Budaya-Tionghoa.Net | Secara garis besar di masa Qianlong hidup [1711-1799] dan berkuasa [1736-1795] , dinasti Qing mencapai titik puncak kurva keagungan dan kemudian terjun bebas ke titik nadir. Semua sumber daya yang susah payah dihimpun ayahnya kaisar masa Yongzheng dihambur-hamburkan untuk memuaskan ego pribadi sang kaisar yang mau mengulang keagungan kakeknya kaisar masa Kangxi.
Secara militer, sistem 8 bendera Manzhu sudah jadi orang kaya yang kebanyakan foya-foya. Pasukan Manzhu yang dulu terkenal akan kehebatannya berperang sekarang menjadi politikus dan panglima di balik meja. Yang dihandalkan sekarang adalah pasukan standar bendera hijau yang isinya adalah orang-orang Han.
Secara teknologi, Qing melanjutkan pola Ming yang menolak teknologi baru dari luar dan malah secara teknologi Qing semakin mundur dibanding Ming. Kemunduran ini terlihat di kampanye perang terhadap Uighur di mana pasukan Qing menemukan persediaan peluru meriam yang bisa meledak dari jaman Ming. Ketika itu teknik pembuatan peluru jenis ini telah hilang dimakan waktu, hanya ada peluru meriam bola besi biasa.
Jadi militer Qing masa Qianlong itu ibarat cahaya lilin yang sudah mau padam, menyala terang untuk terakhir kalinya. Menurut saya pribadi, puncak militer Tiongkok dahulu itu ada di awal masa Ming.
Karena faktor kebutuhan melawan Mongol dan mengukuhkan kembali kekuasaan atas Tiongguan, dinasti Ming pada masa awal menghasilkan teknik-teknik dan strategi baru dalam berperang. Salah satu bukti konkritnya adalah buku petunjuk senjata api berjudul “Huo Long Jing” yang ditulis oleh Liu Bowen.
Dalam Huo Long Jing banyak jenis-jenis senjata api yang dipakai, mulai dari yang peninggalan masa Song sampai dengan senjata baru, termasuk perbaikan pada roket masa Song yang hanya 1 tingkat menjadi roket banyak tingkat di masa Ming.
Sedangkan untuk Qing, puncak militer mereka justru di masa awal sistem 8 bendera. Baik Nuerhaci, Hongtaiji maupun Dorgon semuanya pemimpin besar yang bersedia mengadopsi sistem dari luar yaitu sistem Tiongkok (termasuk senjata api), juga mengadopsi sistem meriam dari Portugis (Hong Yi Pao).
Henyung
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua