Budaya-Tionghoa.Net | Etnis Adi dikenal juga sebagai Aborsa , Abuits , Aduits dan Tanis. Merupakan sebuah grup etnis dengan jumlah sekitar 40 ribu orang. Sebagian besar orang Adi berada di wilayah India dan sebagian kecil berada di wilayah Tiongkok.
|
Etnis Adi dapat dijumpai di Arunachal Pradesh, yang merupakan wilayah India yang terletak disekitar perbatasan Myanmar dan Tibet.Mereka terbagi lagi menjadi subgrup etnis seperti Aka , Padam , Minyong, Pangi , Shimong , Mimat , Ashing , Pasi , Karko , Bokar, Bori , Ramo , Pailibo , Milang , Tangam , Tangin , Gallong.
Ollson menyebutkan bahwa diantara subgrup tersebut, Padam , Minyong dan Shimong memiliki jumlah yang relatif besar daripada subgrup lain. Beberapa wilayah Burma , Sichuan , Tibet juga terdapat beberapa etnis Adi.
Sumber BBC menyebutkan bahwa masyarakat Adi ini terbagi kedalam dua divisi , Bogum dan Onai dan mereka terbagi lagi menjadi beberapa subdivisi. Demokrasi berkembang dan segala keputusan penting dalam satu desa Adi diambil oleh dewan desa atau disebut Kebang.
Setiap desa Adi dianggap satu otonomi politik dengan satu dewan desa. Grup desa kemudian bergabung bersama membentuk satu bango [multivillage political council]
Orang Adi punya reputasi sebagai ksatria yang tangguh tapi jaman terus berubah dan mereka terpencil dari perkembangan sekitar. Arti kata “Adi” sendiri adalah orang gunung .
Bahasa Adi termasuk dalam rumpun bahasa Tibeto-Burman yang terbagi lagi dalam beberapa sub-dialek. Secara historis , merupakan masyarakat yang dominan secara politis di kawasan perbatasan India. Memiliki pengaruh politik dan militer di kawasan pegunungan dari Tibet ke Assam dan mengatur sejumlah tribut dari grup etnik disekitar mereka. Inggris yang kemudian menguasai India sempat berurusan dengan etnis Adi ini tetapi Inggris mendapat pengalaman pahit atas usaha menundukkan etnis ini.
Masyarakat Adi hidup sebagai petani kecil yang mempraktekkan sistem pertanian tradisional , “slash & burn” . Karena siklus produktif tanah , mereka merelokasi desa mereka setiap beberapa tahun sekali. Komoditas pertanian mereka adalah padi , jagung , tembakau, jahe , labu .
Mereka juga berternak hewan yang disebut Mithun , sebuah mahluk herbivora yang mirip antara banteng dan sapi. Hewan ini dikonsumsi untuk festival . Ukuran kemakmuran orang Adi juga bisa dilihat dari jumlah Mithun mereka.
Mereka membangun desa mereka didaerah yang berbukit dan berlereng pada satu sisi untuk akses yang mudah ke sungai dan juga untuk pertahanan mereka terhadap kemungkinan gangguan dari musuh. Tempat pemukiman dibangun dalam bentuk kolom.
Masyarakat Adi menganut sistem patrilineal dan terbagi kedalam beberapa sub-clan. Mereka juga menganut sistem poligami . Kaum pria dan anak laki-laki punya semacam asrama dalam desa yang disebut Moshup , sementara kaum perempuan punya semacam asrama yang disebut Raseng. Di Asrama ini , pemuda-pemuda Adi mempelajari kewajiban dan tradisi mereka
Menurut Ollson , sistem kepercayaan tradisional mereka adalah dewa-dewa mereka , seperti Seti – Dewa Bumi , Melo – Dewa Langit , Epom anak dari Robo yang dianggap sebagai bapak dari segala roh jahat.Orang yang meninggal secara tidak alami akan menghuni dunianya Epom dan akan membawa malapetaka bagi manusia. Sementara itu , Benji Bama adalah roh yang dapat menghadapi kekuatan Epom.
Sedangkan menurut BBC , dewa tertinggi mereka adalah Dionyin-Polo yang berkaitan dengan matahari dan bulan. Hampir setiap desa mempunyai miri (seperti shaman) . Di musim semi , orang Adi menyelenggarakan Festival Aran . Kaum lelaki di desa menghilang selama beberapa hari untuk permainan berburu di hutan dan juga ritual persembahan dengan mengorbankan mithun.
Di masa modern orang Adi mulai mendapat pengaruh Buddhist dan Kristen. Meningkatnya jaringan listrik di pemukiman mereka membuat mereka berkenalan dengan kultur2 populer yang dibawa oleh tayangan televisi.
REFERENSI :
- Olson , “An Ethnohistorical Dictionary China”
- BBC , ” Adi Tribe” ,
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa