Budaya-Tionghoa.Net | Kalau masa Aufklarung , marak perkembangan sinophilia di Eropa dan mempengaruhi filsuf-filsuf besar Eropa yang turut membawa perubahan besar di Eropa. Pada masa itu Dinasti Qing masih mencapai masa keemasan. Jadi sebagai suatu negara , Tiongkok , Dinasti Qing , masih disegani dan dikagumi. [1] Itu sebagai negara , lantas bagaimana sebagai suatu etnis.
Seiring itu arus diaspora chinese di masa Qing juga mulai marak, walau ada edict dari penguasa Qing[Bukan berarti sebelum era Qing tidak ada arus diaspora] . Hanya saja , kondisi dunia sudah semakin mengglobal dengan kedatangan bangsa Eropa ke Asia. Dikawasan kolonial Eropa di Asia , seperti Indonesia contohnya dimasa VOC , dan Filipina di masa Spanyol , menghadapi gelombang diaspora besar , dengan berbagai motif.
Pada masa tertentu , kehadiran chinese overseas ini dipandang sebagai ancaman bagi penguasa kolonial . Seperti masa suram di Batavia yang seiring dengan kejatuhan harga gula dunia . Terjadi pembantaian di tahun 1740. Di Filipina , kehadiran chinese overseas juga karena marak komoditas silver. [2] [3] Berujung pada pembantaian di Filipina.
Di Thailand , arus diaspora juga terjadi seperti pada umumnya kawasan Asia Tenggara lainnya. Gerakan anti -Chinese itu terjadi di masa Tiongkok di masa kaum Nasionalisme-Chiang Kai Sek. Ironisnya , gerakan anti-Chinese ini justru dipimpin oleh penguasa militer Thai yang berdarah Chinese. Salah satunya Mayor Jendral Luang Wichit dan atasannya. Itu konteksnya adalah Thailand menatap salah satu great power , Jepang sebagai model atau kiblat. Kebijjakan anti-Chinese ini secara realnya adalah seperti penutupan sekolah Tionghoa , surat kabar Tionghoa dan mempersulit kewarganegaraan keturunan Chinese. Luang malah dengan provokasi membandingkan Chinese lebih buruk dari Yahudi. Sungguh suatu provokasi yang mengada-ngada. Diaspora Yahudi dan Chinese adalah dua hal yang berbeda. [4]
Term “bahaya kuning” , “yellow peril ” , sinophobia sudah marak menjelang abad 20. Dampak dari sinophobia itu memunculkan berbagai istilah ethnic slurs.[5] Bisa berupa warna , bisa berupa nama besar macam Buddha [Buddha Head , olok2 yang juga ditujukan terhadap chinese] , warna kulit [yellow bastard , yellow peril , yellow belly] , ciri khas fisik [ quaint eyes] , permainan kata asal [chinkie-1876 , chink -1890, ching-chong , chinaman , chinee], kebetulan yang sama seperti term paddies [itu bisa ditujukan untuk orang yang berasal dari Tiongkok dan Irlandia]. [6]
Bukan Masalah Komunisme.
Jadi bukan masalah Tiongkok itu menggunakan sistem komunisme , sistem dinasti , sistem republik dan seterusnya, yang kemudian dikaitkan dengan komunisme. Selain tidak relevan sudah ketinggalan jaman , kecuali konteksnya dimasa perang dingin.
Dari dulu Tiongkok itu yang berukuran raksasa dalam segala hal. Jika lemah maka akan menjadi mangsa bersama [common prey] . Mereka memangsa pun tetap mencemaskan kebangkitan Tiongkok. Pihak Jepang walau berada di posisi superior pasca Restorasi Meiji tetap mengkhawatirkan kalau Tiongkok mengalami kebangkitan seperti halnya Restorasi Meiji , dengan ukurannya yang 10 kali lipat dari Jepang , bisa membuat Eropa tidak bisa tertidur lelap.
Amerika Serikat perlahan-lahan muncul dari kekuatan regional menjadi superpower setelah memenangkan perang Dunia II menghadapi fasisme. Perkembangan secara garis besar adalah dengan menganeksasi sebagian besar wilayah Meksiko . Kemudian memasuki kawasan Asia Pasifik dengan melahap Filipina , Hawaii , ikut terlibat dalam Perang Boxer di Tiongkok. Pasca runtuhnya Uni Soviet , USA menjadi Hyperpower , yang mendominasi konstelasi politik dunia , aktor tunggal , walau ada empat superpower yang bercokol di DK PBB. Bisa diperhatikan juga bahwa pasca runtuhnya , Uni Soviet. USA makin leluasa melancarkan berbagai operasi militer karena yah itu tadi , hyperpower. Posisi Tiongkok ? Sebagai challenger.
Saat Republik Rakyat Tiongkok berdiri , Amerika Serikat mendukung Nasionalis yang kemudian kalah , itupun tidak terlepas dengan kepentingan. Setiap pihak tidak terlepas dari kepentingan. Potensi Tiongkok dikemudian hari dibendung Amerika Serikat mulai dari Korea , Jepang , Taiwan , Vietnam [gagal] , Tibet [gagal] , India.
Walau demikian Amerika Serikat tidak terlepas juga dari kepentingan , yang memaksa mereka mendepak Taiwan dari PBB. Dan akhirnya Amerika Serikat membuka hubungan , normalisasi hubungan dengan Tiongkok , menganut kebijakan satu Tiongkok , juga atas dasar kepentingan.
Rivalitas yang menyertai antara dua kekuatan adalah hal yang wajar. Pemimpin tertinggi Tiongkok dan USA sudah bertemu berkali-kali , dengan kapasitas sebagai dua negara besar , keduanya bisa saja tertawa didepan dan menyiapkan 1000 taktik dibelakang . Sekali lagi itu adalah hal yang wajar baik disisi USA maupun PRC. Joseph Stalin dalam posisi USSR dalam aliansi sekutu Perang Dunia II , didepan pertemuan tertinggi pemimpin sekutu , menampakkan wajah senyum , tetapi diam-diam dia menyiapkan taktik dibelakang saat mendengar perkembangan senjata atom AS sudah mencapai tahap advance.
Tidak peduli Tiongkok komunis atau tidak , Tiongkok yang miskin akan di injak-injak seperti anjing, Tiongkok yang makmur mengundang decak kekaguman sekaligus rasa cemburu. Tiongkok yang bangkit di cemaskan . Jadi ibarat, apapun makanannya , minumannya tetap teh botol sosro , jeh.
DADA
http://blog.budaya-tionghoa.net/dada/
Catatan kaki :
1. http://web.budaya-tionghoa.net/religi-filosofi/kristen/102-pengaruh-tiongkok-thdp-eropa-
2. http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/37313
3. http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/55439
4. http://web.budaya-tionghoa.net/tokoh-a-diaspora/diaspora-mancanegara/413-chinese-worse-than-jews-krisis-identitas-diaspora-di-thailand
5. Geofrey Hughes , “An Encyclopedia of Swearing , The Social History of Oaths , Profanity , Foul Languange and Ethnic Slurs in The English Speaking World”
5. http://web.budaya-tionghoa.net/home/626-diskusi-relasi-sino-japanese-terminologi-qzhinaq-dalam-kronologis-sejarah