Budaya-Tionghoa.Net | Kelenteng adalah sebutan umum bagi tempat ibadat orang Tionghoa. Secara umum , kelenteng dibagi menjadi empat macam yang mewakili empat macam agama : Taoisme , Khonghucu , Buddhism , Agama Rakyat , atau Sam Kaw Masing-masing memiliki sebutan tempat ibadat yang berbeda-beda.
|
Kategori kelenteng berdasarkan dari tiga agama tersebut walau tidak secara lengkap dan mendetail adalah :
1. Gong , Guan , An termasuk Taoism
2. Si , An , Yuan , Tang termasuk Buddhism
3. Miao , termasuk Confuciusm dan dalam perjalanan sejarah ada beberapa kaisar atau tokoh pahlawan maupun tokoh sejarah yang ketika meninggal dibangun miao untuk mengenang jasa-jasanya.
Tempat ibadat Taoism disebut Gong (kiong), Dao Goan ( tokwan), An (am). Misalnya Tek Hai Kiong ( Ci Hai Gong ) di Tegal. Tempat ibadat Khong Hucu disebut Li Tang (pada masa sekarang ini) dan Miao (bio). Misalnya Bun Tek Bio ( Wen De Miao ) di Surabaya. Tempat ibadat Buddhism disebut Si (sie), Tang , An (am). Misalnya Shaolin Si (Siao Lim Sie).
Untuk Bio atau Miao sebenarnya bisa dikatakan digunakan oleh Taoism dan agama rakyat pula. Miao selain digunakan untuk menghormati para leluhur juga sebagai tempat kegiatan sosial dan interaksi masyarakat sekitarnya. Kelenteng atau Miao pada khususnya yang kita bahas sekarang ini merupakan tempat penghormatan para leluhur dan sudah ada sejak jaman pra Confucius. Salah satu ajaran utama Confucius adalah menghormati leluhur serta menjaga adat istiadat. Dimana salah satu bentuk prakteknya yang juga Beliau sering jalankan semasa hidupNya adalah dengan mengadakan upacara penghormatan leluhur di miao atau kelenteng.
Pada umumnya banyak yang beranggapan bahwa LiTang adalah tempat ibadat Confuciusm, memang bisa dikatakan demikian , tapi setahu saya Li Tang adalah bagian dari Shu Yuan. Shu Yuan bisa dikatakan adalah semacam sekolah jaman dahulu , dimana di sekolah tersebut ada aula penghormatan atau Li Tang. Pada umumnya kelenteng yang menghormati Confucius disebut Wen Miao. Sepanjang pengetahuan saya ada satu kelenteng tersebut di Indonesia. Tepatnya di Surabaya.
Pada jaman dahulu ketika sistem pemerintahan dan pengadilan tidak merata kesemua daerah Tiongkok , Miao terkadang menjadi tempat untuk menyelesaikan sengketa , menjadi tempat perlindungan jika ada bencana serta menjadi dapur umum serta fungsi-fungsi sosial lainnya. Untuk cara sembahyang di kelenteng itu tergantung agama apa kelenteng itu dan masing-masing berbeda. Umumnya menghadap Langit dan memberikan penghormatan kepada Langit kemudian kepada tuan rumah. Dewa atau leluhur dalam kelenteng juga bervariasi. Pada umumnya memiliki altar untuk langit dan altar untuk bumi (biasanya direpresentasikan dengan dewa tanah).
Istilah kelenteng adalah suatu bentuk generalisasi tempat ibadah Taoism , Confuciusm dan Buddhism. Ada yang beranggapan istilah kelenteng berasal dari kata Guan Yin Ting ada pula yang beranggapan dari bunyi genta dan tambur yang dibunyikan. Saya lebih cenderung asal muasal istilah kelenteng berasal dari bunyi-bunyian alat-alat musik ibadah.
4734 & 12422
hormat saya ,
Xuan Tong
Budaya-Tionghoa.Net |Mailing-List Budaya Tionghua