Zhenchenglou, a rotunda tulou in Yongding county, Fujian.
Courtesy : Gisling唐戈
Budaya-Tionghoa.Net | Beberapa tahun lalu satelit militer Amerika menemukan banyak landasan peluncur peluru kendali di arah barat daya propinsi Fu Jian (Hokkian). Penemuan ini sempat membuat geger pihak Barat.Namun landasan-landasan peluru kendali ini ternyata hanya bangunan unik dari suku Hakka setempat. Bangunan-bangunan seperti ini dinamakan Tulou 土樓 (Bangunan Tanah), bentuknya aneh dan beragam macam, bahkan ahli militer Barat juga sempat mengira bangunan ini sebagai peluncur peluru kendali.Bangunan ini diciptakan oleh suku Hakka yang waktu itu berimigrasi dan menetap disana karena menghindari bencana pada pada masa Dinasti Jin Barat (307-12 M).
|
Tulou juga dijuluki bangunan bulat atau benteng bulat. Terutama terbesar di daerah Yung An, Nan Ching, Phing He yang berada di propinsi Fu Jian. UNESCO menggunakan term Fujian Tulou dalam situs mereka. Fujian Tulou adalah properti bangunan yang dibangun antara abad 15-20 di provinsi Fujian. Dapat dihuni sampai 800 orang. Tujuan pembangunan adalah untuk tujuan pertahanan diri.
Bangunan ini memiliki memiliki bentuk yang unik dan juga terkesan megah. Ada yang menyerupai kubus, ada juga yang bulat. Bentuk kubus dinamakan Fang Cai (Benteng Kotak), sedangkan yang bulat dinamakan Yuen Cai (Benteng Bulat).
Sebagian besar bangunan ini didirikan 200 tahun lalu(pertengahan dinasti Qing). Menurut cerita dari generasi ke generasi, bangunan seperti ini didirikan untuk mencegah gangguan para perampok dan juga menghindari tekanan dari pihak kerajaan yang bobrok semasa itu. Biasanya orang satu keluarga atau beberapa keluarga tinggal bersama di suatu tempat.
Mereka membangun rumah di lembah atau daerah terpencil. Semula rumah ini dibuat saling menyambung dan melingkar menghadap ke dalam, kemudian ada yang membangun beberapa tingkat, gaya bangunan seperti ini terus bertahan hingga kini. Sebagian besar keluarga yang tinggal dalam bangunan ini adalah satu leluhur atau bermarga sama.Bila bertamu ke salah satu keluarga dalam benteng ini, maka semua penghuni didalamnya akan menganggap kita sebagai tamu kehormatan mereka juga.
Benteng keluarga macam ini saja ada 490 lebih di daerah Nan Ching. Belum lagi bangunan serupa di daerah Yung Ting dan sekitarnya. Sekalipun bentuk bangunan tidak sama, namun gaya dan coraknya tidak berbeda jauh. Semua bangunan ini terbuat dari tanah, pasir dan kapur, kerangka bangunan memakai bahan kayu dan bilah-bilah bamboo. Tinggi bangunan biasanya 3 sampai 4 tingkat. Atap ditutupi dengan lempengan tanah liat baker, nyatanya bangunan ini mampu bertahan lama. Dinding luar Tulou cenderung plain , tinggi dan terkesan seperti benteng, berbanding terbalik dengan interior bangunan yang didekorasi demi kenyamanan.
Biasanya tiga sampai empat generasi tinggal , minimal menampung belasan keluarga, bahkan ada juga benteng bulat besar yang mampu menampung 70 keluarga yang bisa mencapai ratusan penghuni.
Dinding biasanya semakin tebal semakin ke bawah. Dinding paling bawah tebalnya mencapai 1.5 meter, sedangkan loteng paling atas hanya 0.8 meter. Dinding bangunan ini kokoh dan tahan terhadap hujan dan terik matahari. Ruangan dalam benteng umumnya memiliki bentuk dan ukuran serupa. Dalam sebuah benteng yang besar, ruangan yang ada bisa mencapai seratus ruangan lebih. Ruangan paling dasar biasanya dijadikan dapur atau gudang, tingkat dua dijadikan tempat penyimpanan makanan.
Sedangkan tingkat 3 dan 4 untuk tempat tinggal. Dalam sebuah benteng, hanya ada satu pintu untuk keluar masuk. Ditengah bangunan ada sebuah halaman terbuka yang dipakai untuk ruang gerak seluruh penghuni, biasanya ada satu atau dua sumur di ruang terbuka.
Bangunan bulat ini hanya membutuhkan luas tanah sedikit, sedangkan pemanfaatan ruangan sangat efisien. Karena temboknya tebal, maka bisa mengurangi panas dan aman dari angin kencang. Hangat di musim dingin dan sejuk di musim panas, lagipula sinar matahari berkecukupan. Biasanya benteng-benteng ini memiliki kelebihan antara lain: kokoh, mudah menjaga keamanan, mudah mengatur penghuni, anti gempa, tahan air dan badai.
Benteng-benteng yang ditemui saat ini banyak yang peninggalan Dinasti Qing dan Dinasti Ming. Tetapi banyak juga yang dibangun akhir-akhir ini. Sekalipun diterpa angin dan dihempas hujan serta gempa berkali-kali namun benteng ini tetap berdiri kokoh seperti gunung.
Beberapa tahun belakangan ini, sudah ada peneliti dan ahli dari Jepang, Amerika, Perancis, Denmark , Spanyol, dan juga berbagai Negara (sekitar 30 negara) datang ke China untuk meneliti dan melihat benteng-benteng ini. Setelah melihat sendiri bangunan bulat ini, mereka memuji dan mengatakan bahwa inilah ‘harta terbesar sejarah bangunan China’.
Untuk mengembangkan pariwisata dan menyedot turis, pihak Taiwan juga membangun “Negri Mini Thau Yuen” . Mereka membuat bangunan mini dari benteng Cheng Chi yang ada di daerah Yung Ting China, lalu dipamerkan didekat bangunan Tembok Besar dan museum Ku Kung Taiwan yang telah dibuat mini modelnya.
Budaya-Tionghoa.Net |Mailing-List Budaya Tionghua