PERIODE NARA
Sekte Hosso (Yogacara) atau disebut sebagai sekte Faxiang dikembangkan oleh murid Xuanzang (Hsuan-tsang) yang paling berbakat yaitu Kuei-chi merupakan salah satu dari enam sekte agama Buddha di Jepang pada periode Nara. Sekte Hosso dibawa ke Jepang oleh biksu Dosho dan memiliki dua biara yang terkenal di nara yaitu Kofukuji dan Horyuji yang didirikan oleh Pangeran Shotoku pada abad ke-7. Enam sekte agama Buddha tersebut adalah sbb: Kegon (Hua-yen), Ritsu (Vinaya), Jojitsu (Satyasiddhi), Kusha (Abhidharma), Sanron (Madhyamika) dan Hosso (Yogacara / Faxiang). Kesemua sekte ini berasal dari Tiongkok.
Sekte Ritsu adalah sekte yang diperkenalkan oleh biksu Chien-chen / Jianzhen (Ganjin) dari Jiangsu, Tiongkok yang buta, ia diundang datang ke Jepang untuk mengajar Buddhisme dan tiba pada tahun 754 setelah gagal lima kali usahanya untuk datang mencapai ke Jepang. Chien-chen mendirikan biara Toshodaiji, murid Chien-chen yang dibawa dari Tiongkok membuat patung dari lacquer untuk mengabadikan beliau pada abad ke-8, sampai kini orang dapat melihat patung ini di biara tersebut. Sekte Ritsu dalam sejarah Buddha Jepang adalah sekte yang terakhir dari enam sekte tersebut yang dibawa ke Jepang.
Selam periode Nara banyak biara yang dibangun, bangunan-bangunan sakral tersebut mengikuti Arsitektur Tang seperti biara terkenal Todaiji (terkenal dengan patung besar Buddha -Nara Daibutsu) dan biara Horyuji yang dibangun dengan bahan dari kayu dan berdiri sampai kini, biara Horyuji adalah bangunan yang dianggap tertua didunia yang dibuat dari kayu. Bangunan-bangunan yang bergaya arsitektur Tang lebih banyak dijumpai di Jepang daripada di Tiongkok sendiri, hal ini disebabkan oleh peperangan-peperangan atau bencana alam yang sering melanda Tiongkok dan bangunan-bangunan dari kayu lebih mudah terbakar.
Pada periode Nara, pengikut sekte-sekte ini masih dikalangan golongan elit penguasa dan bangsawan dan belum merakyat, karena ritualnya masih rumit, perlu pengetahuan yang mendalam untuk mempelajarinya dan teks-teks ajaran Buddhanya masih menggunakan bahasa Mandarin klasik serta tidak praktis.
[Foto Ilustrasi (by Admin) : KENPEI , ” 日本語: 薬師寺 東塔” , 13 September 2008 , Creative Commons ]