Budaya-Tionghoa.Net | Lembah Liao adalah jantung dari kawasan oleh apa yang disebut Barat sebagai Manchuria. Suatu kawasan yang terdiri dari hutan , stepa dan lahan pertanian. Kawasan ini memanjang dari sungai Amur , Heilongjiang termasuk juga kawasan administratif dinasti Ming di semenanjung Liaodong. Di timur kawasan ini mencapai laut Jepang dan perbatasan Korea. Di barat kawasan ini berbatasan dengan Jehol, memanjang dari Great Wall ke daerah pastoral Mongolia di lereng pegunungan Khingan.
|
Jehol menjadi kawasan strategis karena hampir semua aktivitas Tiongkok di Manchuria melalui kawasan ini. Selama masa Dinasti Ming, kawasan ini merupakan tempat tinggal beberapa grup etnik di Mongolia Timur yang dalam catatan Tiongkok , bisa dipadankan dengan istilah Tatars, termasuk juga Jurchen. Etnis utama di Manchuria adalah Jurchen, suatu kelompot etnis yang mendirikan Dinasti Jin di abad 12 [1115-1234 M] . Di masa Ming berkuasa ada tiga grup utama Jurchen : Yeh Nuchen, Hai-hsi Jurchen dan Chien-chou Jurchen. Mereka juga sering dikelompokkan dengan identitas kolektif sebagai Yeh-jen.
Saat Dinasti Yuan jatuh [1267-1368] , beberapa kantong kekuatan Mongol masih ada di kawasan Manchuria. Seorang pemimpin lokal , Nahacu yang masih setia pada Dinasti Yuan menginvasi Liaotung di tahun 1375 . Invasi ini dapat digagalkan oleh kekuatan Ming. Untuk mencegah ancaman Mongol di utara yang masih potensial , pemerintah Ming kemudian membentuk pemerintahan militer dengan membagi area dibawah 25 pengawal yang diawasi oleh Komisi Militer Regional di Liaoyang.
Di tahun 1388 , setelah Ming mengalahkan Nahacu , pemerintah Ming dibawah kaisar pertamanya mengirim misi ke area Shan-hsing[Ilan Hala] dan membina kontak dengan Jurchen. Kaisar berikutnya , Yunglo [1402-1424] mengirim berbagai misi ke beberapa suku Jurchen . Beberapa misi itu terkadang dipimpin oleh keturunan Jurchen sendiri. Misi khusus ditujukan kepada suku Jurchen yang kuat seperti Huligai dan Odoli. Di tahun 1403 , kepala suku Huligai , Ahacu tunduk pada Dinasti Ming disusul pengakuan Ming terhadap Ahacu sebagai pemimpin dari pengawal Chien-chou [Chin-chou wei] . Di tahun 1405 , pemerintah Ming juga membentuk pengawal Mao-lien ke kawasan barat laut Huining , dibawah kepemimpinan anak Ahacu.
Pemerintah Ming juga melakukan pendekatan dengan Mongke Temur , kepala suku Odoli , salah satu suku kuat Jurchen selain suku Huligai. Mongke Temur menjadi Pengawal Kiri Chien-chou. Mongke Temur juga menerima marga tiongkok , T’ung, sebuah nama yang dikemudian hari digunakan oleh Nurhaci untuk mengklaim keturunan dari Mongke Temur. Di tahun 1442 , masalah suksesi muncul antara dua keturunan dari Mongke Temur , Cungsan dan Fanca , membuat perpecahan diantara Pengawal Kiri Chien-chou. Cungsan kemudian mewarisi kedudukan sebagai pemimpin Pengawal Kiri Chien-chou dan Fanca menjadi pemimpin Pengawal Kanan Chien-chou. Untuk mengawasi suku-suku Jurchen yang lain , pemerintah Ming mendirikan Komisi Regional Militer Nurgan di dekat sungai Amur. Karena alasan berbiaya tinggi , komisi ini dibubarkan di tahun 1435. Karena hal ini , Ming kehilangan kontrol dengan suku2 Jurchen yang ada di kawasan paling utara.
Dinasti Ming tidak melakukan aksi pendudukan terhadap kawasan Jurchen, tidak juga menarik pajak pada populasi Jurchen. Kepala suku yang mendapat gelar militer dianggap sebagai pejabat Ming. Sebagai gantinya , kepala suku Jurchen memberikan tribute terhadap penguasa Ming. Praktek penganugrahan gelar kepada pemimpin lokal diluar kawasan Tiongkok [China Proper] bukan hal yang baru . Tapi intensitas praktek di masa awal Dinasati Ming ini adalah hal yang baru. Dari 384 unit pengawal yang tercatat dalam catatan Ming , lebih dari sepertiga gelar tersebut terjadi di antara tahun 1368-1426. Karena sifat Jurchen yang nomaden , wilayah teritorial mereka bisa berubah-rubah setiap saat , bisa bertambah luas , bisa menyusut seiring praktek nomaden
Kepentingan Dinasti Ming berbenturan dengan aktivitas Korea yang bertujuan untuk memperluas pengaruh mereka di perbatasan Manchuria. Korea sendiri adalah bagian dari sistem tribute Ming , yang paling berharga. Juga dengan mempertimbangkan perimbangan kekuatan kawasan [Korea-Manchuria]. Hubungan Korea dengan Jurchen adalah miniatur dari hubungan Ming dengan Jurchen. Kepala suku Jurchen juga menerima pengakuan formal dari Korea dan beberapa diantara elite Jurchen juga mengabdi sebagai pengawal elite Korea. Dari hubungan segitiga Ming-Korea-Jurchen ini posisi Ming lebih tinggi. Hubungan segitiga ini berfluktuasi setiap saat dan tidak menjamin perdamaian begitu saja. Konflik perbatasan bisa terjadi kapans saja. Hanya saja , Jurchen belum menjadi ancaman potensial karena belum melahirkan pemimpin yang kuat [yang baru muncul kemudian di masa akhir Dinasti Ming].
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua
Photo : http://www.allempires.net/why-was-europe-first_topic14829_page5.html