Photo Ilustrasi : by pfctdayelise ,
Gunung Lushan (庐山) Tempat Aliran Jingtu Berkembang ,
Budaya-Tionghoa.Net | Sekte Sukhavati, sejauh yang saya tahu dari yang pernah saya baca selama ini dikenal juga sebagai Jingtuzong (净土宗) adalah salah satu dari 13 sekte utama Agama Buddha di Tiongkok (dan juga Jepang). Merupakan sekte aliran Mahayana yang didirikan dan berkembang di luar India setelah zaman Siddharta Gautama. Tujuan akhir penganut sekte ini adalah dilahirkan kembali kelak di surga Sukhavati.
|
Sekte ini mulai terbentuk dan berkembang di Tiongkok pada zaman Dinasti Jin Timur atau Dongjin (东晋) sekitar tahun 317-420.
Pertama kali dilembagakan oleh bhiksu Huiyuan (慧远) di gunung Lushan (庐山) di bawah bendera Bailianshe (白莲社). Karena berdiri dan berkembang di bawah bendera Bailianshe inilah, maka sekte ini juga dikenal sebagai aliran Lianzong (莲宗).
Di kemudian hari, orang kadang juga menyebutnya sebagai Nianfozong (念佛宗), yang artinya kira-kira adalah “Sekte Berdoa”, mengacu pada metode utama pelaksanaan Dharma dari sekte ini, yakni menjapa/membaca nama para Buddha dengan konsentrasi penuh.
Walaupun terbentuk dan berkembang terutama di Tiongkok jauh sesudah zaman Siddharta Gautama, pokok pikiran sekte Sukhavati tetap mengacu pada catatan kotbah Siddharta Gautama, terutama yang kemudian hari disebut sebagai “Tiga Naskah Utama Aliran Sukhavati” atau Jingtu Sanbujing (淨土三部經), yakni:
- Sukhavati Vyuha (kotbah Siddharta Gautama di gunung Grdhrakuta)
- Amitayur Dhyana Sutra (kotbah Siddharta Gautama di kota Rajagrha);
- Aparimitayus Sutra (kotbah Siddharta Gautama di kebun Jetavana);
Saya setuju dan kiranya kurang tepat juga kalau dibilang sekte Sukhavati berkembang mulai dari Huiyuan. Sebab pada zaman kira-kira 900 tahun setelah wafatnya Siddharta Gautama, cikal- bakal ajaran Sukhavati sudah mulai terbentuk di India. Walaupun tidak dilembagakan, ketika itu di India telah muncul beberapa orang bhiksu senior yang mengembangkan ajaran Sukhavati, mereka adalah Vasubandhu dengan ajaran Sukhavati-vyuhopadeca serta Acvaghosa dan Nagarjuna yang memberikan ulasan dan komentar terhadap 3 kotbah Siddharta Gautama dengan tema Sukhavati tsb. di atas. \
Sedangkan di Tiongkok ajaran ini baru populer setelah pada tahun 508 di zaman Dinasti Wei Utara atau Beiwei (北魏), Bodhiruci (biarawan dari India) memperkenalkan naskah Amitayur Dhyana Sutra yang lebih lengkap dan sistematis kepada masyarakat Buddhis Tiongkok di sana.
Selain Tiga Naskah Utama tersebut di atas, naskah-naskah ajaran Sukhavati yang berasal dari bahasa Sanskerta lainnya adalah :
- Pratyutpanna-Buddha Sammukhavasthita Samadhi Sutra (diterjemahkan bersama oleh Lokasema dan Zhufoshuo/竺佛朔);
- Guna Prabha Sutra dan Wuliang Qingjing Pingdengjuejing/無量清靜平等覺經 (diterjemahkan oleh Dharmaraksa. Konon naskah asli ‘Wuliang’ dalam bahasa Sanskerta sudah musnah atau hilang?, jadi tidak ditemukan judul dan naskah asli bahasa sanskertanya);
- Dasabhumika Vibhasa Sastra (diterjemahkan oleh Kumarajiva);
- Karuna Pundarika Sutra (diterjemahkan oleh Dharmaraksa);
Sepertinya jarang orang yang tahu, bahwa sekte Sukhavati di Tiongkok sebenarnya juga masih terbagi lagi dalam 2 sub sekte, yakni
- Sekte Sukhavati Maitreya (彌勒淨土)
- Sekte Sukhavati Amitabha (彌陀淨土).
Kalau hendak diuraikan lagi bisa menjadi pajang lebar, saya kira rekan-rekan di milis ini juga tidak semuanya butuh itu. Hanya saja, mungkin yang perlu diinformasikan adalah, di Indonesia sekte Sukhavati tidak ada lembaganya. Yang sekarang ini tergabung dalam KASI hanyalah aliran- aliran utama seperti Mahayana, Theravada dan Buddhayana (sebuah aliran yang ingin dibakukan oleh masyarakat Buddhis Indonesia).
Sedangkan sekte-sekte dan sub-sub sekte seperti Sukhavati dan lain-lain yang dibina oleh beberapa bhiksu Mahayana di Indonesia berada di bawah naungan SANGHA MAHAYANA INDONESIA serta SANGHA AGUNG INDONESIA.
Selain itu, juga ada beberapa kelompok umat Buddha Indonesia penganut sekte Sukhavati yang membentuk perkumpulan sendiri-sendiri seperti Yayasan Amitabha Indonesia yang beralamat di Jl. Latumeten, Jakarta dan lain-lain. Demikian sontekan dan kutipan dari sana-sini yang bisa saya persembahkan. Mudah-mudahan bermanfaat. Mohon maaf bila ada kekeliruan dan mohon pencerahan lebih lanjut.
Salam,
Erik Eresen,14743
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua