Budaya-Tionghoa.Net | “Seorang pria tua, tukang becak , memberikan donasi sebesar 350.000 RMB , untuk 300 siswa miskin … … ‘ketika semua kata-kata yang terhubung bersama-sama,kita sulit memahami , bagaimana ketekunan , keteguhan , cinta dan amal kehidupan orang tua dalam kondisi seperti itu . Bagaimana mungkin ? Orang tua yang murah hati itu adalah Bai Fangli.
|
Bai Fangli mulai mengambil jalan lain pada usia 74 tahun.
“Uang dibutuhkan bagi siswa untuk pergi kesekolah. Uang dibutuhkan oleh pihak sekolah untuk mempertahankan guru. Uang juga dibutuhkan untuk membangun kembali kelas yang lama. ”
追忆 白芳礼: 坎坷 一生 大 爱 无言 (组图)
Bai Fangli menjalani gaya hidup yang sederhana dan makan seadanya. Bai mulai memberikan perhatian pada pendidikan anak-anak ketika mulai memutuskan pensiun di usia 74 tahun , 1987. Pada saat itu Bai kembali kekampung halamannya di Changxia County, Hebei. Sekelompok anak yang berker ia mulai bantuan pendidikan pada tahun 1987, ketika dia 74 tahun. Pada tahun itu, Bai kembali ke kampung halamannya di Changxia County, Provinsi Hebei saat ia siap untuk pensiun dan mengucapkan selamat tinggal kepada becaknya. Sekelompok anak yang bekerja di lapangan membangkitkan perhatiannya. Kemudian, ia menyadari bahwa anak-anak tidak pergi ke sekolah karena mereka tidak memiliki dana , bukan karena anak nakal. Sekolah tidak mampu untuk mengumpulkan iuran, dan tanpa uang, itu tidak dapat mempertahankan guru dan tanpa guru, bagaimana bisa para siswa belajar? ““Uang dibutuhkan bagi siswa untuk pergi kesekolah. Uang dibutuhkan oleh pihak sekolah untuk mempertahankan guru. Uang juga dibutuhkan untuk membangun kembali kelas yang lama. “Bai Fangli terus memikirkan hal tersebut saat terjaga di malam hari. Dia mengingat bahwa dia sendiri dulu meninggalkan Tianjin karena kemiskinan , dan beberapa dekade kemudian , kampung halamannya tetap miskin. Bagaimana mungkin anak-anak tersebut dapat merubah kehidupan mereka tanpa pendidikan? Akankah kita ingin menyaksikan anak-anak tersebut tetap tidak berpendidikan seperti pendahulu mereka?
Bai Fangli kemudian kembali ke Tianjin dan kembali berkerja. Dia mengayuh becak sekali lagi dan mendonasikan uang pensiunnya sebesar 5000 RMB untuk membantu pendidikan. Bai Fangli memulai kembali di usia 74 tahun.
HAMBATAN DARI KELUARGA
“Ayah sudah begitu tua dan Ayah masih memiliki anak-anak. Mengapa ayah tidak tinggal dirumah untuk menikmati hidup yang nyaman setelah berkerja keras sekian lama dan tidak memiliki kehidupan yang mudah sampai sekarang.” Anaknya mencoba membujuknya.
“Saya memiliki kekuatan untuk melakukannya, dan itu membuat saya senang untuk mendapatkan uang untuk siswa dengan mengemudi becak saya.” Bai tetap keras kepala
Pada saat itu , Bai pergi dipagi hari dan tidak akan kembali ke rumah sampai jam 11 malam , baik di musim panas maupun musim dingin. Sehari-hari , anak-anaknya yang khawatir akan menunggu dia . Mereka tidak akan beristirahat sampai melihat ayah mereka kembali ke rumah. Namun tidak peduli bagaimanapun sang anak membujuk ayahnya atau bahkan mencoba menghentikannya, kakek tua itu seolah menutup telinganya. Akhirnya sang anak menyerah. “Biarkan dia melakukannya kalau dia merasa bahagia. Jika dia tidak suka , dia akan kembali kekehidupannya yang nyaman Dengan tetap berkerja keras di usia yang sudah sangat tua, Bai Fangli mendapatkan uang untuk disumbangkan kepada organisasi pendidikan dasar dan menengah di China Youth Development Fund and Children’s Palace in Hebei District, Tianjin.
“Uang yang disumbangkan oleh Kakek Bai penuh keringat dan kerja keras, dan kita tidak bisa membiarkannya sia-sia”
Pada tanggal 1 September, pemerintah memberi penghargaan terhadap Bai Fangli sebagai model warga yang mendukung pendidikan. “Warga Model Mendukung Pendidikan” di Daguangting , Chuangxian County, Provinsi Hebei.
Kemudian, untuk meningkatkan usahanya untuk membantu siswa , Bai pindah ke sebuah kamar sederhana di dekat Stasiun Kereta Api Tianjin Timur. Pada saat itu, ia menunggu untuk calon penumpang 24 jam sehari dan tetap hidup sederhana . Sumbangannya kemudian dikirim kepada siswa miskin di Sekolah Menengah Tinggi Hongguang, Nankai University, Tianjin University.
Ketika Bai mulai menyumbangkan dana, Bai tidak meminta tanda terima. Menurutnya, penerimaan itu tidak berguna jika sumbangan itu yang diperlukan. Namun, organisasi penerima sumbangan mencatat dengan jelas. “Uang yang disumbangkan oleh Kakek Bai penuh keringat dan kerja keras, dan kita tidak bisa mengecewakannya. Selain mencatat penggunaan sumbangan, mereka juga mengadakan acara untuk mendistribusikan sumbangan Bai. Selama acara, Bai bisa melihat siswa menerima sumbangan dan mendengarkan mereka melaporkan hasil belajar mereka. Hal ini memberikan kenyamanan bagi Bai .
Orang Biasa Yang Juga Punya Keraguan
Bai memiliki pendirian yang teguh selama beberapa dekade yang juga merupakan kekuatan yang membuat dia sanggup mengatasi segala kesulitan , seperti kesalahpahaman dan juga ketidaksetujuan?Yang Junye , kepala Asosiasi Tianjin berkata bahwa Bai adalah figur yang sederhana dan dan berbudi.Tidak memiliki alasan lain dalam usahanya membantu pendidikan anak-anak. Yang , berusia 20 tahun lebih muda dari Bai , tetapi merupakan seorang pemimpin yang dapat berteman dengan lintas generasi.
Dalam perjalanan panjang untuk membantu pendidikan anak , Bai berkata kepada Yang apa yang selama ini meragukannya. “Bai adalah seorang yang keras kepala , dia keras dalam memegang komitmennya ketika mengambil satu keputusan. Tetapi dia juga orang biasa , mempunyai kerisauan dan juga keraguan.”
Di tahun 1998 , untuk mengikuti kebijakan daerah , Bai memberikan donasi langsung ke beberapa sekolah sebesar 20 ribu RMB. Suatu hari , saya mendengar seseorang memanggilku di stasiun kereta api. Saya berpaling dan melihat seorang kakek tua yang kurus. Sesaat kemudian saya mengenalnya sebagai kakek Bai. Dia begitu kurus dan berubah banyak . Bai mengatakan kepada saya ” Lembaga telah tutup , tetapi saya tidak mau pergi. Saya belum makan selama beberapa hari dan saya tidak sanggup mendukung para siswa. Saya tidak mau hidup.” Apa yang dikatakan Bai sangat mengejutkan Yang .
Yang kemudian membawa Bai kerumahnya dan menghiburnya. “Adalah hakmu untuk membantu pendidikan dan juga hakmu untuk mengikuti kebijakan daerah. Saya mendukungmu , tetapi kamupun harus membuka pikiranmu. Saya akan mencari reporter untuk melaporkan apa yang telah kamu lakukan selama ini sehingga setiap orang dapat belajar dari teladanmu. Kamu harus berjanji pada saya untuk hidup sampai 100 tahun umurmu.”
Bai kemudian terbuka pikirannya dan menemukan harapan–bahwa ada begitu banyak siswa miskin yang memerlukan bantuannya. Bai memutuskan untuk menjadi model untuk diteladani oleh lebih banyak orang. Bagaimana bisa berhenti sampai di tahap ini? Bai kemudian tetap melanjutkan dukungannya terhadap pendidikan.
Setiap saat Bai mengantarkan donasinya ke Hongguang Middle High School , para siswa berhadap Bai panjang umur.
Saran Yang , mulai membuahkan hasil. Reportase tentang Bai mulai bermunculan. Dia memenangkan beberapa penghargaan dan menghadiri lebih banyak lagi pertemuan demi pertemuan dan mengumpulkan sen demi sen untuk tetap disalurkan.
Di tahun 2000 , Bai terjatuh dari becaknya dan terluka tangannya. Bai tidak kerumah sakit melainkan meneruskan mengayuh becak untuk menghasilkan uang. Anak perempuan Bai berusaha membujuk ayahnya untuk kerumah sakit. Kondisi Bai tidak memungkinkan lagi untuk mengayuh becak dan Bai berhenti dari pekerjaannya untuk membantu pendidikan. Bai tetap berpikir “Saya akan melanjutkan pekerjaan ini ketika saya pulih.” Selain dukungannya terhadap pendidikan , Bai juga memberikan donasi untuk rumah peristirahatan bagi orang tua.
Di tahun 2000 , akhirnya Bai mengucapkan selamat tinggal kepada sahabatnya , sang becak , dan kembali kerumah untuk beristirahat.
The Tianjin Resthome kemudian mengatur sebuah ruang dengan standar tinggi khusus untuk Bai dan mengangkat satu staff khusus untuk merawatnya. Masyarakat berkata “Anda telah menjalani hidup yang keras ,dan sekarang saat anda begitu tua , kita harus mengembalikan pengabdian ini kepada anda . Dan juga demi kenyamanan para siswa yang hendak melihatmu.”.
Bai tidak terbiasa dengan pelayanan ini dan sering berkata kepada staffnya , “Anda beristirahat saja , saya dapat mengurus diri sendiri. Bai berpikir bahwa dirinya merepotkan orang lain. “Saya tidak melakukan apapun , tetapi pemerintah memberikan perhatian kepada saya dan membawa saya kesini dan juga membawa kesulitan bagi anda untuk merawat saya.”
Bai kemudian kembali ke rumah anak perempuannya , Bai Jianfeng. Sekembalinya kerumah , Bai tidak berhenti berkerja . Bai menemukan beberapa pemberitaan tentang dirinya di berbagai media dan mengaturnya kedalam suatu buku
EPILOG
Kakek Bai mengayuh becak dengan penampilan seperti seorang pengemis. Bajunya , sepatunya , kaus kakinya dan dari ujung kaki hingga atas kepala tidak cocok satu sama lain. Bai tidak pernah membeli baju. Baju yang dia kenakan berasal dari baju dari masyarakat yang dilemparkan kepadanya. Topinya dipungut dari keranjang sampah. Selain soal kebutuhan sandang , Bai juga menghemat kebutuhan pangannya dengan diet sederhana. Kalau perlu Bai bisa melahap roti dan daging yang telah dingin. Keluarganya dimasa Bai masih aktif sudah berusaha membujuknya tetapi Bai tetap keras kepala. Apa salahnya dengan makanan ini ? Makanan ini merupakan hasil dari kerja keras para petani. Masyarakat melemparnya dan saya memakannya. Bukankah ini adalah cara untuk mereduksi sampah?
Kakek Bai juga diduga sudah mengayuh becak dengan akumulasi jarak mengelilingi garis khatulistiwa sebanyak 18 kali. Mr Bai tidak mengharapkan motif apapun dari kerja kerasnya. Uang yang dia donasikan masuk ke sekolah dan siswa yang membutuhkan. Seseorang pernah berusaha mencatat daftar siswa yang pernah menerima bantuan dari kakek Bai, tetapi orang tersebut hanya menemukan satu fotograf kakek Bai bersama beberapa anak kecil. Kakek Bai berharap bahwa anak-anak yang menerima bantuan itu dapat belajar tekun , mendapat pekerjaan yang baik , menjadi orang yang baik dan mengembalikannya kepada negara.
Di Tahun 2001 , Bai Fangli mendonasikan uangnya yang terakhir. Saat itu kakek Bai sudah berusia hampir 90 tahun . “Saya tidak sanggup lagi berkerja dan tidak dapat mendonasikan lebih banyak uang lagi”. Untuk pertama kalinya Bai Jianfeng , puterinya mendengar ayahnya berbicara seperti itu.
Ditahun 2005 . Bai Fangli wafat.
Budaya-Tionghoa.Net | Portal Budaya Tionghoa
REFERENSI :
- http://www.fupin.org.cn/ , “Bai Fangli, A Role Model for All of Society to Work at Poverty Reduction” , 2007