EPILOG
Setelah pertarungan dengan Sasaki Kojiro , Musashi melakukan perjalanan kembali di tengah kesimpangsiuran sejarah mengenai Musashi. Ada versi lain yang menyebutkan keterlibatan Musashi dalam Konflik Tokugawa dengan Klan Toyotomi yang sedang berada di pengasingan. Makin lama Klan Toyotomi mulai mengumpulkan kekuatan kembali dan di anggap oleh Tokugawa sebagai ancaman bagi perdamaian yang telah berhasil di ciptakan di seluruh negri.
Pada tahun 1615 ia memasuki layanan Ogasawara Tadanao (小 笠原 忠直) Provinsi Harima, di undangan Ogasawara, sebagai “Construction Supervisor,” setelah sebelumnya memperoleh keterampilan dalam kerajinan. Dia membantu membangun Akashi Benteng dan pada tahun 1621 untuk meletakkan luar organisasi kota Himeji. Dia juga mengajar seni bela diri selama tinggal, yang mengkhususkan diri dalam instruksi dalam seni shuriken-melempar. Selama periode ini pelayanan, ia mengadopsi anak.
Pada tahun 1621, Musashi mengalahkan Miyake Gunbei dan tiga ahli lainnya dari Togun-ryu di depan penguasa Himeji. Pada saat ini, Musashi mengembangkan sejumlah murid untuk Enmei-ryu. Di masa mudanya, Musashi telah menulis sebuah gulungan Enmei-ryu dan berisi tulisan tulisan teknik pedang Enmei-ryu “(Enmei-ryu Kenpo sho).円 / “En” berarti “lingkaran” atau “kesempurnaan”; 明 / “mei” berarti “cahaya” / “kejelasan”, dan 流 / “ryu” berarti “sekolah”. Nama diambil dari ide memegang dua pedang dengan cahaya sehingga membentuk lingkaran. Teknik yang di kembangkan adalah teknik dua pedang.
Pada tahun 1622, anak angkat Musashi, Miyamoto Mikinosuke menjadi pengikut Himeji. Dan Musashi memulai petulangan di Edo pada tahun 1623, di mana ia menjadi teman dengan sarjana Neo-Konfusian Hayashi Razan, yang merupakan salah satu penasehat Shogun. Musashi diplot untuk mengabdi kepada Shogun, tapi Shogunate Tokugawa saat itu sudah memiliki dua ahli ilmu pedang , Ono Jiroemon Tadaaki dan Yagyuu Munenori. Dia meninggalkan Edo di arah Oshu, berakhir di Yamagata, di mana ia mengadopsi anak kedua, Miyamoto Iori. Kedua kemudian melanjutkan perjalanan, akhirnya berhenti di Osaka.
Pada tahun 1633 Musashi mulai tinggal bersama Hosokawa Tadatoshi, daimyo Kumamoto. Di masa ini Musashi juga sempat mengalahkan spesialis tombak , Takada Matabei. Musashi resmi menjadi pengikut Klan Hosokawa pada tahun 1640. Dengan upah 300 koku, 17 pengikut dan kediaman di benteng Chiba.
Pada bulan kedua 1641, Musashi menulis sebuah karya yang disebut Hyoho sanju Go ( “Tiga puluh lima Petunjuk Strategi”) untuk Hosokawa Tadatoshi; Sementara itu anak angkatnya yang ketiga , Hirao Yoemon menjadi pejabat tinggi di perdikan Owari. Tahun 1643 ia mengundurkan diri ke sebuah gua bernama Reigandō sebagai seorang pertapa dan mulai intensif menulis Kitab Lima Lingkaran dan selesai di bulan kedua tahun 1645. Menjelang wafatnya , Musashi mewariskan harta dan salinan naskah Go Rin No Sho kepada murid terdekatnya , Terao Magonojo. Musashi meninggal dunia di gua Reigandō sekitar 13 Juni 1645
Pada saat kematiannya, Musashi telah mengencangkan ikat pinggangnya dan meletakkan wakizashi di dalamnya. Dia duduk dengan satu lutut vertikal mengangkat, memegang pedang dengan tangan kiri dan tongkat di tangan kanannya. Ia meninggal dalam posisi ini, pada usia enam puluh dua. Pengikut utama Hosokawa dan perwira lainnya berkumpul dan melaksanakan upacara. Kemudian mereka mendirikan sebuah makam di Gunung Iwato atas perintah Hosokawa.
Berikut ini silsilah pewaris ilmu yang diwariskan Musashi sampai sekarang.
1. Shinmen Miyamoto Musashi-No-Kami Fujiwara no Genshin (1584-1645)
2. Terao Kyumanosuke Nobuyuki (Motomenosuke) (寺尾求馬助) (1621-1688)
3. Terao Goemon Katsuyuki
4. Yoshida Josetsu Masahiro
5. Santo Hikozaemon Kyohide
6. Santo Hanbe Kiyoaki
7. Santo Shinjuro Kiyotake
8. Aoki Kikuo Hisakatsu
9. Kiyonaga Tadanao Masami
10. Imai Masayuki Nobukatsu
11. Iwami Toshio Gensho/ Kiyonaga Fumiya / Chin Kin (Taiwan)
12. Yoshimoti Kiyoshi (successor of Kiyonaga Fumiya) 1948-Now
***
Musashi menghabiskan waktu bertahun-tahun belajar Buddhisme dan ilmu pedang. Dia adalah seorang master seni untuk karya seninya. Musashi adalah seorang pematung , ahli kaligrafi , seorang arsitektur. Musashi mengikuti sisi artistik Bushido . Dia juga membuat berbagai lukisan bergaya Zen. Dalam Go Rin No Sho , Musashi menegaskan bahwa seorang samurai harus memahami profesi lain.
Buku Go Rin No Sho merupakan salah satu warisan bagi Jepang Modern. Sebuah karya art of war yang terus di pelajari hingga saat ini.
Shinmen Takezo
Tulisan ini merupakan tulisan lama saya di Bentara.Asia yang sudah tidak aktif dan http://parahyangan.wordpress.com/2010/03/30/musashi-miyamoto-ronin-yang-tidak-terkalahkan/
Budaya-Tionghoa.Net |
Referensi :
1. Scott Wilson , “Lone Samurai , The Life Of Miyamoto Musashi “
2. Eiji Yoshikawa (Hard Cover) , “Musashi” , Gramedia
3. Miyamoto Musashi , “The Book of Five Ring “
Pihak yang ingin mempublikasi ulang tulisan dalam web ini diharapkan untuk menyertakan link aktif : www.budaya-tionghoa.net atau link aktif yang berada didalam tulisan atau membaca lebih jauh tentang syarat dan kondisi . Mempublikasi ulang tanpa menyertakan tautan internal didalamnya termasuk tautan luar , tautan dalam , catatan kaki , referensi , video , picture , sama dengan mengurangi konten dalam tulisan ini.