HIMBAUAN
a. Kepada saudara-saudara warga keturunan Cina.
1. Kalau kita masih berpikir bahwa kita Cina maka orang lain akan mempunyai pikiran yang sama, sebaliknya kalau kita berpikir bahwa kita adalah orang Indonesia maka orang lain yang mengenal kita lambat laun akan mengakui bahwa kita adalah bagian dari bangsa Indonesia, meskipun kita berwajah Cina.
Sebaliknya seorang Cina Indonesia yang terlalu berlebih-lebihan (overacting) dalam usahanya agar dianggap sama dengan pribumi, malah akan dianggap tidak wajar dan menyebalkan mereka. Jadi bertindaklah wajar apa adanya dengan ke-Cina-an kita, tunjukkanlah biarpun kita Cina tetapi kita juga merasa sebagai bangsa Indonesia.
2. Dalam pergaulan, hendaknya kita tidak membatasi diri pada sesama keturunan Cina saja tetapi cobalah bergaul dengan kalangan pribumi, mulailah bergaul dengan mereka yang keadaanya kira-kira setara dengan anda agar pergaulan anda seimbang. Kalau kebetulan anda fasih berbahasa Cina, janganlah menggunakan bahasa tersebut di depan orang lain yang tidak mengerti karena akan membuat mereka tersingung. Anda juga akan tersinggung jika mendengar orang lain berbahasa Belanda di muka anda, seolah-olah anda disisihkan dari mereka. Sebagian dari kita mungkin pernah dikecewakan oleh pribumi atau bahkan mungkin mobil / rumahnya dibakar, tapi janganlah hal ini dijadikan patokan bahwa semua pribumi demikian, apalagi ada dugaan kuat bahwa semua ini rekayasa penguasa.
|
3. Khusus kepada anda yang kebetulan kaya raya, janganlah kekayaan anda dipamerkan secara menyolok dalam bentuk mobil mewah, handphone, baju buatan perancang mode terkenal, dan berbagai macam atribut kemewahan lainnya, otomatis tindakan ini akan membuat orang lain tidak suka, termasuk sesama keturunan Cina yang lebih bersahaja. Apalagi kalau kekayaan anda hasil kolusi dengan para pejabat korup, hentikanlah segera kolusi anda dan bertobatlah di depan Tuhan. Ingat tindakan anda selain menyengsarakan rakyat banyak, juga menyebabkan seluruh populasi warga keturunan Cina di Indonesia harus menanggung resiko menjadi sasaran kebencian rasial. Anda sendiri dapat dengan
mudah bersembunyi di balik perlindungan pejabat korup partner anda.
b. Kepada saudara-saudara warga pribumi.
1. Saya menghimbau kepada anda; khususnya dari kalangan yang terpelajar, hendaknya anda bisa berpikir secara realistis bahwa dengan segala kekurangan dan kelebihannya, warga keturunan Cina telah memberikan warna tersendiri terhadap kehidupan bangsa dan negara kita. Suka atau tidak suka, kami secara legal telah menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Kalau kebetulan anda pernah dikecewakan oleh tingkah laku salah seorang dari kami, harap dilihat orang per orang dan tidak di generalisasikan sebagai mewakili seluruh warga keturunan Cina.
Cukup banyak Cina kaya yang hanya drop-out dari “Chung Hwa Siaw Sie” (sekolah Cina setingkat SD yang ditutup pada tahun 1966) sehingga kelakuannya bagaikan “petruk jadi raja”. Walaupun kami sama-sama keturunan Cina, kami juga muak dengan kelakuan sebagian dari mereka yang sering overacting.
2. Bagi anda yang selama hidup belum pernah berteman dengan salah seorang warga keturunan Cina, cobalah iseng-iseng anda mendekati mereka yang pendidikannya setaraf dengan anda, sehingga secara prinsip cara berpikirnya tidak berbeda dengan anda. Pelajarilah sikap dan pandangan hidup mereka terhadap pribumi khususnya, atau terhadap bangsa & negara Indonesia pada umumnya.
Universitas adalah tempat terbaik untuk pendekatan demikian. Secara psychologis, kebencian terhadap orang lain yang tidak kita kenal adalah luapan dari obsesi kita terhadap orang tersebut tanpa dia tahu apa yang kita pikirkan. Mudah-mudahan setelah mempunyai beberapa orang kawan keturunan Cina, pandangan anda terhadap kami menjadi lain. Percayalah, di hati kami, hanya Indonesia satu-satunya tanah air kami.
3. Kepada para pimpinan organisasi massa Islam, saya menghimbau anda untuk lebih berhati-hati terhadap para anggota masing-masing karena sebagian di antaranya adalah agen-agen yang disusupkan oleh penguasa yang hendak mengadu domba kalangan Islam dengan non Islam, atau Islam dengan warga keturunan Cina. ICMI dengan KISDI nya lebih banyak merugikan umat Islam daripada memberikan sumbangan yang berarti bagi kemajuan umat Islam Indonesia. Perhatikanlah para Da‘i yang hendak memberikan dakwah di mMesjid-mesjid dan pPesantren, agar mereka tidak mencampur adukan dakwah agama dengan hasutan yang membakar kebencian terhadap agama lain dan keturunan Cina.
Marilah kita bersatu padu membangun kembali negara kita yang hampir ambruk ini.
Sekian.
Hidup Indonesia.
Catatan Admin : Arsip Milist No 1996 , Dikompilasi oleh ICCSG