Budaya-Tionghoa.Net | Senjata Kimia seperti penggunaan gas beracun sudah ditemukan di Tiongkok pada abad 4 SM. Ditemukan oleh kelompok Mohist , yang didirikan oleh filsuf Mozi [470-391 SM] di masa Negara Berperang , Warring States [403-221 SM] . Dalam perkembangan awal senjata militer , senjata beracun ini digabungkan dengan penggunaan anak panah.
|
Pengembangan awal dari gas beracun adalah pengembangan alamiah dari tradisi Tiongkok tentang fumigasi dirumah-rumah yang sudah dipraktekkan sejak abad 7 SM. Seiring dengan penemuan kertas , fumigasi digunakan untuk melindungi buku.
Pada saat penemuan bubuk mesiu [gun powder] , bahan racun mematikan dicampur dengan bom dan granat yang juga telah ditemukan bangsa Tiongkok sejak awal. Sebuah bom dibuat dari tinja manusia ditambah bahan aconitum , minyak croton , arsenik dan abu , menghasilkan “bom tinja” yang mematikan lawan. Untuk menghasilkan 360 ons bom tinja dibutuhkan 240 ons tinja , 16 ons aconitum , 16 ons abu , 16 ons arsenik , dan bahan lainnya. Bom ini akan dilontar oleh semacam perangkat artileri. Bom beracun yang lebih kecil bisa dilontarkan melalui panah.
Di abad 4SM , kaum Mohist menggunakan materi beracun ini kedalam tunnel yang terletak di kota yang sedang dikepung. Di abad pertengahan digunakan kipas bambu untuk mengarahkan asap beracun kedalam tunnel untuk melumpuhkan lawan.
|
Bangsa Tiongkok juga sudah menemukan senjata sejenis gas air mata [tear gas] , yaitu gas buta. Di masa Dinasti Song , Jendral Yue Fei dalam kampanye-nya melawan bandit yang dipimpin oleh Yang Yao di tahun 1135 menggunakan bom limau. Bom ini dibuat dalam ukuran tipis dan rapuh yang diisi oleh bahan kimia beracun dan tepung limau. Dalam medan perang senjata ini digunakan untuk menyerang kapal musuh. Tepung limau membentuk kabut di udara sehingga pasukan bandit tidak dapat membuka mata mereka sehingga dengan mudah dapat dilumpuhkan.
Senjata seperti diatas juga sudah digunakan sebelumnya tahun 178 dimasa Dinasti Han . Pada masa itu terjadi pemberontakan petani dengan kekuatan yang besar. Pasukan kekaisaran menggunakan kereta pertempuran dan portable bellow . Selain itu membuat orang-orangan yang dibuat dari kain yang terbakar yang diikat ke beberapa ekor kuda . Kemudian menyiapkan kendaraan lain yang berisikan pasukan pemanah. Kereta pertempuran yang sudah disiapkan dengan senjata tepung limau maju terlebih dahulu . Kemudian portable-bellows menimbulkan asap yang akan bergerak mengikuti arah angin. Orang-orangan yang terikat pada kuda kemudian dibakar menyebabkan kuda ketakutan dan melaju kencang ke arah pasukan musuh. Sesudah itu giliran pasukan pemanah beraksi dengan suara tetabuhan yang menyebabkan kepanikan di pihak lawan. Para pemberontak kemudian hancur dan tercerai berai . Banyak diantara mereka yang terbunuh dan pemimpin mereka di penggal.
Di abad pertengahan ,racun , gas beracun dan sejenis gas air mata tidak hanya melalui media bom dan granat. Mereka bisa diluncurkan melalui pelontar seperti senjata api. Tepung limau yang bisa membutakan lawan dan bahan beracun bisa dilontarkan ke arah kota yang lagi diserang , kemudian akan meledak di udara ke segala arah . Pihak yang sedang bertahan mendapati wajah dan mata mereka terbakar. Asap beracun juga memasuki rongga hidung , mulut dan mata. Hal ini terdapat dalam catatan “The Fire-Drake Artillery Manual, 1412. Sebuah teks di tahun 1606 mencatat bahwa varian senjata beracun ini dapat membuat daging musuh membusuk sampai tulang mereka terlihat.
Asap dari pembakaran tinja serigala juga digunakan untuk mengirim sinyal. Baik disiang hari dan malam hari , asap serigala ini terlihat mencolok dengan warna merah.
Pengembangan teknologi roket awal bangsa Tiongkok memberikan alternatif baru untuk mengantar muatan senjata kimia dan biologis beracun. Ketika roket kehabisan bahan bakar dengan sendirinya setelah melayang di udara , roket akan akan menebar materi beracun dengan bom mini berukuran diameter 5.5 inchi.
Teknologi senjata kimia dan biologi dan set persenjataan awal ini mencapai Eropa di tahun 1540 ketika Vanoccio Biringuccio dalam bukunya “Pirotechnia” menggambarkan formula Tiongkok . Ide sebelumnya muncul dari Leonardo da Vinci tentang bagaimana menyerang musuh dengan asap sulfur , bulu terbakar , bahan arsenik , racun kodok dan racun tarantula yang dimuat kedalam bom. Sampai 1580 bahan arsenik menjadi bahan favorit di Eropa dan kemudian perannya tergantikan oleh bahan merkuri.
Huang Dada
Referensi :
- Robert Temple , ” The Genius of China , 3000 Years of Science Discovery and Invention”, 2007
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua