Budaya-Tionghoa.Net | Masalah Shaolin dituding sebagai pemberontak oleh Dinasti Qing saya tidak sepenuhnya setuju. Pemberontakan itu bila dilihat dari sudut pandang rakyat, maka itu adalah pergerakan melawan penjajah Manchu yang mendirikan Dinasti Qing itu. Mereka dapat menghancurkan Dinasti Ming dan memasuki Shenyang dan Beijing karena pengkhianatan Wu Shan-gui (yang sering kita dengar dalam kisah Wei Xiao-bao, Pangeran Menjangan).
|
Ini terkenal dengan gerakan “Fan Qing Fu Ming” yang artinya “Melawan Dinasti Qing dan mengembalikan Dinasti Ming”. Oleh pemerintah Qing tentu dianggap pemberontak, namun oleh rakyat terutama orang Han dianggap sebagai pahlawan melawan penjajah.
Sebagian Manchuria memang telah menjadi bagian dari Dinasti Ming pada zamannya. Namun setelah itu, Dinasti Qing yang didirikan oleh bangsa Manchu kemudian mengadakan politik diskriminasi dalam banyak hal kepada orang Han yang dianggap potensial untuk memberontak.
Bangsa Manchu yang menganggap sistem feodalisme dan monarki Tiongkok lebih sempurna kemudian mengadopsi sistem pemerintahan Tiongkok. Mereka juga mengadopsi tata aturan kekaisaran Tiongkok dan menggunakan nama Tionghoa.
Padahal mereka juga punya karakter dan bahasa sendiri. Kaisar-kaisar pada Dinasti Qing mempunyai marga Aishin Gioro (bahasa Man). Kaisar terakhir Dinasti Qing malah punya nama Inggris Henry Pu Yi. Ia masih diizinkan berdiam di Forbidden City sampai tahun 1924 karena pengusiran oleh seorang Jenderal Nasionalis.
Wu Shan-gui adalah salah satu tokoh sejarah yang juga merupakan tokoh cerita dalam novel Lu Ding Ji (Kaki Tiga Menjangan atau Pangeran Menjangan atau sejenisnya) karya Jin Yung. Ini merupakan novel terakhir dari sederet karya Jin Yung. Seperti biasanya, novel Jin Yung mengambil tokoh sejarah dan latar belakang sejarah sebagai tokoh dalam cerita2nya. Namun ia adalah sang pencipta sejarah dalam novel tersebut, jadi tokoh fiksi dan tokoh sejarah dijadikan dalam satu di novel karya2nya dengan sejarah sesuai keinginannya sendiri.
Wei Xiao-bao adalah tokoh fiksi, namun banyak tokoh-tokoh pendamping lainnya yang merupakan tokoh sejarah di antaranya Wu Shan-gui, Kaisar Kangxi, Chen Yuan-yuan dan Lee Zih-cheng. Bila ada yang kurang mohon ditambahi karena cerita ini saya juga sudah lupa-lupa ingat.
Wu Shan-gui (1612~1678) adalah seorang jenderal di penghujung Dinasti Ming. Dalam sejarah, ia ditulis sebagai pengkhianat bangsa Han (Han Jian) karena mendukung agresor tentara Manchu dalam meruntuhkan Dinasti Ming.
Adapun sebab ia melakukan hal itu hanya karena seorang wanita, Chen Yuan-yuan. Chen adalah seorang wanita penyanyi di Beijing kelahiran Suzhou. Dalam suatu kesempatan ia bertemu dengan Wu Shan-gui yang menyebabkan Wu tertarik kepadanya.
Wu kemudian meminta izin meminang Chen sebagai istri kepada pemilik Chen pada waktu itu (pejabat istana Tian Hung). Tian kemudian mengizinkan dengan harapan bahwa Wu dapat dijadikan tempat berlindung.
Wu kemudian mendapat perintah untuk menuju perbatasan menghadapi tentara Manchu yang telah mendekat. Ia kemudian meninggalkan Chen Yuan-yuan di Beijing untuk misi ini. Namun kemudian seorang jenderal lain, Lee Zih-cheng memberontak dan menguasai Beijing.
Kaisar Chong Zhen digantung mati dan Dinasti Ming berakhir. Pada saat ini, keluarga Wu Shan-gui juga ditahan, rumahnya dirampok dan Chen diculik. Wu Shan-gui kemudian sangat marah dan memutuskan untuk menyerah kepada tentara Manchu dan bekerjasama dengan tentara Manchu untuk menghancurkan Lee yang telah bersiap-siap mendirikan dinasti baru.
Akhirnya tindakan Wu malah menyebabkan daratan Tiongkok jatuh ke dalam kekuasaan Manchuria dengan dimulainya Dinasti Qing. Wu kemudian berniat memberontak kembali ke Dinasti Qing, namun tidak pernah berhasil.
Rinto Jiang