Budaya-Tionghoa.Net | Sebenarnya apa kaitan Hitler dengan Budaya Tionghoa atau Sejarah Tionghoa? Dalam sejarah ada keterkaitan antara satu sama lain di belahan yang berbeda sekalipun. Jalannya peperangan di Eropa mempengaruhi juga jalannya perang di front Pasifik dalam masa Perang Dunia II. Jerman-Nazi yang memulai langkah cepat dalam awal Perang Dunia II juga membawa pengaruh bagi Jepang. Salah satunya ketika Perancis jatuh kemudian Jepang berurusan dengan Indo-China. Ketika Soviet sudah mulai diatas angin dalam perang melawan Jerman itu membuat kedudukan Jepang di Manchuria menjadi rawan. Baiknya bahwa sepenggal kisah kehidupan Hitler ini menjadi materi tambahan bagi konteks Sejarah pada umumnya.
Hari ini, 30 April 2010 bertepatan dengan 66 tahun Hitler memutuskan bunuh diri pada tanggal 30 April 1945 , sekaligus sebagai tanda berakhirnya Perang Dunia II di front Eropa. Adolf Hitler memiliki nama buruk dalam sejarah dunia. Ambisi dan keberingasannya sering di sejajarkan dengan penakluk-penakluk besar dari berbagai jaman seperti Atila the Hun , Alexandr The Great, Jenghis Khan dan beberapa penakluk besar dunia lainnya. Tetapi sebenarnya siapakah Hitler?
Nama keluarga Hitler sebenarnya Schicklgruber , berasal dari nama Marianne Schicklgruber , seorang gadis Austria yang merantau ke Wina untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Di tahun 1837 , dalam usia 41 tahun , Marianne mengandung tanpa suami. Anak yang terlahir kemudian bernama Alois Schicklgruber. Di tahun 1842 , Johann Georg Hiedler menikahi Marianne dan Alois kemudian saat berusia 40 tahun mengadopsi nama Hiedler (yang di eja Hitler).
Spekulasi bahwa Hitler seorang yang berdarah Yahudi berasal dari dugaan bahwa Marianne pernah bekerja sebagai pembantu di sebuah keluarga Yahudi. Anak sang majikan , Leopold Frankerberger (19 tahun) di duga yang menghamili Marianne.
Johann Georg Hiedler adalah seorang pria yang tidak berguna sehingga membuat hidup Marianne makin sengsara. Marianne kemudian meninggal setelah lima tahun kehidupan perkawinannya. Alois kemudian di adopsi adik dari ayah tirinya , Nepomuk Hiedler , dan kondisi Alois menjadi lebih baik. Alois menikah tiga kali dalam hidupnya , dan di pernikahan ketiga , Alois menikahi cucu dari ayah tirinya , Klara Polzl . Saat itu Alois sudah berusia 48 tahun dan Klara baru berusia 25 tahun. Dari Klara , maka lahirlah Adolf Hitler.
Ibunya seorang yang wanita yang sederhana dan menyayangi anaknya. Demikianlah pendapat Hitler. Sementara ayahnya cukup berada , memiliki perpustakaan keluarga yang dilahap oleh Hitler , terutama buku-buku sejarah perang. Hitler kecil sudah memperlihatkan bakat sebagai pemimpin dan sering memimpin teman-temannya dalam setiap permainan. Ketika remaja , Hitler menjadi sangat malas di sekolah dan berprestasi buruk , kecuali untuk bidang kesenian. Di usia ini Hitler sulit untuk bersosialiasi , dia hanya punya seorang teman , Kubizek , yang rela menjadi pendengar setia dari monolog Hitler sepanjang saat. Walau penampilan fisik Hitler tidak meyakinkan , dia sudah memiliki sorot mata yang mengerikan.Hitler banyak menghabiskan masa muda bersama Kubizek , sampai akhirnya lepas kontak dan baru bertemu lagi saat Hitler menguasai Austria.
Hitler mencoba peruntungan ke Wina tetapi gagal menjadi seniman , karena tidak lulus dalam ujian Akademi Kesenian. Di Wina dia menganggur dan menghabiskan waktu dengan percuma. Setelah ibunya meninggal , kehidupan Hitler menjadi lebih suram lagi. Hitler yang ceroboh menghabiskan warisan dan harus hidup seperti gembel yang kelaparan dan mengantri untuk makanan.
Saat dewasa Hitler kabur ke Jerman , menghindar dari wajib militer. Hitler lalu tinggal di Muenchen sampai Perang Dunia I meletus. Hitler mengabdi untuk Jerman di Resimen 16 Bavaria dan mencapai pangkat terakhir sebagai kopral (gefreiter). Hitler paling tidak telah terlibat dalam beberapa perang penting termasuk Pertempuran Ypres yang merenggut nyawa sebagian besar rekan-rekan Hitler. Karir militer Hitler memang biasa saja tidak mencapai kedudukan yang istimewa. Sebagai orang Austria , juga sulit bagi Hitler untuk di terima di lingkungan militer Jerman walaupun Hitler adalah fanatik Jerman.
Perjanjian Versailles mengejutkan Hitler karena Jerman belum kalah perang tapi sudah “menyerah”. Hitler menyebut peristiwa ini sebagai Dolchstoßlegende (“dagger-stab legend”), dimana pemimpin sipil menusuk militer Jerman dari belakang, padahal militer Jerman belum kalah bahkan masih menduduki wilayah musuh. Peristiwa Versailles yang benar-benar mengkerdilkan dan menghina Jerman ini akan terus di ingat sampai Hitler berkuasa kelak.