Photo Ilustrasi : Bra tradisional Vietnam berbahan SUTERA , by Yếm Lụa Đào
Budaya-Tionghoa.Net | Menarik sekali membahas asal muasal kata China darimana. Disini saya mau mengupas dari apa yang ditulis oleh Ji Xianlin 季羨林 terutama yang berkaitan dengan sutra. Nama Ji Xianlin pasti akan selalu disebut jika sudah mengkaji hubungan India dan Tiongkok kuno, karena memang pakarnya di bidang itu. Selain itu adalah Tan Zhong 譚中.
|
Sutra Tiongkok masa lampau terkenal karena produknya yang digemari di banyak belahan dunia, walau tidak semuanya mengetahui bahwa itu berasal dari daratan Tiongkok. Legenda mengatakan bahwa Lei Zu 嫘祖, istri dari kaisar Kuning 黃帝 yang menemukan sutra. Tapi berdasarkan arkeologi, sutra sudah diproduksi pada masa dinasti Shang. Fang Hanwen memperkirakan sebelum abad ke 6 BCE sudah ada sutra dari Tiongkok yang masuk, yang mana artinya masa itu kerajaan Qin sudah ada tapi belum established sebagai kerajaan yg kuat.
Catatan yang menulis detail tentang sutra dari Tiongkok ada dalam buku Arthasastra yang ditulis oleh Kautiliya, pada masa pemerintahan Candra Gupta. Artinya minimal pada abad ke 4 BCE sudah ada sutra disana dan bisa pada masa sebelumnya sudah ada. Tulisannya berbunyi sbb: “kauseyam cinapattasca cinabhumijah”.
Nah kata cinapatta itu terdiri dari 2 kata yaitu cina dan patta, arti kata patta adalah gulungan. Kauseyam artinya kepompong, yang waktu itu orang Yunani sendiri belum tahu sutra terbuat dari apa. China bumijah artinya produk dari Tiongkok.
Dalam bahasa Sansekerta ada banyak kata yg artinya sutra, misalnya kitaja, krmija, kitasutra,kitajasutra,kitakosa dsbnya. Arti dari kita, krmi adalah ulat. Kitaja, krmija artinya yang dihasilkan ulat. Selain itu ada kata lain yaitu kauseya yg berasal dari kata kosa yg artinya kepompong.
Selain buku Arthasastra, masih banyak buku2 lain di India yg menulis soal sutra ini. Malah dalam Mahabarata ada dan Ramayana ada kata2 kauseya. Ji Xianlin beranggapan antara cinapatta dan kauseya itu berbeda, walau sama2 bisa berarti sutra tapi berbeda. Menurutnya kauseya adalah kain sutra yang dihasilkan dari kepompong ulat, tapi tidak makan daun murbei alias ulat liar yg tidak diternak, sedangkan cinapatta adalah sutra yg berasal dari Tiongkok. Tapi sutra Tiongkok amat terkenal dan disukai di India.
Menurut Ji ada 5 jalur utama perdagangan sutra ke India :
- Jalur laut selatan, perahu mulai berangkat dari semenanjung Lei Zhou yang diatas pulau Hai Nan.
- Jalur Xi Yu atau wilayah barat, dimulai dari gerbang Yu Men, gerbang Yang, memasuki wilayah Pamir dan Asia Tengah. Menariknya, dalam catatan The Periplus of the Erythraen Sea, Tiongkok disebut dengan sebutan Thin dan di negara Thin ada kota yg amat besar bernama Thinae yg berada di wilayah utara. Dari situlah produksi sutra dan melewati wilayah Da Xia ( Afganistan ) hingga Baryzaga.
- Jalur Tibet, jalan ini memang jarang diliwati, tapi dalam catatan bhiksu Xuan Zhao pada dinati Tang, menuliskan perjalannya melewati wilayah ini, selain itu ada Xuan Hui dll. Walau demikian jalur tersebut bukan tidak mungkin tidak digunakan pada masa sebelum Tang, karena dalam tulisan Ptolemy menuliskan,”Mereka berkata, tidak hanya satu jalan saja dari tempat ini ( Tiongkok ) yg melewati Pamir ke Da Xia, tapi masih ada satu jalan ke kota Palimbothra ( Pataliputra, skrg Patna ). Jalan ini kemungkinan melewati Gan Su, Qinghai menuju Lhasa.
- Jalur Myanmar.
- Jalur An Nan/jalur Vietnam
Ardian Cangianto
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua