖
Mazu artinya nenek, dan lebih bersifat merakyat dibanding sebutan niang2 娘娘. Selain untuk sebutan Lin Moniang sebutan ini juga kadang dipakai untuk Guan Yin, misalnya 媽祖觀音 makcoh Kwan Im. Tapi sebutan yang dipakai utk Lin Moniang berdasarkan legenda bahwa Lin Moniang adalah penitisan dari Mazu 馬祖/sesepuh Ma, sesepuh Zen yang bergelar daoyi chanshi 道一禪師, karena Lin Moniang wanita, maka tulisan Ma kuda diganti dengan tulisan Ma ibu. Daoyi Chanshi dihormati krn beliau yg membawa masuk Buddhism aliran Chan ke daerah Minnan dan memberikan pengaruh luas di daerah tersebut.
Mazupo 媽祖婆
Mazupo atau makcopo, disini terutama di beberapa daerah di Jawa sering rancu, makco adalah untuk Kwan Im dan makcopo utk Tianshang Shengmu. Artinya adalah nenek buyut. Sedangkan POZU ini jarang sekali, kalau ada juga untuk dewi purba, misalnya poco Kiutian.
Nah secara garis besar ini, bisa kita lihat hanya pada pada butir tertentu mengacu kepada kepercayaan tertentu. Umumnya sebutan yang bersifat kekeluargaan itu ada pada kepercayaan rakyat dan juga pada mayoritas penganut tiga agama yang berkembang di Tiongkok. Karena salah satu inti dari budaya Tionghoa adalah leluhur yang patut dihormati karena kontribusinya dan karena mereka leluhur, tentunya sebutannya juga harus mengarah kepada yang lebih tinggi derajatnya secara umum, tapi mereka tetap masih satu keluarga.
Ada satu sebutan lagi yaitu 姑 atau bibi tanpa embel-embel, misalnya 紫姑 Zigu yang penyebutannya untuk Qi furen 戚夫人atau madam Qi yang nasibnya tragis hidup bagaikan babi di dalam cubluk atas perintah dari ibusuri Lv.
Jadi tidak selalu mereka yang menjadi “dewa” atau “dewi” adalah mereka yang bernasib baik, terkadang mereka menjadi “dewa dewi” itu sebagai PERINGATAN kepada generasi selanjutnya jgn memperlakukan orang dengan buruk, juga sebagai penghormatan atas integritas mereka dalam menghadapi kepahitan hidup. Tapi secara umum, mayoritas adalah yang memberi kontribusi positif pada masyarakat.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua