Budaya-Tionghoa.Net | Miyamoto Musashi (宫本 武 蔵) lahir 19 Mei 1586 di sekitar masa akhir Oda Nobunaga , juga dikenal sebagai Shinmen Takezo, Miyamoto Bennosuke, atau oleh nama Buddha Niten Dōraku. Musashi adalah seorang ronin, seorang seniman pedang Jepang dan mengembangkan gaya sendiri.Secara keseluruhan , Musashi telah melakukan 60 duel dan tidak terkalahkan. Dia adalah pendiri Hyōhō Niten Ichi-ryu atau Niten-ryu gaya pedang dan penulis Kitab Lima Elemen – The Book Of Five Rings (五 轮 书, Go Rin No Sho), Sebuah buku mengenai strategi, taktik, dan filsafat yang masih di pelajari banyak orang hingga saat ini.
|
Musashi merupakan legenda hidup sehingga kisah hidupnya merupakan kombinasi fakta sejarah dan mitos. Dalam bukunya sendiri Musashi mengatakan dirinya lahir di provinsi Harima. Sejarahwan Kamiko Tadashi menyebut Musashi adalah kelahiran Mimasaka , distrik Yoshino dan desa Miyamoto. Musashi dalam bukunya juga menjuluki dirinya sebagai “Shinmen Musashi no Kami Fujiwara no Genshin.” Ayahnya, Shinmen Munisai 新 免 无二 斎, adalah seniman yang cakap dan menguasai bela diri pedang. Munisai, adalah anak dari Hirata Shōgen 平 田 将 监, seorang pengikut Shinmen Kami, penguasa Benteng Takeyama, di distrik Yoshino Provinsi Mimasaka. Hirata ini diandalkan oleh Klan Shinmen, dan juga diperbolehkan menggunakan nama Shinmen.
Nama “Musashi” diperkirakan dan diambil dari nama seorang biarawan bernama Musashibō Benkei yang bertugas di bawah Minamoto no Yoshitsune, tapi ini belum dikonfirmasi. Dikatakan bahwa ada kemungkinan bahwa Musashi belajar bela diri di perguruan Ryu Yoshioka. Dalam buku Eiji Yoshikawa , nama Musashi diambil dari kanji aslinya sendiri, yang dapat dibaca 武 蔵 sebagai Takezo atau sebagai Musashi. Dan itu merupakan nama pemberian seorang wardlord pro Tokugawa setelah Musashi menjalani masa hukuman selama beberapa tahun. Guru spiritualnya adalah Takuan Soho. Itu menurut versi roman Eiji Yoshikawa.
Dalam bukunya Go Rin No Sho (The Book Of Five Elements) , Musashi menyatakan bahwa duel pertama pada usia tiga belas tahun melawan samurai bernama Arima Kihei yang penganut gaya Shinto-ryu dari Kashima. Gaya yang didirikan oleh Tsukahara Bokuden (b. 1489, d. 1571).
I have trained in the way of strategy since my youth, and at the age of thirteen I fought a duel for the first time. My opponent was called Arima Kihei, a sword adept of the Shinto ryū, and I defeated him. At the age of sixteen I defeated a powerful adept by the name of Akiyama, who came from Tajima Province. At the age of twenty-one I went up to Kyōtō and fought duels with several adepts of the sword from famous schools, but I never lost.—Miyamoto Musashi, Go Rin No Sho
Sumber lain adalah buku “Lone Samurai” oleh Scott Wilson , sebuah buku yang cukup komprehensif menelusuri Musashi baik dari sisi sejarah maupun mitos. Musashi di katakan menantang Arima Kihei yang sedang melakukan perjalanan untuk mengasah ketrampilannya. Di usia baru 13 tahun , Musashi telah berhasil mengalahkan Arima Kihei.
In 1596, Musashi was 13, and Arima Kihei, who was traveling to hone his art, posted a public challenge in Hirafuku-mura. Musashi wrote his name on the challenge. A messenger came to Dorin’s temple, where Musashi was staying, to inform Musashi that his duel had been accepted by Kihei. Dorin, Musashi’s uncle, was shocked by this, and tried to beg off the duel in Musashi’s name, based on his nephew’s age. Kihei was adamant that the only way his honor could be cleared was if Musashi apologized to him when the duel was scheduled. So when the time set for the duel arrived, Dorin began apologizing for Musashi, who merely charged at Kihei with a six-foot quarterstaff, shouting a challenge to Kihei. Kihei attacked with a wakizashi, but Musashi threw Kihei on the floor, and while Kihei tried to get up, Musashi struck Arima between the eyes and then beat him to death. Arima was said to have been arrogant, overly eager to fight, and not a terribly talented swordsman.—William Scott Wilson, The Lone Samurai
Wafatnya Hideyoshi Toyotomi meninggalkan kemelut politik di Jepang. Ishida Mitsunari , Toshie Maeda , Tokugawa Ieyasu adalah salah satu dari lima orang kepercayaan Hideyoshi. Pada masa ini lah Musashi meninggalkan desanya dan mulai bertualang. Jepang mulai terbagi dua kubu , barat dan timur. Barat adalah pro klan Toyotomi dipimpin oleh Ishida Mitsunari. Pasukan Timur di pimpin oleh Tokugawa Ieyasu. Dan meletuslah Perang Sekigahara, sebuah perang frontal yang akan menentukan sejarah Jepang di kemudian hari. Musashi terlibat dalam perang Sekigahara sebagai klan Shinmen yang pro Barat. Tapi keterlibatan Musashi tidak disebutkan dalam Go Rin No Sho. Dalam Eiji Yoshikawa , keterlibatan Musashi dan sobatnya , Matahachi merupakan pembuka kisah roman Musashi [ Eiji Yoshikawa] .