Tanya : Saya lupa, kayaknya pernah dibahas dan pernah ada yang ngasih links nya di internet. Saya ingin tahu daerah-daerahnya orang Hokchia, Hokkian, Tiochiu, Khek, Konghu dan orang-orang lain yang asalnya dari propinsi Fujian dan Guangdong. Kalau ada yang bisa kasih liat pembagian petanya lebih bagus lagi.
Budaya-Tionghoa.Net | Leluhur-leluhur perantau yang menjadi cikal bakal orang Tionghoa Indonesia hampir semuanya berasal dari pesisir tenggara Tiongkok, seperti provinsi Guangdong, Fujian dan Hainan. Ini dapat dimengerti karena sejak 1400 tahun yang lalu, pesisir tenggara Tiongkok telah ramai disinggahi pedagang-pedagang lewat laut. Pelabuhan Quanzhou boleh dikatakan adalah pelabuhan teramai di dunia saat itu. Berkat interaksi dengan pedagang-pedagang asing inilah, sejarah perantauan orang Tionghoa ke mana-mana dimulai. Pada saat itu, tujuan utama para perantau ini adalah Asia Tenggara, yang mereka sebut Nanyang (Lautan Selatan).
|
Sebenarnya, bila seorang Tionghoa masih mengetahui asal usulnya, dapat dipastikan leluhur mereka bermigrasi ke Indonesia setelah zaman Dinasti Qing (antara 1600-an sampai 1900-an). Sisanya yang bermigrasi lebih awal mayoritas telah berasimilasi dengan penduduk lokal, ini terutama dikarenakan leluhur orang Tionghoa di zaman dulu biasanya tidak membawa keluarga (wanita) bila merantau. Jadi, bila tidak pulang kembali untuk berkeluarga di kampung halaman mereka, biasanya yang menetap akan berkeluarga dengan wanita lokal. Ada pula asimilasi dalam bentuk lain, dalam arti tidak dengan menikah, yaitu dengan mengadopsi kebudayaan lokal ke dalam gaya hidup sehari-hari. Inilah yang kita lihat sekarang sebagai kebudayaan unik baba dan nyonya yang masih eksis di Malaysia dan Singapura.
Di Indonesia, biasanya kita dengar ada sebutan orang Hokkian, Tiochiu dan sebagainya. Banyak orang sering salah kaprah bahwa sebutan ini adalah sebutan untuk suku di Tiongkok. Bila mau dikelompokkan sebagai suku, maka seluruh orang Tionghoa di Indonesia masih tergolong sebagai suku Han.
LALU APAKAH SEBUTAN HOKKIAN DAN TIOCHIU SEBENARNYA ?
Sebagaimana seorang yang merantau, bila bertemu dengan perantau lainnya, pertanyaan yang pertama diajukan pasti adalah darimana asalnya. Asal mana kamu? Oh, saya asal Hokkian. Hokkian terlalu luas, darimana tepatnya? Tepatnya di Hokchiu. Lama kelamaan, ini akan menjadi semacam klasifikasi antar orang-orang Tionghoa. Sampai bahkan, ada kantung-kantung konsentrasi perantau yang daerah asalnya sama di Tiongkok. Ini makanya kita temui konsentrasi orang Khek di Aceh, Bangka dan Kalbar, orang Hokkian dan Tiochiu di Sumut dan Riau dan sebagainya.
KLASIFIKASI UTAMA TIONGHOA INDONESIA
Di zaman kolonial Belanda, ada 4 golongan besar asal daerah Tionghoa di Indonesia, dari yang terbesar dan terkecil yaitu Hokkian, Tiochiu, Khek dan Konghu.
- Hokkian adalah sebuah provinsi, dapat disamakan sebagai Jawa misalnya. Dalam hal ini, orang Semarang, Yogya, Solo dan lain2 otomatis akan dikelompokkan sebagai orang Jawa. Hal yang sama juga berlaku pada orang Hokchiu, Hok-an, Hokchia, Chiangchiu, Coanchiu, Hinghua dan lain2 yang otomatis dikelompokkan sebagai orang Hokkian.
- Orang yang mengaku Hokkian di Medan kebanyakan berasal dari Ciangchiu, demikian pula halnya dengan orang Hokkian di Penang, Malaysia. Dialek Hokkian di Medan sangat mirip dengan yang dilafalkan di Penang.
- Sedangkan orang Hokkian di pesisir timur Sumatra, misalnya Bagan Siapi-api, umumnya berasal dari Coanchiu. Dialek Hokkian yang mereka lafalkan sama dengan dialek Hokkian di Taiwan.
- Tiochiu adalah sebuah kabupaten di bawah provinsi Guangdong. Orang asal Snuatao, Snuaboi (Hailok Hong) dapat dikelompokkan sebagai orang Tiochiu. Tiochiu dibedakan dari Hokkian atau Konghu sebenarnya karena faktor dialek, yang mana walaupun masih tergolong kepada dialek Min (Hokkian), namun dipengaruhi sedikit oleh dialek Kanton. Kesamaan dialek Tiochiu dengan dialek Hokkian sekitar 50% dan dengan dialek Kantonis sekitar 40%.
- Khek bukan sebuah nama daerah, sesuai namanya Khek (Hakka) adalah pendatang di daerah pesisir tenggara Tiongkok. Etnis Khek tersebar di sebagian provinsi Fujian, Guangdong, Guangxi dan beberapa provinsi di utara. Daerah asal leluhur orang Khek di Indonesia mayoritas adalah Kabupaten Meizhou di provinsi Guangdong.
- Konghu adalah nama daerah sekitar Guangzhou di zaman dulu. Asal usul nama Konghu dapat dirujuk ke [ASM-4] Istilah Konghu medio Agustus 2005 di arsip milis ini. Orang Konghu dapat dikenali dari dialek Kanton yang dilafalkan sehari2.
Selain kelompok besar di atas, juga ada pendatang dari Hainan yang juga berdialek Hokkian. Soe Hok Gie misalnya, adalah berasal dari Hainan. Minoritas di Indonesia yang masih dapat ditemukan misalnya pendatang dari Hubei (Hopak), yang berdialek utara (Mandarin) dalam kehidupan sehari2.
PETA DAERAH ASAL LELUHUR TIONGHOA DI INDONESIA
Saya ada membuatkan peta sederhana untuk menunjukkan daerah asal leluhur Tionghoa Indonesia di provinsi Guangdong dan Fujian. Mudah2an dapat memberikan sedikit pencerahan bagi Bung Steve dan rekan2 lainnya yang ingin tahu. Saya lepaskan hak cipta peta ini kepada Forum Budaya Tionghua, siapapun berhak menggunakannya asal mencantumkan Milis Budaya Tionghua sebagai sumber gambar.
http://commons.wikimedia.org/wiki/Image:Peta_distribusi_asal_leluhur.jpg
DAERAH ASAL LELUHUR DAN TEMPAT LAHIR
Saya yakin, tidak ada satupun dari kita yang lahir di daerah di atas dan baru kemudian berimigrasi ke Indonesia. Oleh sebab itu, walaupun kita boleh mengetahui dan mencari tahu asal usul leluhur kita untuk menelusuri akar silsilah, yang lebih penting adalah kesadaran bahwa tempat lahir kita tetap masih adalah Indonesia dan bukan di daerah leluhur tadi. Ini jelas dan tak dapat diganggu gugat. Maksud dari saya akan paragraf ini adalah kesadaran untuk membedakan daerah asal leluhur dan tempat lahir sebagai tanah air. Ditanya saya orang mana, sering saya langsung teringat pada Binjai, Indonesia. Bila ditanya dari mana leluhur saya berimigrasi ke Indonesia, baru saya akan teringat kepada Tiochiu.
Tentu saja, bagi Tionghoa kelahiran Indonesia yang kemudian menjadi warga negara lain, ini lebih kompleks lagi dan kita kecualikan saja di sini. [1]